Apa Itu Asam Folat?
Pernah dengar tentang asam folat? Asam folat adalah bentuk sintetis dari vitamin B9 (folat), yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama selama masa kehamilan. Asam folat berperan penting dalam pembentukan DNA, pertumbuhan sel, dan perkembangan otak serta sumsum tulang belakang janin.
Dalam masa kehamilan, kebutuhan asam folat meningkat drastis karena tubuh Mama sedang membentuk kehidupan baru. Kekurangan asam folat pada trimester awal bisa meningkatkan risiko cacat tabung saraf (neural tube defects) pada bayi.
Manfaat Asam Folat untuk Janin dan Ibu
Asam folat memiliki manfaat besar, tidak hanya untuk janin, tetapi juga untuk Mama sendiri:
- Mencegah cacat tabung saraf, seperti spina bifida dan anensefali.
- Mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin.
- Mengurangi risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
- Mencegah anemia pada ibu hamil.
Dosis Harian yang Direkomendasikan
Menurut World Health Organization (WHO) dan CDC, dosis asam folat yang disarankan untuk wanita hamil adalah:
- 400 – 600 mcg per hari sebelum dan selama trimester pertama
- Bisa meningkat hingga 1000 mcg (1 mg) sesuai anjuran dokter
Namun, konsumsi lebih dari 1 mg per hari sebaiknya diawasi oleh tenaga kesehatan karena bisa menyamarkan gejala kekurangan vitamin B12.
Sumber Alami vs. Suplemen: Mana yang Lebih Baik?
Asam folat bisa didapat dari dua cara, Mama:
Sumber alami (folat):
- Sayuran hijau (bayam, brokoli, kangkung)
- Buah-buahan (jeruk, alpukat, pepaya)
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
- Hati ayam dan hati sapi
Suplemen asam folat:
Sangat direkomendasikan karena sulit mencukupi kebutuhan hanya dari makanan. Terutama jika Mama mengalami mual muntah hebat atau memiliki masalah pencernaan.
Tips Mama: Kombinasikan konsumsi makanan tinggi folat dengan suplemen harian. Konsumsi dengan vitamin C (seperti dari jeruk atau lemon) agar penyerapan lebih optimal.
Waktu dan Cara Konsumsi yang Ideal
- Sebelum hamil (minimal 1 bulan sebelum konsepsi)
- Setiap hari di pagi hari dengan segelas air putih
- Jangan konsumsi bersamaan dengan teh/kopi karena bisa menghambat penyerapan
- Disarankan konsumsi sebelum makan
Baca Juga: Biskuit untuk Ibu Hamil: Camilan Sehat yang Lezat dan Bernutrisi
Efek Samping dan Interaksi Obat
Asam folat termasuk aman dikonsumsi, namun jika dikonsumsi dalam dosis sangat tinggi (lebih dari 1.000 mcg per hari) bisa menimbulkan:
- Perut kembung
- Rasa tidak nyaman di perut
- Reaksi alergi (sangat jarang)
Interaksi bisa terjadi jika Mama mengonsumsi obat anti-kejang, methotrexate, atau antibiotik tertentu. Selalu konsultasikan pada dokter sebelum mulai suplemen baru.
Riset Klinis tentang Asam Folat
Studi menunjukkan bahwa suplementasi asam folat sebelum dan selama awal kehamilan dapat menurunkan risiko cacat tabung saraf hingga 70% (De-Regil et al., 2015).
Sementara itu, sebuah riset di Journal of the American Medical Association (JAMA) menemukan bahwa anak-anak yang ibunya rutin mengonsumsi asam folat memiliki risiko lebih rendah mengalami keterlambatan bicara dan gangguan spektrum autisme (Surén et al., 2013).
FAQ: Bolehkah Konsumsi Asam Folat Lebih dari 1 mg Per Hari?
Jawaban:
Boleh, namun harus di bawah pengawasan dokter. Kelebihan asam folat bisa menutupi kekurangan vitamin B12 yang penting untuk sistem saraf Mama. Jangan asal menambah dosis sendiri, ya.
Baca Juga: 6 Jenis Makanan yang Disukai Janin untuk Tumbuh Optimal
Pentingnya Menyusui Langsung Setelah Melahirkan
Mama, setelah si Kecil lahir, tubuh kita akan terus membutuhkan nutrisi optimal, termasuk asam folat. Menyusui langsung bukan hanya cara terbaik memberi nutrisi pada bayi, tetapi juga membantu pemulihan tubuh Mama.
Dengan menyusui langsung, Mama membantu tumbuh kembang otak bayi yang sehat—dan asupan asam folat sejak hamil turut mendukung proses ini dari awal!
Mama, perjalanan menjadi ibu dimulai dari satu langkah kecil: menjaga nutrisi harian. Asam folat adalah investasi penting untuk kesehatan si Kecil sejak dalam kandungan. Dengan pilihan cerdas dan kebiasaan sehat, Mama bisa memberi awal terbaik untuk kehidupan baru.
Jangan ragu untuk berdiskusi dengan tenaga kesehatan dan tetap percaya diri dalam setiap keputusan yang Mama ambil—karena Mama tahu yang terbaik untuk buah hati. 🌸
Referensi:
WHO. (2022). Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant women. https://www.who.int/publications/i/item/9789241550066
De-Regil, L. M., Peña-Rosas, J. P., Fernández-Gaxiola, A. C., & Rayco-Solon, P. (2015). Effects and safety of periconceptional folate supplementation for preventing birth defects. Cochrane Database of Systematic Reviews, (12). https://doi.org/10.1002/14651858.CD007950.pub3
Surén, P., Roth, C., Bresnahan, M., Haugen, M., Hornig, M., Hirtz, D., … & Lipkin, W. I. (2013). Association between maternal use of folic acid supplements and risk of autism spectrum disorders in children. JAMA, 309(6), 570–577. https://doi.org/10.1001/jama.2012.155925
CDC. (2023). Folic Acid. https://www.cdc.gov/ncbddd/folicacid/index.html