fbpx
Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Setiap Mama melewati perjalanan melahirkan yang berbeda-beda. Ada orang yang menjalani persalinan dengan lancar tanpa hambatan serius, tapi ada juga beberapa orang mengalami komplikasi, baik sebelum maupun sesudah persalinan.

Permasalahan inilah yang berpotensi menimbulkan kekhawatiran dan trauma setelah melahirkan bagi Mama. Bagaimana ya cara mengatasinya?

Yuk, simak artikel MamaBear untuk tahu langkah tepat untuk menghadapi trauma setelah melahirkan!

Mengapa Alami Trauma Pasca Melahirkan?

Pengalaman melahirkan yang dirasakan tiap orang belum tentu akan sama. Banyak penyebab munculnya rasa trauma pasca melahirkan. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa menyebabkan munculnya rasa trauma:

  • Proses persalinan yang sakit dan lama;
  • Perubahan metode persalinan yang tidak direncanakan;
  • Persalinan secara mendadak.

Beberapa orang mengira bahwa kehadiran Si Kecil dapat mengobati rasa trauma persalinan yang dirasakan oleh Mama.

Namun sayangnya, ketika Mama telah merasakan pengalaman persalinan yang terbilang traumatis seperti di atas, biasanya akan timbul rasa bersalah dan penyesalan dalam diri Mama.

Perasaan ini akan memberikan efek negatif pada hubungan Mama dengan orang-orang terdekat dan membuat Mama mengurungkan niat untuk memiliki anak lagi di masa mendatang karena takut kejadian tersebut terulang kembali. 

Tanda-Tanda Trauma Pasca Melahirkan

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Apabila masih belum merasa yakin apakah Mama mengalami trauma setelah melahirkan, Mama bisa perhatikan tanda-tandanya berikut ini: 

  • Mengalami kilas balik (flash back) mengenai kejadian traumatik;
  • Mengalami mimpi buruk;
  • Memikirkan hal-hal yang mengganggu;
  • Kesulitan tidur;
  • Kesulitan membangun ikatan (bonding) dengan bayi;
  • Merasa gelisah dan panik;
  • Sering menyalahkan diri sendiri;
  • Sikap waspada berlebihan.

Apabila Mama merasakan tanda-tanda tersebut, segera periksakan kepada psikolog atau dokter untuk pemberian diagnosis yang lebih tepat sehingga dapat ditangani lebih lanjut.

Ingat untuk tidak self-diagnose dulu yaa, Mama… Kesalahan diagnosis malah dapat menyebabkan penanganan yang diberikan menjadi tidak tepat sasaran. 

Dampak Trauma Pasca Melahirkan

Trauma setelah melahirkan dapat memberikan dampak bagi tubuh Mama, baik secara fisik maupun psikologis. Adapun dampak-dampak tersebut, antara lain: 

1. Secara Fisik

Dampak secara fisik yang dirasakan dapat berbeda-beda pada setiap Mama, bergantung pada pengalaman melahirkan yang dialami.

Misalnya, ketika Mama memerlukan alat-alat medis, seperti vakum, untuk membantu proses persalinan bayi. Mama bisa jadi mengalami robekan pada vagina yang dapat membuat Mama merasa kesakitan. 

Proses persalinan yang traumatis juga dapat menyebabkan permasalahan saat mulai menyusui Si Kecil. Mama akan merasa kesulitan untuk membangun ikatan (bonding) dengan Si Kecil karena rasa nyeri pasca melahirkan belum juga pulih.

Selain itu, beberapa Mama juga mengalami perdarahan pasca melahirkan sehingga semakin sulit untuk dapat menyusui Si Kecil dengan tenang tanpa merasakan sakit.

Dalam kasus lainnya, trauma setelah melahirkan juga dapat membuat Mama merasa takut untuk kembali berhubungan intim dengan pasangan. 

2. Secara Psikologis

Trauma psikologis setelah melahirkan akan terasa lebih berat bagi Mama. Penelitian pada tahun 2002 menunjukkan bahwa Mama yang mengalami trauma setelah melahirkan tidak berencana untuk kembali memiliki anak.

Perasaan takut, khawatir, sedih, berduka akan berkumpul menjadi satu dalam pikiran. Rasa trauma ini juga dapat berujung pada PTSD atau Post-Traumatic Stress Disorder.

Saat mengalami trauma setelah melahirkan, Mama berpotensi untuk mengisolasi diri dari orang-orang terdekat karena merasa bahwa tidak ada yang memahami apa yang dirasakan Mama.

Hal ini dapat membuat Mama kesulitan untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan tenang. Banyak dampak trauma setelah melahirkan yang dapat Mama rasakan, seperti kesulitan tidur, rasa takut berlebih, keretakan hubungan dengan bayi, suami, keluarga, dan bahkan teman.  

