Dilansir dari Beal et al, 2018, jumlah kasus stunting di Indonesia masih tetap tinggi dalam satu dekade terakhir dengan persentase nasional sebesar 37%. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi stunting? Benarkah pemberian ASI cegah stunting pada bayi? Yuk, cek fakta lengkapnya di sini!
Apakah Bayi Mama Mengalami Stunting?
Menurut WHO, stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi, serangan infeksi, serta stimulasi psikologis dan sosial yang tidak memadai.
Tenang, Ma, kalau berat badan bayi naik sesuai kurva pertumbuhan dan frekuensi buang air kecil minimal 6 kali dalam sehari, tandanya kebutuhan gizi si Kecil telah tercukupi, Ma…
Tetapi, bila berat badan bayi tidak memenuhi standar kurva pertumbuhan, Mama perlu melakukan evaluasi. Apakah posisi dan pelekatannya sudah tepat? Apakah bayi mendapatkan jam tidur yang cukup? Pemberian ASI yang tidak optimal dapat membuat bayi kekurangan asupan ASI sehingga menyebabkan stunting.
Dampak Stunting pada Bayi
Apa yang akan terjadi jika bayi mengalami stunting? Selain kenaikan tinggi dan berat badan yang tidak sesuai standar, bayi yang terkena stunting berisiko untuk mengalami gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan otak.
Pada bayi stunting, otak tidak dapat berkembang secara normal sehingga menyebabkan gangguan kemampuan kognitif dan sistem imunitas.
Penyebab Stunting pada Bayi
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, stunting pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kurangnya Asupan Kalori
Kurangnya asupan kalori yang diterima oleh bayi dapat terjadi karena:
- Kekurangan secara finansial;
- Pengetahuan yang rendah mengenai pentingnya kecukupan ASI;
- Kurangnya ketersediaan bahan makanan;
- Pengaruh budaya;
- Tidak memberikan ASI secara eksklusif pada minimal 6 bulan pertama;
- Peran protein hewani dalam MPASI;
- Pemberian MPASI terlalu dini.
2. Kebutuhan Nutrisi yang Lebih Besar
Bayi memerlukan kebutuhan nutrisi yang lebih besar, jika:
- Memiliki penyakit bawaan;
- Alergi susu sapi;
- Berat badan bayi saat lahir sangat rendah;
- Memiliki kelainan metabolisme;
- Infeksi dan penyakit.
Benarkah ASI Cegah Stunting pada Bayi?
Kekurangan nutrisi merupakan penyebab utama terjadinya kasus stunting. Proses pemenuhan nutrisi ini seharusnya telah dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Mama yang sehat akan menyalurkan nutrisi seimbang pula bagi bayinya melalui plasenta.
Setelah dilahirkan, bayi akan memperoleh nutrisi melalui ASI, terutama pada usia awal kelahirannya. ASI memiliki kandungan yang dapat memenuhi kebutuhan makro dan mikro nutrisi bayi. Jika bayi menyusu selama dan sebanyak yang diinginkan, maka nutrisi yang terdapat dalam ASI akan terserap secara optimal.
Baca juga: Bagaimana ASI Bisa Mencegah Terjadinya Stunting pada Anak?
Menurut penelitian, pemberian ASI secara eksklusif pada si Kecil akan berdampak positif pada status gizinya. Sebanyak 74,4% anak yang diberikan ASI secara eksklusif memiliki status gizi yang lebih baik dengan kurva yang berada di atas garis merah (Giri, 2013).
Bagaimana Keterkaitan ASI Cegah Stunting pada Bayi?
Pemberian ASI secara eksklusif hingga bayi berusia 2 tahun dapat menjadi langkah utama untuk mengurangi risiko terjadinya stunting pada si kecil. Hal ini dapat terjadi karena ASI memiliki beragam kandungan gizi lengkap yang memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Kaitan hubungan ASI cegah stunting pada bayi dapat dilihat pada hasil penelitian Lestari et al. (2014), menunjukkan bahwa sebanyak 47,3% anak yang tidak diberikan ASI eksklusif memiliki risiko 6,54 kali lebih besar untuk mengalami stunting.
Selain itu, durasi pemberian ASI juga mempengaruhi status stunting bayi lho, Ma… Periode waktu yang paling penting untuk menentukan pemenuhan gizi bayi adalah 1000 hari pertama kehidupan (PHK) yang dimulai sejak kehamilan 9 bulan, pemberian ASI eksklusif, hingga pemberian MPASI hingga berusia 2 tahun.
Oleh karena itu, agar ASI cegah stunting pada bayi, Mama dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan awal setelah kelahiran, kemudian dilanjutkan hingga Si Kecil berusia 2 tahun sambil dilengkapi pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
Itulah beberapa fakta penting terkait ASI cegah stunting pada bayi. Apakah Mama sudah yakin keajaiban ASI cegah stunting pada bayi? Jadi, pastikan untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisi si Kecil sejak masa awal perkembangannya yaa, Ma… Semangat mengASIhi, Mama!
Dapatkan juga Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Stunting in a nutshell. URL: https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell (diakses 25/09/2023)
2. Beal T, Tumilowicz A, Sutrisna A, Izwardy D, Neufeld LM. A review of child stunting determinants in Indonesia. Matern Child Nutr. 2018 Oct;14(4):e12617. doi: 10.1111/mcn.12617. Epub 2018 May 17. PMID: 29770565; PMCID: PMC6175423. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6175423/ (diakses 25/09/2023)
3. Giri, M. K. W. 2013. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Kampung Kajanan, Buleleng, J. Sains dan Teknologi, 1(1). URL: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JST/article/view/1423 (diakses 25/09/2023)
4. Lestari et al, “Faktor Risiko Stunting pada Anak Umur 6-24 bulan di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh,” J. Gizi Indones., 2014, doi: 10.14710/JGI.3.1.126-134. URL: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/8752 (diakses 25/09/2023)