Kebiasaan membedong bayi sudah ada sejak dahulu. Hingga saat ini pun, masih banyak Mama yang tetap melakukan kebiasaan tersebut. Bedong bayi membuat bayi baru lahir lebih tenang, karena bedong bayi memberikan bayi kehangatan seperti saat di dalam rahim Mama. Mengutip Healthy Children, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), jika bedong bayi dilakukan dengan benar, bedong bayi dapat menjadi teknik yang efektif untuk menenangkan bayi baru lahir dan membantu bayi untuk tertidur.
Bolehkah Tidak Membedong Bayi Baru Lahir?
Menggunakan bedong bayi atau tidak ketika si kecil lahir adalah keputusan Mama dan Papa. Bedong bayi bukanlah sebuah budaya atau adat tertentu yang wajib dilakukan. Hanya saja, dengan manfaatnya yang bisa menghangatkan si kecil, bedong bayi disarankan untuk digunakan. Tetapi bila Mama memutuskan untuk tidak membedong bayi, atau bayi merasa gelisah dan tidak tenang saat dibedong, pilihan untuk tidak membedong bayi boleh dilakukan.
Apakah Ada Risiko Saat Menggunakan Bedong Bayi?
Bedong bayi dapat menimbulkan risiko apabila tidak digunakan dengan benar. Si kecil berisiko kepanasan apabila dibedong menggunakan bahan yang terlalu tebal atau terlalu banyak lapisan. Overheat juga dapat terjadi jika bayi menggunakan bedong saat menyusu pada Mama.
Dahulu, bedong bayi dilakukan bukan untuk menghangatkan bayi, tetapi untuk meluruskan kaki bayi yang bengkok. Padahal, pada usia 0-2 tahun, kaki bayi memang belum lurus dan bengkok secara alami. Jika kaki bayi dipaksa ke posisi lurus, hal ini dapat menyebabkan sendinya mengendur dan merusak tulang rawan bayi yang masih lunak pada area persendian. Hip dysplasia atau kondisi bergesernya panggul dari tempatnya pun berisiko terjadi. Untuk menghindari risiko tersebut, bayi tetap boleh dibedong tetapi dengan posisi alami kaki bayi dan menghindari pemakaian ketat pada bagian kaki.
Kapan Mama Bisa Menggunakan atau Melepas Bedong Bayi?
Bedong bayi bisa digunakan sejak si kecil baru lahir hingga si kecil menunjukkan tanda-tanda ingin membalikkan badan atau sudah bisa membalikkan badan, sekitar umur dua sampai tiga bulan. Begitu si kecil mulai menunjukkan tanda-tanda ingin membalikkan badan, Mama dapat mulai menghentikan penggunaan bedong bayi, sehingga si kecil bisa menggerakkan tangan dan kaki mereka dengan bebas. Tetapi, di awal kelahirannya bayi juga sebaiknya beberapa waktu dilepas bedongnya. Utamanya saat menyusu (agar tangan si kecil bebas bereksplorasi pada payudara dan wajah Mama) dan saat tummy time
Perlu diketahui bahwa tidak semua bayi suka dibedong. Terkadang, bayi akan menunjukkan pada Mama kalau ia tidak suka dibedong dengan melakukan hal-hal berikut. Jika si kecil melakukan hal-hal berikut, Mama sebaiknya melepaskan bedong bayi, ya. Berikut hal-hal yang dilakukan si kecil untuk menunjukkan ia tidak suka dibedong.
- Terus memberontak ketika akan dipasangkan bedong. Si kecil lebih rewel dan merasa tidak nyaman;
- Si kecil terus menghindar dengan cara berguling atau tengkurap ketika akan dipasangkan bedong;
- Si kecil sudah mulai besar dan suka bergerak bebas. Membedong bayi pada saat ini akan membuat si kecil tidak nyaman.
