Salah satu langkah penting untuk melindungi buah hati sejak dini adalah dengan memberikan imunisasi. Salah satunya adalah imunisasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) yang berfungsi mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). Artikel ini akan membantu Mama memahami lebih dalam tentang BCG, manfaatnya, jadwal pemberian, hingga tips perawatan setelah vaksinasi.
Apa Itu Vaksin BCG?
Vaksin BCG adalah vaksin yang terbuat dari bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan. Vaksin ini bukan untuk menyembuhkan TBC, tetapi untuk mencegah bayi terkena bentuk TBC yang berat, seperti TBC meningitis atau TBC milier (menyebar ke seluruh tubuh).
Manfaat dan Mekanisme Kerja
Manfaat utama imunisasi BCG adalah:
- Melindungi bayi dari risiko TBC berat.
- Mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat TBC pada anak.
- Membantu sistem imun bayi mengenali dan melawan bakteri penyebab TBC.
Cara kerjanya adalah dengan “melatih” sistem imun bayi supaya siap melawan bakteri TBC bila suatu hari terpapar.
Baca Juga: Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak, Perlukah?
Jadwal Pemberian Imunisasi BCG
Idealnya, imunisasi BCG diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan, dan paling baik pada masa neonatal (0–1 bulan).
- Jika bayi lahir di daerah dengan angka TBC tinggi, BCG diberikan segera setelah lahir.
- Bila bayi sudah berusia lebih dari 3 bulan, biasanya dokter akan menyarankan tes tuberkulin terlebih dahulu sebelum vaksin diberikan.
Persiapan dan Cara Pemberian
Sebelum vaksin, pastikan:
- Bayi dalam kondisi sehat, tidak demam atau sakit berat.
- Konsultasi dengan tenaga kesehatan bila bayi lahir prematur atau memiliki kondisi medis tertentu.
- Bayi sudah cukup istirahat dan menyusu dengan baik sebelum vaksin.
Vaksin BCG diberikan melalui suntikan intradermal (di lapisan kulit), biasanya di lengan kanan atas.
Efek Samping yang Umum
Mama tidak perlu khawatir, karena efek samping vaksin BCG umumnya ringan dan wajar terjadi, seperti:
- Kemerahan atau bengkak di lokasi suntikan.
- Luka kecil yang kemudian berubah menjadi koreng.
- Bekas luka parut kecil yang biasanya menetap seumur hidup.
Jika muncul demam tinggi, pembengkakan berlebihan, atau nanah yang tidak kunjung kering, segera konsultasikan ke dokter.
Baca Juga: Apakah Imunisasi Bisa Menyebabkan Bayi Meninggal? Ini Faktanya!
Rekomendasi Perawatan Setelah Suntik
Beberapa tips yang bisa Mama lakukan setelah bayi mendapat imunisasi BCG:
- Jangan menggaruk atau menekan area suntikan.
- Biarkan luka terbuka dan jangan ditutup plester.
- Tetap susui bayi sesering mungkin, karena ASI membantu memperkuat sistem imun bayi dan mempercepat pemulihan.
- Jika bayi rewel, peluk skin-to-skin dan berikan ASI agar merasa nyaman.
FAQ: Bolehkah Menunda Imunisasi BCG?
Kadang muncul pertanyaan: “Apakah aman menunda imunisasi BCG?”
- Menunda terlalu lama bisa membuat bayi rentan terhadap TBC, apalagi bila tinggal di daerah dengan angka TBC tinggi.
- Namun, jika bayi sedang sakit atau ada kondisi medis tertentu, dokter bisa menunda sementara hingga bayi cukup sehat.
Penutup
Mama, memberikan imunisasi BCG adalah langkah sederhana tapi sangat berarti untuk melindungi si kecil dari bahaya TBC. Jangan lupa, menyusui langsung tetap menjadi pondasi utama kesehatan bayi, karena ASI tidak hanya memberi nutrisi terbaik tetapi juga memperkuat daya tahan tubuhnya.
Mari kita dukung tumbuh kembang anak yang sehat, kuat, dan bebas dari penyakit menular.
Referensi
- World Health Organization (WHO). (2023). Bacille Calmette-Guérin (BCG) vaccination. Link
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Petunjuk Teknis Imunisasi. Link
- Trunz, B. B., Fine, P., & Dye, C. (2006). Effect of BCG vaccination on childhood tuberculous meningitis and miliary tuberculosis worldwide: A meta-analysis and assessment of cost-effectiveness. The Lancet, 367(9517), 1173–1180. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(06)68507-3