Halo Mama! Kita sering kali menghadapi momen-momen di mana si Kecil tiba-tiba menolak makan atau bahkan menutup mulut saat makanan disodorkan. Ini dikenal dengan istilah Gerakan Tutup Mulut (GTM).
Sebagai orang tua, tentu Mama merasa khawatir, bukan? Takut kebutuhan gizinya tidak terpenuhi atau tumbuh kembangnya terhambat. Tapi, jangan khawatir! Dengan sedikit pengetahuan dan beberapa strategi, Mama bisa membantu anak melewati fase ini dengan lebih mudah.
Apa Itu Gerakan Tutup Mulut (GTM)?
GTM adalah fase di mana anak tampaknya menolak makanan atau menutup mulut saat disodori makanan. Biasanya, ini terjadi pada usia balita dan merupakan bagian dari perkembangan anak. Berbagai alasan bisa menjadi penyebabnya, mulai dari ketidaknyamanan saat makan, ketidakpastian terhadap makanan baru, hingga keinginan untuk menunjukkan kemandirian mereka.
Walaupun GTM bisa bikin Mama cemas, perlu diingat bahwa ini adalah bagian normal dari perkembangan anak. Banyak anak melewati fase ini tanpa dampak jangka panjang pada kesehatan mereka.
Kenapa Anak Bisa Mengalami GTM?
Ada banyak alasan mengapa anak mengalami GTM dan berikut beberapa penyebab umum yang mungkin Mama hadapi:
- Rasa Tidak Nyaman saat Makan
Terkadang, anak mengalami ketidaknyamanan seperti saat gigi tumbuh, infeksi mulut, atau masalah pencernaan. Ketidaknyamanan ini bisa membuat anak menolak makanan dan menutup mulut sebagai cara untuk menghindari rasa sakit.
- Keengganan terhadap Makanan Baru
Anak sering kali menolak makanan yang tidak familiar. Mungkin rasanya asing atau teksturnya berbeda dari apa yang mereka biasa makan. Menutup mulut bisa menjadi cara mereka menolak makanan baru yang belum mereka kenal.
- Sudah Kenyang
Jika anak merasa kenyang atau sudah cukup makan, mereka mungkin menolak tambahan makanan. Ini bisa terjadi jika mereka merasa tidak perlu makan lebih banyak lagi.
- Kondisi Kesehatan atau Penyakit
Beberapa kondisi kesehatan, seperti infeksi tenggorokan, pilek, atau gangguan gastrointestinal bisa mempengaruhi nafsu makan anak. Saat anak sakit, mereka mungkin tidak ingin makan dan menolak makanan sebagai respons terhadap ketidaknyamanan.
- Stres atau Kecemasan
Perubahan dalam rutinitas, situasi keluarga, atau lingkungan sosial bisa menyebabkan anak merasa stres. Stres emosional ini bisa membuat anak menolak makanan sebagai bentuk reaksi terhadap perasaan mereka.
- Kurangnya Selera Makan
Terkadang, anak mungkin hanya tidak merasa lapar atau tidak memiliki selera makan pada waktu tertentu. Ini adalah bagian dari fase perkembangan normal di mana nafsu makan mereka bisa berubah-ubah.
- Ingin Menunjukkan Kemandirian
Anak yang sedang belajar menjadi mandiri mungkin menolak makanan sebagai bentuk pernyataan diri. Ini adalah cara mereka untuk menunjukkan kontrol dan kemandirian atas apa yang mereka makan.
- Masalah dengan Tekstur atau Rasa Makanan
Beberapa anak sangat sensitif terhadap tekstur atau rasa makanan tertentu. Jika makanan yang disajikan memiliki tekstur atau rasa yang tidak mereka sukai, mereka mungkin menolak makanan tersebut.
- Kebosanan dengan Menu yang Sama
Jika anak merasa bosan dengan makanan yang sama terus-menerus, mereka mungkin menunjukkan penolakan dengan menutup mulut. Anak mungkin menginginkan variasi dalam makanan mereka.
