fbpx

Imunitas bayi yang rendah, membuatnya jadi lebih rentan terkena virus dan bakteri. Meskipun si kecil memiliki sistem imun alami yang diproduksi tubuh, namun, tetap saja ada beberapa penyakit yang tidak dapat ditangani sendiri oleh tubuh bayi. Oleh karena itu, dibutuhkan vaksin untuk bayi guna memperkuat sistem imunnya.

DIlansir dari National Institute of Child and Human Development, vaksin untuk bayi adalah suatu bentuk pencegahan yang paling efektif dan aman dalam melindungi anak dari penyakit menular dan komplikasi kesehatan yang berbahaya. Mari lanjutkan membaca untuk mengetahui vaksin apa saja yang dibutuhkan oleh bayi!

Jadwal Vaksinasi 

DIlansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, berikut ini adalah rekomendasi jadwal imunisasi bagi anak dari usia 0 – 18 tahun:

Source : Ikatan Dokter Anak Indonesia 

Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bayi wajib mendapatkan imunisasi rutin lengkap yang terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan untuk menciptakan sistem kekebalan yang optimal. Berikut jenis vaksin untuk bayi berdasarkan usianya:

Imunisasi Dasar Lengkap

Berikut adalah jenis imunisasi dasar lengkap untuk bayi berdasarkan usianya:

  • Bayi baru lahir hingga berusia 1 bulan : Hepatitis B-BCG dosis 1 dan Polio dosis 0
  • 2 bulan : HB dosis 2 dan Polio-DTP-Hib-PCV-Rotavirus dosis 1
  • 3 bulan : HB dosis 3 dan Polio-DTP-Hib dosis 2
  • 4 bulan : HB dosis 4, Polio-DTP-Hib dosis 3 dan PCV-Rotavirus dosis 2 
  • 6 bulan :  PCV-Rotavirus dosis 3 dan Influenza dosis 1
  • 9 bulan : MR dan JE dosis 1 

Mama perlu memastikan bahwa bayi telah menerima imunisasi dasar lengkap sebelum berusia 1 tahun. Apabila ada vaksin yang terlewat waktunya, sebaiknya Mama segera mengejar keterlambatan sesuai waktu toleransi pada masing – masing jenis vaksin.

Setelah imunisasi dasar lengkap terpenuhi, pastikan bahwa anak juga menerima imunisasi lanjutan sesuai usianya.

Jenis Vaksin untuk Bayi

Berikut ini adalah jenis vaksin wajib bagi bayi yang baru lahir:

1. Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis B dianjurkan untuk diberikan kepada bayi yang baru lahir dalam kurun waktu 24 jam. Pemberian vaksin ini diawali dengan penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.

Namun, apabila berat bayi yang baru lahir kurang dari 2000 gram, sebaiknya vaksin hepatitis B ini diberikan di usia 1 bulan ke atas.

Jika ibu HBsAg positif dan bayinya sehat, maka pemberian vaksin HB dapat dilakukan, tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer (0).

Bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif, sebaiknya diberi vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada alat gerak yang berbeda, misalnya 1 vaksin pada lengan sebelah kanan dan 1 lagi pada sisi lainnya.

2. Vaksin Polio

Vaksin polio dianjurkan untuk diberikan ketika bayi baru lahir atau sesegera mungkin sebelum berusia 1 bulan yang berfungsi untuk mencegah penyakit lumpuh layu.

Polio tetes dilakukan setiap 1 bulan sekali, hingga bayi berusia 4 bulan. Booster polio diberikan sebanyak 1 kali ketika anak berusia 18 bulan untuk mengoptimalkan kinerja vaksin.

3. Vaksin BCG

Vaksin BCG dianjurkan untuk diberikan ketika bayi baru lahir atau sesegera mungkin sebelum berusia 1 bulan. Pada bayi yang berusia 3 bulan, vaksin BCG ini baru diberikan apabila uji tubercullin menunjukkan hasil negatif. Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah penularan penyakit tuberculosis.

4. Vaksin DTP

Pada usia dini, vaksin DTP ini dapat berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin ini diberikan ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan dengan booster pertama pada usia 18 bulan, serta booster kedua pada usia 5 – 7 tahun. 

Pada usia 7 tahun atau lebih, vaksin ini dapat berupa vaksin Td atai Tdap. Booster vaksin dilakukan ketika anak berusia 10 -18 tahun.

5. Vaksin Hib

Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, hepatitis B, dan meningitis atau radang selaput otak akibat infeksi bakteri Hib (Haemophilus influenza tipe B).

6. Vaksin Pneumokokus (PCV)

Dosis primer vaksin PCV diberikan sebanyak 3 kali ketika bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian booster dilakukan 1 kali ketika bayi berusia 12 – 15 bulan. 

Apabila bayi telah mencapai usia 7 – 12 bulan, namun dosis primer belum terpenuhi, vaksin PCV dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak waktu 1 bulan setelah pemberian dosis sebelumnya.

Booster dapat diberikan pada usia 12 bulan dengan jarak waktu 2 bulan dari dosis sebelumnya.

7. Vaksin Rotavirus

Vaksin Rotavirus terbagi menjadi rotavirus monovalen dan pentavalen. Rotavirus monovalen diberikan sebanyak 2 kali, dimana dosis pertama pada usia 2 bulan dan dosis kedua dapat diberikan dengan interval waktu 4 minggu dari dosis sebelumnya.

Vaksin rotavirus monovalen harus terpenuhi sebelum bayi berusia 24 minggu atau 6 bulan. 

Sedangkan, rotavirus pentavalen diberikan sebanyak 3 kali, yakni pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dengan interval waktu 4 – 10 minggu dari pemberian dosis sebelumnya.

Vaksin rotavirus pentavalen harus terpenuhi sebelum bayi berusia 32 minggu atau 8 bulan.

Baca juga: Apakah Booster Vaksin Aman untuk Ibu Menyusui? Cek Faktanya, Yuk!

8. Vaksin Influenza

Vaksin influenza diberikan mulai usia 6 bulan dan diulangi setiap tahunnya. 

9. Vaksin MR atau MMR

Dosis primer diberikan sekali ketika bayi berusia 9 bulan dengan pemberian booster sebanyak 2 kali pada usia 18 bulan dan 5 – 7 tahun. Vaksin MR berfungsi untuk mencegah penyakit campak dan rubella.

10. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)

Dosis primer diberikan ketika  bayi berusia 9 bulan dengan booster vaksin pada usia 2 – 3 tahun.

11. Vaksin Varisela

Dosis primer diberikan sebanyak 2 kali,  ketika bayi berusia 12 – 15 bulan dengan interval waktu 6 minggu hingga 3 bulan dari dosis sebelumnya.

12. Vaksin Hepatitis A

Dosis primer diberikan sebanyak 2 kali,  ketika bayi berusia 12 – 15 bulan dengan interval waktu 6 – 36 bulan dari dosis sebelumnya.

13. Vaksin Tifoid Polisakarida

Dosis primer diberikan sekali ketika bayi berusia 2 tahun dan harus diulang setiap 3 tahun sekali dalam kurun usia 5 – 18 tahun.

14. Vaksin Human Papilloma Virus (HPV)

Vaksin ini diberikan sebanyak 2 kali kepada anak perempuan berusia 9 – 14 tahun dengan interval waktu 6 – 15 bulan dari dosis sebelumnya. 

15. Vaksin Dengue

Dosis primer diberikan sebanyak 3 kali pada usia 9 – 16 tahun dengan interval waktu 6 bulan dari dosis sebelumnya. Vaksin dengue  ini diberikan pada anak yang pernah terinfeksi dengue  pada tes lab sebelumnya. 

Mengapa Vaksin untuk Bayi Penting?

Vaksin untuk bayi yang dilakukan secara tepat waktu dapat memberikan perlindungan awal bagi bayi sebelum berisiko terpapar penyakit yang mengancam kesehatan.

Apabila sudah terpapar penyakit, bayi yang telah divaksin, tidak akan mengalami efek separah bayi yang tidak divaksin. Ibu menyusui bisa memberi antibodi pada bayi melalui ASI.

Tapi, ASI bersifat sebagai imunisasi pasif, sedangkan vaksin merupakan imunisasi aktif. Oleh karena itu, keduanya perlu diberikan untuk melengkapi kekebalan tubuh bayi.

Vaksin juga telah teruji secara klinis untuk memastikan bahwa penggunaannya aman dan efektif untuk diterima anak – anak sesuai usia yang telah direkomendasikan.

Sebaiknya penuhi seluruh rangkaian vaksinasi untuk bayi dan anak – anak untuk menciptakan kekebalan komunitas yang lengkap.

Demikian informasi yang perlu Mama ketahui terkait vaksin untuk bayi. Hmm, si kecil sudah melengkapi vaksinasi apa saja nih, Ma? Coba komen di kolom komentar, yaa!

Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

 Writer: Khoirunnisa Purwamita

Editor: Mega Pratidina

Updated: M. Najib Wafirur R.

Sources :

Why Are Immunizations Important for My Infant’s Health? (nichd.nih.gov)

Jadwal Imunisasi IDAI 2020 (idai.or.id)

Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya (kemkes.go.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *