Mama mungkin kaget melihat helai rambut yang menumpuk di sisir atau kamar mandi setelah melahirkan. Jangan panik dulu, ya, Ma! Rambut rontok pasca melahirkan sangat umum terjadi, dan biasanya bersifat sementara. Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa hal ini bisa terjadi, bagaimana membedakannya dari kondisi serius, serta cara mengatasinya dengan aman tanpa mengganggu perjalanan menyusui Mama.
Apa Itu Rambut Rontok?
Kerontokan rambut adalah kondisi ketika rambut rontok lebih banyak dari biasanya. Secara medis, ada beberapa jenis kerontokan yang umum:
- Telogen Effluvium – Rontok menyeluruh akibat perubahan hormon atau stres, sering dialami wanita pascamelahirkan.
- Androgenetic Alopecia – Rontok karena faktor genetik dan hormon androgen.
- Alopecia Areata – Rambut rontok berbentuk bulat (patchy), disebabkan gangguan autoimun.
- Traction Alopecia – Rontok akibat gaya rambut yang terlalu ketat atau sering menggunakan alat panas/kimia.
Penyebab Rambut Rontok pada Mama
Beberapa faktor bisa memicu rambut rontok, antara lain:
- Perubahan hormon – Setelah melahirkan, kadar estrogen menurun drastis, menyebabkan lebih banyak rambut masuk fase rontok.
- Stres fisik dan emosional – Kurang tidur, kelelahan, dan perubahan rutinitas bisa memicu telogen effluvium.
- Nutrisi kurang optimal – Kekurangan zat besi, vitamin D, dan protein memperburuk kerontokan.
- Genetika – Bila ada riwayat keluarga, risiko akan meningkat.
- Perawatan rambut agresif – Penggunaan bahan kimia keras, cat rambut, atau pelurusan dapat merusak akar rambut.
- Penyakit autoimun – Seperti lupus atau alopecia areata, yang menyerang folikel rambut.
Ciri-Ciri Rambut Rontok
Mama bisa mengenali kerontokan melalui tanda-tanda berikut:
- Rambut terlihat menipis terutama di bagian atas kepala.
- Banyak rambut tertinggal di bantal, sisir, atau lantai kamar mandi.
- Rontok dalam bentuk area botak kecil (patchy loss) atau merata.
- Rambut terasa lebih kering dan mudah patah.
Cara Mencegah Rambut Rontok
Sebelum rontok semakin parah, Mama bisa lakukan beberapa langkah pencegahan sederhana:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang – Fokus pada protein, zat besi, dan vitamin B kompleks.
- Rawat kulit kepala – Lakukan pijatan lembut 5–10 menit setiap hari untuk melancarkan aliran darah.
- Hindari gaya rambut ketat – Jangan sering mengikat rambut kencang atau menggunakan alat panas.
- Batasi bahan kimia – Hindari cat rambut, pelurusan, atau bleaching selama masa menyusui.
- Kelola stres – Coba relaksasi, pernapasan dalam, atau yoga ringan.
Baca Juga : Korset Pasca Melahirkan: Solusi Ramping Instan atau Sekadar Mitos, Ma?
Cara Mengatasi Rambut Rontok
Jika rambut Mama tetap rontok meski sudah berhati-hati, pertimbangkan beberapa perawatan berikut:
- Pemeriksaan dermatologis – Dokter kulit dapat menentukan penyebab pasti kerontokan.
- Minoxidil topikal – Salah satu terapi yang terbukti membantu pertumbuhan rambut, namun harus dikonsultasikan dulu jika Mama menyusui (American Academy of Dermatology, 2023).
- Terapi hormonal – Untuk kasus tertentu dengan gangguan hormon.
- Platelet-Rich Plasma (PRP) & Microneedling – Merangsang folikel rambut agar tumbuh kembali.
- Transplantasi rambut – Opsi terakhir untuk kasus berat.
Catatan: Hasil setiap perawatan berbeda pada tiap individu, jadi penting untuk sabar dan konsisten, ya, Ma
Baca Juga: Nifas: Perjalanan Pemulihan Indah Setelah Melahirkan, yang Perlu Mama Pahami
Siapa yang Berisiko?
Mama yang memiliki riwayat keluarga dengan kebotakan, mengalami stres berat, atau baru melahirkan lebih berisiko mengalami kerontokan (telogen effluvium postpartum). Nutrisi kurang, anemia, atau kondisi tiroid juga bisa memperparah.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi ke dokter kulit jika:
- Rambut rontok membentuk pola botak tertentu.
- Ada kulit kepala kemerahan, bersisik, atau terasa gatal.
- Kerontokan disertai kelelahan ekstrem atau berat badan turun tanpa sebab.
Perawatan Harian & Suplemen
Beberapa suplemen seperti biotin, zinc, zat besi, vitamin D, dan omega-3 dapat membantu, tapi hanya jika terbukti kekurangan. Jangan lupa untuk konsultasi dulu sebelum konsumsi, terutama saat menyusui.
Tips dari MamaBear:
Gunakan sisir bergigi jarang, pijat kulit kepala sebelum tidur, dan hindari stres berlebihan. Rambut Mama akan tumbuh kembali seiring waktu dan stabilnya hormon setelah masa nifas.
📖 Referensi:
- American Academy of Dermatology. (2023). Hair loss: Overview. https://www.aad.org/public/diseases/hair-loss
- Malkud, S. (2015). Telogen effluvium: A review. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 9(9), WE01–WE03. https://doi.org/10.7860/JCDR/2015/15219.6469
- Harrison, S., & Sinclair, R. (2003). Telogen effluvium. Clinical and Experimental Dermatology, 27(5), 389–395. https://doi.org/10.1046/j.1365-2230.2002.01080.x
- Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Gizi Seimbang untuk Ibu Menyusui.