- Pengalaman Negatif saat Makan
Apakah si Kecil pernah mengalami pengalaman negatif saat makan, seperti tersedak atau merasa terpaksa makan? Mereka mungkin menolak makanan sebagai bentuk perlindungan diri.
Baca Juga: Manfaat Makan Bersama dengan Keluarga untuk Anak

Dampak dari GTM
Walaupun GTM adalah fase yang umum, ada beberapa dampak negatif yang perlu Mama waspadai:
- Kekurangan Nutrisi
Jika GTM berlangsung lama tanpa penanganan yang tepat, anak bisa kekurangan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum anak dan sistem kekebalan tubuh mereka.
- Gangguan Pola Makan
GTM yang berkepanjangan bisa menyebabkan gangguan dalam pola makan anak. Anak mungkin menjadi semakin sulit untuk makan makanan baru atau bervariasi, yang dapat menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat di masa depan.
- Stres Emosional pada Anak dan Orang Tua
Menghadapi GTM bisa menyebabkan stres baik pada anak maupun orang tua. Anak mungkin merasa frustrasi jika mereka tidak nyaman saat makan, sedangkan Mama bisa merasa cemas karena takut anak tidak mendapatkan cukup gizi. Stres ini dapat mempengaruhi suasana makan dan dinamika keluarga.
Cara Mengatasi GTM dengan Tenang
Menghadapi GTM memang bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa cara yang bisa Mama coba untuk mengatasi fase ini dengan lebih mudah:
- Perkenalan Makanan dengan Cara Menyenangkan
Coba untuk memperkenalkan makanan baru dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Gunakan warna-warna cerah, bentuk yang lucu, dan sajikan dalam porsi kecil. Ajak anak terlibat dalam proses memasak atau penyajian makanan untuk membuat mereka lebih tertarik mencobanya.
- Ciptakan Suasana Makan yang Positif
Pastikan waktu makan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Hindari memberikan tekanan atau paksaan saat menyajikan makanan. Ciptakan suasana makan yang santai dan positif dengan berbicara tentang makanan dengan cara yang menyenangkan dan menjadikannya waktu berkualitas bersama keluarga.
Baca Juga: Inilah 3 Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak
- Berikan Pilihan Makanan
Memberikan beberapa pilihan makanan yang sehat dan bergizi bisa membantu anak merasa memiliki kontrol terhadap apa yang mereka makan. Biarkan anak memilih dari pilihan yang Mama siapkan, sehingga mereka merasa lebih tertarik untuk mencoba makanan yang ada.
- Konsistensi dan Kesabaran
Tetap konsisten dengan jadwal makan dan bersabar. Walaupun anak mungkin menolak makanan pada awalnya, terus tawarkan makanan tersebut di waktu makan berikutnya. Kadang-kadang anak perlu beberapa kali percobaan sebelum mereka merasa nyaman dengan makanan baru.
- Pantau dan Atasi Masalah Kesehatan
Jika GTM tampak berkepanjangan atau disertai dengan gejala lain, sebaiknya periksakan anak ke dokter. Masalah kesehatan seperti infeksi, gangguan pencernaan, atau masalah gigi dapat mempengaruhi nafsu makan anak. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya bisa membantu mengatasi GTM dengan lebih efektif.
Jadi, Mama, meskipun GTM bisa menjadi tantangan, dengan pendekatan yang penuh kasih dan kesabaran, Mama bisa membantu anak melewati fase ini dengan lebih mudah. Ingat, setiap anak itu unik, dan dengan sedikit kreativitas, Mama bisa membuat waktu makan menjadi lebih menyenangkan untuk si kecil. Semoga informasi ini membantu dan semoga si Kecil cepat mau makan lagi ya Ma!
Source:
https://www.verywellhealth.com/what-to-do-when-your-child-is-not-eating-anything-1323965https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-batita