fbpx
Obat Masuk Angin untuk Ibu Menyusui

Mengatasi Masuk Angin pada Ibu Menyusui

Hai, Mama! Saat menyusui, tubuh Mama bekerja ekstra keras untuk memastikan si kecil mendapatkan nutrisi terbaik. Namun, apa yang harus dilakukan jika Mama terkena masuk angin? Ini adalah hal yang wajar terjadi, dan Mama tidak perlu khawatir berlebihan. Artikel ini akan membahas penyebab, cara mengatasinya, dan obat masuk angin yang aman untuk Mama yang sedang menyusui.

Penyebab Masuk Angin pada Ibu Menyusui

Masuk angin pada dasarnya adalah gejala yang muncul akibat paparan suhu dingin, angin, atau kelelahan. Ibu menyusui sering kali merasa lelah karena kurang tidur dan peningkatan kebutuhan energi. Ditambah lagi, perubahan hormon pasca melahirkan juga dapat membuat tubuh Mama lebih rentan terhadap masuk angin. Beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan masuk angin termasuk kurangnya asupan makanan bergizi, stres, dan tidak cukup istirahat.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Ibu Menyusui Mengalami Masuk Angin?

Saat mengalami masuk angin, yang paling penting adalah Mama tetap menjaga kesehatan dan kenyamanan. Mama bisa melakukan beberapa hal berikut:

1. Istirahat Cukup

Pastikan Mama mendapatkan istirahat yang cukup. Tidur adalah salah satu cara terbaik untuk memperkuat sistem imun.

2. Tetap Terhidrasi

Minum air yang cukup dapat membantu tubuh mengeluarkan racun dan menjaga kondisi tubuh tetap baik.

3. Makan Makanan Bergizi

Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral untuk mempercepat pemulihan.

4. Tetap Menyusui

Menyusui dapat memberikan kenyamanan bagi Mama dan bayi. ASI mengandung antibodi yang dapat membantu melawan infeksi.

5. Pijat dengan Minyak Hangat

Pijat tubuh Mama dengan minyak hangat seperti minyak kelapa atau minyak kayu putih untuk memberikan rasa hangat dan nyaman.

Baca Juga: Obat Flu untuk Ibu Menyusui: Rekomendasi dan Tips Aman

Mengatasi Masuk Angin pada Ibu Menyusui

Obat Masuk Angin yang Aman untuk Ibu Menyusui

Saat memilih obat, penting untuk memastikan bahwa obat tersebut aman dan tidak mempengaruhi produksi ASI atau kesehatan bayi. Berikut adalah beberapa obat yang bisa dipertimbangkan:

1. Paracetamol

Aman digunakan oleh ibu menyusui untuk meredakan demam dan nyeri ringan. Pastikan Mama mengikuti dosis yang dianjurkan.

2. Obat Batuk dan Pilek Tanpa Dekongestan

Pilih obat yang tidak mengandung dekongestan seperti pseudoefedrin, karena dapat mengurangi produksi ASI.

Obat Alami untuk Masuk Angin

Selain obat-obatan, Mama juga bisa mencoba obat alami yang lebih aman:

1. Jahe

Jahe adalah salah satu obat herbal yang populer untuk mengatasi masuk angin. Jahe dapat membantu meredakan mual, meningkatkan sirkulasi darah, dan memberikan rasa hangat. Untungnya, jahe dianggap aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui dan tidak mempengaruhi produksi ASI. Bahkan, jahe bisa membantu meningkatkan imunitas Mama yang sedang menyusui.

2. Kunyit

Kunyit dikenal dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kunyit dapat membantu dalam mengurangi peradangan. Namun, kunyit juga memiliki sifat diuretik ringan yang bisa mempengaruhi hidrasi tubuh. Meski tidak secara langsung menurunkan produksi ASI, Mama tetap perlu memastikan asupan cairan yang cukup saat mengonsumsi kunyit.

3. Peppermint

Peppermint sering digunakan untuk meredakan masalah pencernaan yang berhubungan dengan masuk angin. Namun, peppermint dalam dosis tinggi dapat mengurangi produksi ASI. Sebaiknya Mama berhati-hati jika ingin mengonsumsi peppermint, terutama dalam bentuk teh atau suplemen.

4. Minyak Kayu Putih

Oleskan minyak kayu putih di area dada dan punggung untuk memberikan rasa hangat dan membantu meredakan gejala masuk angin.

5. Madu dan Lemon

Campurkan madu dan lemon dalam air hangat untuk membantu meredakan tenggorokan yang sakit dan meningkatkan sistem imun.

Penyebab Masuk Angin pada Ibu Menyusui

Bolehkah Ibu Menyusui Kerokan?

Kerokan adalah salah satu metode tradisional yang banyak digunakan untuk mengatasi masuk angin. Namun, Mama sebaiknya berhati-hati. Meskipun kerokan bisa memberikan rasa lega, metode ini juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan mungkin tidak aman jika dilakukan terlalu keras. Sebelum memutuskan untuk kerokan, pertimbangkan cara lain yang lebih aman dan tidak berisiko.

Baca Juga: Ibu Menyusui Jangan Sampai Kekurangan Kalsium! Simak Tanda-tanda, Dampak dan Cara Mengatasinya

Apakah Produk Herbal yang Dijual di Pasaran Aman untuk Ibu Menyusui?

Beberapa produk herbal yang populer di Indonesia untuk mengatasi masuk angin, meskipun komposisinya terdiri dari bahan-bahan alami, belum banyak penelitian yang memastikan keamanan produk tersebut untuk ibu menyusui. Oleh karena itu, sebaiknya Mama berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Obat Herbal yang Harus Diwaspadai

Walaupun banyak obat herbal yang aman, ada beberapa yang sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui karena dapat mempengaruhi produksi ASI atau bahkan kesehatan bayi:

  • Teh Sage: Sage diketahui dapat menurunkan produksi ASI.
  • Parsley: Mengandung diuretik yang dapat mengurangi produksi ASI jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
  • Ginseng: Dapat menyebabkan gangguan pada bayi dan menurunkan produksi ASI.

Pentingnya Menyusui Langsung Saat Bersama Bayi

Tetaplah menyusui langsung saat bersama bayi, meskipun Mama sedang merasa kurang enak badan. Menyusui tidak hanya memberikan nutrisi yang dibutuhkan si kecil tetapi juga kenyamanan emosional. Selain itu, ASI yang Mama berikan juga mengandung antibodi yang bisa melindungi bayi dari infeksi.

Mama, masuk angin saat menyusui memang bisa membuat khawatir, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat dan obat yang aman, Mama bisa cepat pulih. Pilihlah obat yang aman, atau gunakan metode alami untuk meredakan gejala. Jangan lupa untuk tetap menyusui langsung saat bersama bayi karena ini adalah momen yang sangat berharga dan bermanfaat bagi Mama dan si kecil. Tetap semangat, Mama!

Sumber:

  1. Hale, T. W., & Rowe, H. E. (2017). Medications and Mothers’ Milk 2017. Springer Publishing Company.
  2. American Academy of Pediatrics. (2019). Breastfeeding and the Use of Human Milk. Pediatrics, 129(3), e827-e841. https://doi.org/10.1542/peds.2011-3552