Memiliki buah hati adalah dambaan bagi beberapa pasangan setelah menikah. Tetapi, sebagian mungkin mengalami kondisi kesehatan yang menyebabkan kesulitan untuk memiliki anak. Beberapa upaya bisa dilakukan, salah satunya dengan proses bayi tabung. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Mam!
Apa itu Bayi Tabung?
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah prosedur medis yang membantu pasangan yang sulit memiliki anak karena mengalami gangguan kesuburan. Proses kehamilan dimulai ketika sel telur yang matang dibuahi oleh sperma di saluran indung telur.
Jika sel telur yang sudah dibuahi ini menempel di dinding rahim, normalnya janin akan mulai tumbuh di rahim, serta dilahirkan 9 bulan kemudian. Pada kondisi di mana proses pembuahan tidak dapat berjalan normal, prosedur bayi tabung bisa dilakukan untuk membantu pasien wanita agar bisa hamil.
Bagaimana Prosedur Bayi Tabung?
Prosedur bayi tabung dilakukan dengan menggabungkan sel telur dan sperma di laboratorium. Setelah penggabungan, sel telur yang sudah dibuahi (ovum) akan diletakkan kembali di rahim untuk menciptakan kehamilan.
Namun, sebelum menjalani prosedur bayi tabung, ada serangkaian tes yang akan dilakukan oleh dokter, yaitu:
- Penilaian hormon
- Cadangan sel telur
- Organ kandungan
- Sistem imun
- Pencegahan terhadap infeksi khusus
- Penilaian kualitas sperma
Siapa Saja yang Bisa Menjalani Prosedur Bayi Tabung?
Prosedur bayi tabung dapat disarankan kepada pasien yang tidak kunjung hamil bahkan setelah menjalani program hamil dan inseminasi buatan. Selain untuk mendapatkan kehamilan, prosedur bayi tabung juga bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kelainan genetik yang diderita oleh orang tua menurun kepada janin.
Ditulis di situs WebMD, prosedur bayi tabung biasanya disarankan bagi pasangan suami istri yang menginginkan momongan, tetapi memiliki kondisi berikut:
- Terdapat sumbatan atau kerusakan pada saluran indung telur (tuba falopi)
- Pernah menjalani operasi pengangkatan atau sterilisasi tuba falopi (ligasi tuba)
- Mengalami gangguan ovulasi yang menyebabkan sel telur jarang atau tidak diproduksi
- Menderita endometriosis, yaitu jaringan dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar dinding rahim
- Menderita miom, yaitu tumor jinak di dinding rahim yang bisa mengganggu penempelan dan pertumbuhan embrio di dalam rahim
- Mengalami gangguan pada fungsi, bentuk, dan produksi sperma, seperti kelainan bentuk dan ukuran sperma (teratospermia), pergerakan sperma yang lemah (asthenospermia), atau produksi sperma yang kurang (oligospermia)
- Menderita gangguan kesuburan yang tidak jelas penyebabnya
Baca juga: Tanda Kehamilan Bisa Dilihat dari Raut Wajah? Ini Faktanya!
Faktor Keberhasilan Proses Bayi Tabung
Tingkat keberhasilan program bayi tabung dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
- Usia: Tingkat keberhasilan bayi tabung jauh lebih tinggi pada wanita di bawah usia 35 tahun. Semakin bertambah usia wanita yang akan menjadi tempat embrio berkembang, tingkat keberhasilan bayi tabung juga akan semakin menurun.
- Kualitas sel sperma: Kuantitas dan kualitas sel sperma juga memengaruhi tingkat keberhasilan bayi tabung.
- Metode serta teknologi yang digunakan: Metode dan teknologi yang digunakan dalam prosedur bayi tabung juga memengaruhi tingkat keberhasilan bayi tabung.
- Menanamkan embrio lebih dari satu: Menanamkan lebih dari satu embrio dapat meningkatkan peluang keberhasilan bayi tabung.
- Menerapkan gaya hidup sehat: Gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok, dapat meningkatkan peluang keberhasilan bayi tabung.
Melansir laman American Pregnancy Association, di Amerika Serikat, tingkat kelahiran hidup untuk setiap siklus IVF dimulai adalah perkiraan:
- 41-43% untuk wanita di bawah usia 35 tahun
- 33-36% untuk wanita usia 35 hingga 37 tahun
- 23-27% untuk wanita usia 38 hingga 40 tahun
- 13-18% untuk wanita usia di atas 40 tahun
Meskipun tingkat keberhasilan bayi tabung cukup tinggi, prosedur ini tetap memiliki peluang kegagalan yang tidak bisa dibilang kecil.
Baca juga: Makan Tomat saat Hamil, Cegah Bayi Lahir Cacat?
Risiko Proses Bayi Tabung
Mayo Clinic menyebutkan program bayi tabung memiliki beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini. Beberapa risiko yang mungkin terjadi adalah:
1. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium
Kondisi ini terjadi ketika terjadi penumpukan cairan di perut dan dada. Gejala yang mungkin terjadi meliputi sakit perut, kembung, berat badan meningkat dengan cepat, buang air kecil berkurang meskipun minum banyak cairan, mual, muntah, dan sesak napas.
2. Keguguran
Tingkat keguguran pada wanita yang hamil menggunakan IVF sekitar 15 – 25 persen, angka tersebut meningkat seiring dengan usia Mama.
3. Kehamilan Ektopik
Sekitar 2-5 persen wanita yang menjalani program bayi tabung, bisa mengalami kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), saat sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat bertahan hidup di luar rahim, dan tidak ada cara untuk melanjutkan kehamilan.
4. Cacat Lahir
Usia Mama adalah faktor risiko utama perkembangan cacat lahir. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah bayi yang dikandung dengan menggunakan IVF dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu.
5. Kanker
Terdapat beberapa penelitian awal yang menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara obat tertentu yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan sel telur (pemberian obat pada saat program bayi tabung), dan perkembangan jenis tumor ovarium tertentu.
Namun, penting untuk diingat bahwa risiko-risiko tersebut tidak selalu terjadi pada setiap pasien yang menjalani program bayi tabung. Sebelum memutuskan untuk menjalani program bayi tabung, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan.
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Ketahui Tingkat Keberhasilan dan Kegagalan IVF atau Bayi Tabung Sebelum Melakukannya. URL: https://www.alodokter.com/ketahui-tingkat-keberhasilan-dan-kegagalan-ivf-atau-bayi-tabung-sebelum-melakukannya (diakses 24/1/2024)
2. Faktor Pendukung Keberhasilan Bayi Tabung yang Perlu Diketahui. URL: https://www.morulaivf.co.id/id/blog/faktor-pendukung-keberhasilan-bayi-tabung-yang-perlu-diketahui/ (diakses 24/1/2024)
3. Sekilas Mengenai Prosedur Bayi Tabung. URL: https://www.alodokter.com/sekilas-mengenai-prosedur-bayi-tabung (diakses 24/1/2024)
4. In vitro fertilization (IVF). URL: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/in-vitro-fertilization/about/pac-20384716 (diakses 24/1/2024)
5. IVF – In Vitro Fertilization. URL: https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/infertility/in-vitro-fertilization/ (diakses 24/1/2024)
6. Infertility and In Vitro Fertilization. URL: https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/in-vitro-fertilization (diakses 24/1/2024)