fbpx

Seperti yang kita semua tahu bahwa pemberian ASI eksklusif memberikan segudang manfaat bagi bayi. Dilansir dari University of Cambridge, menyusui dapat meningkatkan kemampuan fisik dan perkembangan kognitif si kecil.

Hmm, tapi apakah menyusui juga memiliki manfaat untuk Mama? Ternyata ada, lho..

Mama tentu pernah merasa lelah dan jenuh setelah mengurus si kecil seharian, dan berulang kembali rutinitas ini keesokan harinya?

Jenuh ini kemudian memicu stres pada busui. 1 dari 10 wanita akan mengalami stres setelah melahirkan. Tapi, tahukah Mama kalau menyusui dapat mengurangi risiko stres pada busui?

Wah, kok bisa ya? Nah, artikel ini akan membahas mengenai kenapa menyusui dapat mengurangi stres pada busui. Yuk, simak terus!

Potensi Stres pada Busui

Mama memiliki keinginan untuk selalu memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, terutama asupan nutrisi yang cukup.

Proses menyusui di awal cukup membuat stres. Apalagi pada Mama yang pada akhirnya tidak dapat menyusui bayinya secara langsung.

Beberapa Mama memiliki situasi dan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk menyusui. Sayangnya, risiko stress pada busui dapat meningkat hingga dua kali lipat pada Mama yang tidak bisa menyusui walaupun sebenarnya ingin.

Menyusui Mengurangi Risiko Stres Busui

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada The Journal Maternal and Child Health, menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi hingga 50% risiko depresi pasca melahirkan.

Menyusui dapat menurunkan respon terhadap stres fisik maupun psikologis dengan cara menekan kerja hormon HPA (hypothalamic pituitary adrenal axis).

Manfaat menyusui terhadap penurunan risiko stres pada busui dapat dirasakan setiap minggu selama menyusui hingga mencapai satu bulan.

Menyusui juga dapat mempererat ikatan (bonding) antara Mama dan bayi. Dilansir dari Reuters Health, kemungkinan bahwa peningkatan ikatan yang terjadi ketika menyusui dapat mengubah respons stres Mama dan bayi, serta membuatnya lebih tangguh ketika menghadapi stres.

Jadi dampak menguntungkan dari menyusui mungkin setidaknya dua kali lipat: nutrisi yang lebih baik dan perkembangan emosional yang lebih tangguh

Ini juga dipicu dari intensitas kontak kulit ke kulit saat menyusui yang membuat tubuh Mama melepas hormon bahagia lebih sering, Hormon bahagia atau hormon oksitosin inilah yang menekan stres dan juga memperlancar pengeluaran ASI.

Penanganan Stres pada Busui

Dilansir dari BBC News, Dr. Maria Lacovou menyatakan bahwa peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan untuk mendampingi Mama melalui masa depresinya.

Contoh hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi stres pada busui adalah:

  • Memberikan penyuluhan terkait berbagai manfaat menyusui bagi Mama dan bayi,
  • menjaga dan meningkatkan kesehatan Mama,
  • serta memberikan dukungan dan pendampingan moral bagi Mama yang ingin menyusui namun tidak bisa.

Selain itu, tubuh juga memproduksi hormon baik ketika Mama menyusui. Setelah melahirkan, Mama biasanya merasakan sakit, kurang tidur, atau bahkan rasa cemas. Nah, proses menyusui ini dapat membantu Mama untuk menjadi lebih rileks dan mengurangi stres.

Selain itu, support system terbaik juga dibutuhkan dalam upaya penganan stres pada busui ini. Dukungan Papa dan anggota keluarga lainnya dengan ikut aktif merawat si kecil dan juga memperhatikan kondisi Mama, dapat membantu mengurangi stres pada busui.

Yuk, #bahagiamenyusui untuk si kecil, Ma. Semangat terus menyusuinya Ma

Penulis: Khoirunnisa Purwamita

Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi

Sources :

https://www.cam.ac.uk/research/news/breastfeeding-linked-to-lower-risk-of-postnatal-depression

https://www.bbc.com/news/health-28851441

https://link.springer.com/article/10.1007/s10995-014-1591-z

https://www.reuters.com/article/us-health-mother-genes-idUSKCN1M62RH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *