
Mam, salah satu cara meningkatkan bonding Mama dengan Si Kecil adalah dengan menyusui. Ketika menyusui, Mama dan Si Kecil akan saling bersentuhan kulit yang dapat membuat Si Kecil menjadi nyaman. Hal itu juga akan membuatnya merasa semakin dekat dengan Mama.
Mungkin banyak Mama yang mengalami kekhawatiran bahwa nantinya bayi akan memiliki perasaan tidak ingin jauh dari Mama dan menjadi bayi manja jika terlalu sering menyusuinya. Mam, jika Si Kecil memiliki perasaan tersebut, Mama tenang saja, ya. Bayi ingin selalu dekat dengan Mama merupakan hal yang wajar dan yang normal terjadi pada semua bayi. Bagaimana tidak? Di dunia yang baru ia ketahui ini, hanya Mama yang menjadi orang dewasa terdekat dan terintens berinteraksi dengan si kecil. Tentu saja si kecil akan banyak menunjukkan tanda ingin selalu dekat dengan Mama.
Malah sebaiknya Mama memberikan banyak sentuhan pada Si Kecil melalui menyusui ataupun menggendong. Sentuhan skin to skin yang Mama berikan pada Si Kecil akan memenuhi kebutuhan dasar si kecil akan rasa aman dan nyaman, serta baik untuk mendukung perkembangan otaknya. Menyusui, menggendong, maupun memeluk Si Kecil juga menjadi media untuk menenangkannya saat sedang rewel ataupun merasa lapar. Si Kecil akan lebih tenang jika berada di dalam dekapan Mama.
Menyusu Tidak Membuat Bayi Manja
Ini hanya mitos saja ya, Ma. Hal ini pun didukung oleh UNICEF, yang menyatakan bahwa setiap bayi memiliki perbedaan di mana ada bayi manja dan ada yang tidak manja tidak peduli bagaimana cara mereka disusui. Menyusui tidak hanya sekedar memberikan nutrisi terbaik untuk bayi, tetapi juga penting untuk perkembangan otak. Bayi yang sering disusui akan sering pula digendong oleh Mama yang menjadikan ikatan antara ibu dan anak semakin kuat. Bukannya membuat bayi manja, sebaliknya menyusui Si Kecil akan membuatnya merasa aman karena mengetahui bahwa ia dirawat dan dicintai oleh Mamanya. Menyusui juga merupakan salah satu bentuk pengasuhan yang dibutuhkan oleh Si Kecil.
Sama seperti orang dewasa pada umumnya, bayi juga memiliki kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, mandi, dan sebagainya. Selain kebutuhan fisik tersebut, kebutuhan emosional seperti digendong, dipeluk, dan diajak berbicara juga dibutuhkan oleh bayi yang harus dipenuhi oleh orang tuanya sebagai bentuk hak yang memang perlu mereka dapatkan. Pada umumnya, bayi memiliki caranya sendiri untuk memberikan tanda bahwa ia ingin memperoleh kebutuhannya.

Dilansir dari Motherly, ketika bayi baru lahir, ia akan mudah menangis. Namun, bukan berarti ia adalah bayi manja, karena ini adalah cara Si Kecil berkomunikasi pada Mama untuk menyampaikan kebutuhannya, entah karena ia merasa lapar, popoknya sudah penuh, ataupun sedang merasa kedinginan. Saat bayi menangis, hal terbaik yang harus Mama lakukan pertama kali adalah mencari tahu alasan mengapa ia menangis agar Mama bisa lebih mudah menanganinya kemudian berusaha untuk menenangkannya.
Ketika Mama mendengar tangisan Si Kecil, maka secara alami hal itu akan memicu naluri keibuan dalam diri Mama. Kemudian Mama akan merespon tanda yang diberikan oleh Si Kecil melalui tangisannya itu. Saat Mama menanggapi tangisan Si Kecil dengan memenuhi kebutuhannya seperti menggendong dan menyusui, secara tidak langsung hal itu akan membangun ikatan dan hubungan penuh kasih sayang antara Mama dan Si Kecil. Tentunya, bentuk tanggapan itu bukan berarti akan menjadikan bayi manja, ya.
Sebaliknya, jika Mama memberikan batasan pada bayi untuk tidak terlalu sering menyusu justru akan membuat bayi menjadi semakin rewel dan tidak nyaman karena merasa bahwa kebutuhannya tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini pasti akan berpengaruh pada fisik dan mental Mama yang bisa berpotensi memicu peningkatan stres. Oleh karena itu, sebaiknya Mama menyusui bayi sesuai permintaannya.
Jadi, menyusui tidak akan membuat bayi manja, dong?
Tentu tidak ya, Mam. Merespon kebutuhan bayi tidak akan membuat bayi manja, melainkan sebagai bentuk perhatian Mama pada bayi. Sejak awal kehidupan bayi, menyusuinya secara langsung saat Si Kecil menginginkannya atau menggendong saat Si Kecil membutuhkan dapat menciptakan pondasi untuk hubungan saling percaya antara Mama dan Si Kecil.
Melansir dari Raisingchildren.net.au, bayi akan bergantung pada orang tuanya untuk menyediakan apa yang dibutuhkannya untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Jika Mama secara konsisten dan tenang merespon kebutuhan Si Kecil, maka akan tumbuh rasa percaya pada dirinya untuk Mama bahwa Mama akan memenuhi apa yang dibutuhkannya. Hal ini juga akan membantunya menjadi percaya diri dari waktu ke waktu.