Apabila Mama mulai merasakan hal-hal di atas, pastikan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dengan cara menenangkan diri dan memeriksakan kondisi Mama ke tenaga ahli. 

Cara Mengatasi Trauma Pasca Melahirkan

1. Memberikan Waktu bagi Diri Sendiri

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Cara mengatasi trauma setelah melahirkan yang paling utama adalah berusaha memberikan waktu bagi diri sendiri.

Hal yang wajar jika Mama merasa sedih dan kecewa ketika persalinan Mama tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Tapiii, despite all that, Mama tetap sudah sangat hebat bisa menjalani semua proses ini dengan baik. Good job, Mama!

Jadi, sangat penting bagi Mama untuk menenangkan diri dan menerima bantuan yang datang dari orang lain. Nikmati semua waktu yang dibutuhkan untuk diri sendiri hingga Mama merasa siap.

Seiring berjalannya waktu, pengalaman ini membuat Mama menjadi lebih kuat dan percaya diri untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi ke depannya. Semangat terus yaaa, Mama…

2. Menerima Support dari Orang Sekitar

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Setelah mengalami hal traumatis pasca persalinan, Mama mungkin belum sanggup untuk mengurus Si Kecil seorang diri.

Papa dan anggota keluarga lainnya sangat memegang peran penting untuk membantu Mama dalam menangani kebutuhan sehari-hari Mama dan Si Kecil.

Terlebih lagi, jika Mama mengalami trauma secara fisik yang membatasi pergerakan Mama dan memerlukan pemulihan dalam jangka waktu yang lama. 

3. Menerima Kehadiran Si Kecil

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Belajar menerima kehadiran Si Kecil dengan sepenuh hati juga sangat penting untuk dilakukan. Merawat bayi saat merasakan trauma setelah melahirkan bisa menjadi hal yang sulit.

Rasa trauma bisa membuat Mama memiliki perasaan negatif dan tidak memiliki ikatan kuat dengan Si Kecil.

Mama perlu mencoba untuk menenangkan diri sehingga dapat mulai perlahan-lahan membiasakan diri dengan kehadiran Si Kecil.

4. Memikirkan Keberlanjutan Hubungan

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Trauma setelah melahirkan juga berdampak pada situasi hubungan dengan pasangan. Saat merasakan trauma, Mama umumnya memiliki emosi yang tidak stabil dan cenderung menjauhkan diri dari orang lain.

Hal ini bisa saja menimbulkan kebingungan, jarak, dan keresahan antara Mama dan Papa yang apabila terus berlanjut akan menimbulkan keretakan.

Untuk mengatasinya, Mama dapat berkonsultasi dengan tenaga ahli dan mulai mengobrolkan permasalahan ini dengan Papa.

Meskipun akan terasa sulit, Mama perlu membuka diri untuk menunjukkan apa yang sedang dirasakan. Mama juga perlu mendengarkan dan berusaha menerima pendapat dari pasangan.

Memberikan dukungan untuk satu sama lain adalah kuncinya! Peningkatan intimasi ini tentu juga akan mempercepat proses pemulihan trauma Mama. 

5. Mengikuti Terapi

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Jika cara-cara sebelumnya sudah dilakukan, tapi rasa trauma Mama masih tersisa, Mama bisa coba memulai sesi terapi dengan tenaga medis.

Dilansir dari Mind, ada 2 tipe terapi utama yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Trauma-Focused Connitive Behavioural Therapy (CBT)

Terapi ini khusus dirancang untuk menangani kondisi PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)

  • Eye Movement Desensitisation and Reprocessing (EMDR)

Terapi ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pemulihan rasa trauma Mama. Pada sesi terapi ini, terapis akan meminta Mama untuk mengingat kejadian persalinan traumatis yang pernah dialami sambil menggerakkan mata sesuai ritme. Pergerakan mata ini ditujukan untuk menstimulasi sistem pengolahan informasi dalam otak. 

6. Mengonsumsi Obat-Obatan

Trauma setelah Melahirkan Image MamaBear

Pada umumnya, konsumsi obat-obatan tidak dijadikan opsi utama dalam penanganan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).

Tapi, konsumsi obat-obatan dianjurkan apabila Mama mengalami gejala-gejala ketakutan dan depresi berkelanjutan.

Konsumsi obat-obatan ini ditujukan untuk membantu Mama merasa lebih stabil dan dapat merawat Si Kecil dengan tenang. 

Semoga langkah-langkah di atas dapat membantu Mama menghadapi rasa trauma setelah melahirkan yaa, Mama…

Dapatkan informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Sources

Gottvall K, Waldenstrom U. 2002. Does a traumatic birth experience have an impact on future reproduction? BJOG: An Internal Journal of Obs Gyn. 109(3):254-260. doi: 10.1111/j.1471-0528.2002.01200.x

Postnatal PTSD and birth trauma – Mind

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *