Apa Itu IMT, Mama?
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah ukuran sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seseorang berdasarkan berat badan dan tinggi badan. IMT sering dipakai tenaga kesehatan untuk mengetahui apakah seseorang termasuk kurus, normal, kelebihan berat badan, atau obesitas.
Dengan mengetahui IMT, Mama bisa lebih peka terhadap kondisi tubuh dan risiko kesehatan yang mungkin muncul di kemudian hari.
Rumus dan Cara Menghitung IMT
Rumus dasar IMT adalah:
IMT = Berat Badan (kg) ÷ (Tinggi Badan (m) × Tinggi Badan (m))
Contoh perhitungan:
Mama memiliki berat badan 60 kg dan tinggi 1,6 m.
Maka, IMT = 60 ÷ (1,6 × 1,6) = 60 ÷ 2,56 = 23,4
Kategori IMT
Menurut WHO (World Health Organization, 2020), berikut kategori IMT untuk orang dewasa:
- <18,5 = Kurus
- 18,5 – 24,9 = Normal
- 25 – 29,9 = Kelebihan berat badan
- ≥30 = Obesitas
Manfaat Mengetahui IMT
Mengetahui IMT bukan sekadar angka, Mama. Ada banyak manfaatnya:
- Membantu memantau kesehatan tubuh
- Mengetahui risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan jantung
- Menjadi acuan dalam menentukan pola makan dan olahraga
- Membantu Mama menjaga stamina agar tetap fit saat mengasuh si Kecil
Baca Juga: Preeklamsia: Kenali, Pahami, dan Lawan untuk Kehamilan Sehat Mama!
Faktor yang Memengaruhi Hasil IMT
Beberapa faktor bisa memengaruhi hasil IMT, misalnya:
- Usia: IMT lansia bisa berbeda interpretasinya.
- Komposisi tubuh: Atlet dengan otot besar bisa terlihat “obesitas” padahal sehat.
- Kehamilan: IMT tidak berlaku untuk ibu hamil.
- Jenis kelamin: Laki-laki biasanya punya massa otot lebih tinggi.
Keterbatasan IMT
Meskipun praktis, IMT tidak sepenuhnya akurat. Misalnya, pada atlet, lansia, atau ibu hamil, hasil IMT bisa kurang relevan. Oleh karena itu, selain IMT, tenaga kesehatan biasanya juga mengukur lingkar pinggang, kadar lemak tubuh, dan riwayat kesehatan.
Tips Menjaga IMT Ideal untuk Mama
Supaya IMT tetap di kategori sehat, Mama bisa melakukan beberapa langkah sederhana:
- Makan makanan seimbang – perbanyak sayur, buah, protein tanpa lemak, dan kurangi gula serta makanan olahan.
- Olahraga teratur – cukup 30 menit sehari, bisa jalan cepat, yoga, atau senam ringan.
- Tidur cukup – 7–8 jam per malam membantu metabolisme tetap baik.
- Kelola stres – stres dapat memengaruhi hormon dan nafsu makan.
- Menyusui langsung – menyusui membantu pembakaran kalori alami dan mendukung penurunan berat badan pasca melahirkan.
Baca Juga: Ternyata ada Aplikasi Tes Kehamilan Online. Cek Di sini!
Tools Online & Aplikasi Kalkulator IMT
Mama tidak perlu repot menghitung manual. Ada banyak kalkulator IMT online, contohnya:
- Aplikasi kesehatan seperti SehatQ, Halodoc, atau MyFitnessPal
Cukup masukkan tinggi dan berat badan, hasil IMT akan keluar otomatis.
FAQ: Apakah IMT Berlaku untuk Ibu Hamil?
Jawaban: Tidak, Mama.
IMT tidak berlaku saat hamil karena berat badan akan naik mengikuti perkembangan janin, plasenta, cairan ketuban, dan perubahan tubuh lainnya. Untuk Mama hamil, tenaga kesehatan biasanya menggunakan grafik pertambahan berat badan selama kehamilan sebagai acuan.
Closing
Mama, menjaga IMT ideal bukan soal penampilan semata, tapi juga tentang kesehatan jangka panjang dan energi yang cukup untuk mendampingi si Kecil tumbuh.Yuk, mulai dari langkah kecil: cek IMT Mama hari ini, atur pola makan, bergerak aktif, dan nikmati perjalanan menjadi Mama sehat dan bahagia!
Referensi
- World Health Organization. (2020). Body mass index – BMI. WHO. https://www.who.int/tools/body-mass-index
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). About Adult BMI. CDC. https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult-bmi/index.html
- Kementerian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Status Gizi.