Menyusui Saat Bayi Dibedong
Dilansir dari National Childbirth Trust, Mama sebaiknya melepas bedong saat bayi menyusu. Saat menyusu, si kecil jadi mudah kepanasan. Bedong bayi membuat bayi kepanasan saat menyusu. Si kecil juga jadi tidak bisa menyusu dengan nyaman apabila terhalang oleh bedong bayi. Mama sebaiknya melepas bedong bayi untuk memberikan bayi keleluasaan bergerak. Selain itu, dengan membuka bedong, tangan si kecil akan lebih mudah mengeksplorasi sekitar payudara, wajah Mama, leher, serta rambut, dimana ini merupakan salah satu cara stimulasi indra peraba si kecil. Tangan si kecil yang bersentuhan langsung dengan payudara melibatkan kontak kulit dengan kulit yang membantu Mama dan si kecil memiliki ikatan batin lebih kuat saat menyusui. Sentuhan ini juga merangsang hormon oksitosin yang bertugas mengeluarkan ASI dari payudara.
Tips Menggunakan Bedong Bayi
MamaBear punya beberapa tips menggunakan membedong bayi dengan aman untuk Mama.
- Gunakan kain yang tipis dan bersifat breathable;
- Mama sebaiknya tidak membedong bayi dari daerah bahu ke atas;
- Ketika membedong bayi, bedong bayi dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau rapat. Bedong bayi yang terlalu ketat bisa menghambat pergerakan pinggang dan lutut bayi. Hal ini dapat berujung pada hip dysplasia, yaitu suatu kondisi dimana pinggang tidak terbentuk dengan tepat;
- Pastikan si kecil tetap bisa menggerakkan seluruh kakinya dengan bebas;
- Letakkan bayi dalam bedong saat tidur dengan posisi berbaring pada punggung mereka, dan hindari posisi menyamping;
- Periksa suhu tubuh bayi secara regular, pastikan bahwa bayi tidak kepanasan dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca pada hari itu.
- Lepaskan bedong bayi apabila si kecil rewel dan terlihat tidak nyaman saat akan dipasangkan bedong bayi.
Bagaimana Cara Membedong Bayi dengan Aman?
Berikut langkah-langkah membedong bayi yang bisa Mama lakukan di rumah:
- Pastikan permukaan tempat membedong bayi rata. Tata mendatar selimut segi empat dengan salah satu sudutnya mengarah ke posisi kepala bayi atau ke atas. Kemudian, lipatlah sudut tadi ke arah bawah sekitar 15 sentimeter;
- Letakkan bayi diatas selimut dengan posisi telentang dan bahu bayi tepat berada di tepi selimut yang terlipat;
- Luruskan lengan kiri bayi, kemudian balut lengan dan sisi tubuh sebelah kiri bayi menggunakan sisi sebelah kiri selimut. Selipkan ujung selimut di bawah lengan kanan dan punggung si kecil;
- Lipatlah sudut bawah selimut bayi ke arah tubuh si kecil. Lalu, luruskan lengan kanan bayi seperti lengan kiri bayi tadi. Balut lengan kanan dan sisi tubuh sebelah kanan bayi menggunakan sisi sebelah kanan selimut, selipkan ujungnya sisi kiri tubuh bayi.
- Untuk mengunci bedong bayi, putar bagian bawah selimut dan selipkan di bawah badan si kecil. Pastikan bedong bayi membalut tubuh bayi dengan baik tanpa membuat bayi merasa tidak nyaman karena bedong terlalu ketat.
Bedong bayi dapat diutamakan untuk digunakan ketika si kecil sedang tertidur atau saat cuaca sedang dingin. Dengan begitu, bedong bayi tidak akan mengganggu pertumbuhan si kecil dan si kecil dapat bergerak bebas. Semoga artikel ini bisa memberikan informasi untuk Mama mengenai bedong bayi, ya. Share yuk, cerita Mama membedong bayi.
Writer: Fathiya Rahmah
Editor: Mega Pratidina
Source:
Swaddling a baby: the benefits, risks and seven safety tips | NCT (nct.org.uk)
How to Swaddle a Newborn Baby: Guide, Safety Tips and Benefits (whattoexpect.com)
Swaddling: Is it Safe? – HealthyChildren.org (healthychildren.org)
Bayi Baru Lahir Dibedong Terus, Bolehkah? (halodoc.com)
Cara Bedong Bayi yang Bisa Membuat Si Kecil Nyaman (halodoc.com)
Cek Fakta: Membedong Bayi Tingkatkan Risiko Displasia Pinggul (halodoc.com)