Selain itu, menyusui Si Kecil sama halnya dengan Mama memberinya kesempatan untuk mendapatkan nutrisi ASI yang lengkap dan sehat. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan kelancaran produksi ASI Mama. Semakin sering Si Kecil menyusu pada Mama, maka otak akan menangkap sinyal kebutuhan ASI Si Kecil yang semakin meningkat. Lalu, hormon yang memicu payudara untuk memproduksi ASI akan bekerja untuk menghasilkan ASI yang lebih banyak. Menyusui Si Kecil juga akan membantu Mama untuk lebih percaya diri dengan peran baru Mama sebagai orang tua.
Saat menyusui, Mama akan mencurahkan segala kasih sayang dan perhatian hanya untuk Si Kecil yang memang tidak akan bisa diberikan oleh siapapun terkecuali oleh Mama sendiri. Inilah yang kemudian disebut exclusive parenting. Pada momen itu, akan terjadi komunikasi antara Mama dan Si Kecil yang akan membentuk keterikatan di mana Mama akan selalu menjadi pendengar setia baginya. Hal itulah yang dapat membuatnya merasakan bentuk keamanan dari cinta dan kehangatan yang Mama berikan lewat ASI.

Dilansir dari The Natural Child Project, bayi-bayi yang menerima banyak perhatian di awal kehidupannya pasti akan belajar tidak hanya cara mengendalikan emosi dan kebutuhannya sendiri, tetapi juga cara mengeluarkan pikiran mengenai kekhawatiran dan masalahnya kepada orang lain. Jika anak dapat berkomunikasi dengan baik dan ada orang yang bersedia mendengarkannya, terutama ibu, maka kecil kemungkinan anak menjadi manja. Penyebab bayi manja bukan karena mereka terlalu banyak menyusu, tetapi karena tidak adanya kehadiran sosok ibu sebagai pendengar setianya.
Hubungan yang dijalin antara Mama dan Si Kecil sejak dini melalui menyusui juga akan mendukung perkembangannya dalam mengatasi dan mengelola stres dengan lebih baik saat dewasa nanti. Ini juga bisa menjadi sebuah dasar untuk mengajari Si Kecil agar berperilaku positif pada orang lain di masa depan. Si Kecil akan cenderung bergaul dengan lebih baik dan cenderung tumbuh lebih sehat secara fisik dan emosional sebagai orang dewasa.
Wah, jadi lebih paham, ya sekarang kalau menyusui itu nggak membuat bayi manja. Justru Si Kecil akan menjadi lebih mandiri dan bisa meningkatkan bonding antara Mama dengan Si Kecil. Semangat mengASIhi, ya Mam!
Writer: Fernika Windi
Editor: Mega Pratidina
Source:
Does Breastfeeding on Demand Spoil Children (naturalchild.org)
Can You Spoil a Newborn? (healthline.com)
It’s not ‘spoiling’ your baby to breastfeed on demand (mother.ly)
Busted: 14 myths about breastfeeding (unicef.org)
Does Breastfeeding Spoil Your Baby? (mutsy.com)
Can you spoil a baby? | Raising Children Network
Bayi Terlalu Sering Digendong Bikin Manja, Benarkah? (suara.com)