Halo Mama, menjaga kesehatan diri sendiri adalah langkah pertama dalam merawat si kecil dengan optimal. Salah satu aspek penting yang perlu Mama ketahui adalah tentang klamidiasis, infeksi menular seksual yang sering kali tidak menunjukkan gejala namun dapat berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Apa Itu Klamidiasis?
Klamidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini dapat menyerang area genital, rektum, dan tenggorokan. Banyak orang yang terinfeksi tidak menyadari kondisinya karena gejala yang muncul sering kali ringan atau bahkan tidak ada sama sekali.
Penyebab Klamidiasis
Klamidiasis ditularkan melalui kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi, baik melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral. Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkan bakteri ini kepada bayinya selama proses persalinan.
Seberapa Umumkah Klamidiasis?
Klamidiasis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang paling umum di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa jutaan kasus baru terdeteksi setiap tahunnya. Tingginya angka ini sering kali disebabkan oleh kurangnya gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.
Gejala Klamidiasis pada Pria dan Wanita
Meskipun sering tanpa gejala, beberapa tanda yang mungkin muncul antara lain:
- Pada Wanita:
- Keputihan yang tidak normal
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Nyeri perut bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Perdarahan di antara siklus menstruasi
- Pada Pria:
- Keluarnya cairan dari penis
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Nyeri dan pembengkakan pada testis
Baca Juga: Klamidia pada Ibu Hamil, Berbahayakah bagi Bayi?
Diagnosis Klamidiasis

Untuk memastikan apakah Mama terinfeksi klamidiasis, diperlukan pemeriksaan medis. Dokter mungkin akan mengambil sampel dari area yang terinfeksi atau meminta sampel urine untuk diuji di laboratorium. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi Mama yang aktif secara seksual.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Mama mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan atau merasa telah terpapar risiko infeksi, segera konsultasikan dengan dokter. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan Klamidiasis
Klamidiasis dapat diobati dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Penting bagi Mama untuk mengikuti seluruh rangkaian pengobatan hingga tuntas dan menghindari aktivitas seksual selama masa pengobatan untuk mencegah penularan. Selain itu, pastikan pasangan juga mendapatkan pengobatan yang sama untuk mencegah infeksi berulang.
Baca Juga: Gula Darah Normal Ibu Hamil: Kenapa Penting dan Cara Menjaganya
Komplikasi Klamidiasis pada Pria dan Wanita
Jika tidak diobati, klamidiasis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius:
- Pada Wanita:
- Penyakit radang panggul
- Kerusakan permanen pada saluran reproduksi
- Kehamilan ektopik
- Infertilitas
- Pada Pria:
- Infeksi pada epididimis
- Infertilitas
Cara Mencegah Klamidiasis
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Berikut beberapa langkah yang dapat Mama ambil:
- Penggunaan Kondom: Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan.
- Setia pada Satu Pasangan: Memiliki satu pasangan seksual yang setia dan tidak terinfeksi dapat mengurangi risiko.
- Pemeriksaan Rutin: Lakukan tes kesehatan seksual secara berkala, terutama jika memiliki pasangan baru.
- Edukasi Seksual: Tingkatkan pengetahuan tentang infeksi menular seksual dan cara pencegahannya.
Pengalaman Penderita Klamidiasis
Banyak penderita klamidiasis tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi karena gejalanya yang minimal atau tidak ada sama sekali. Hal ini menekankan pentingnya pemeriksaan rutin dan kesadaran akan kesehatan seksual.
Tips untuk Mama
- Jaga Komunikasi dengan Pasangan: Diskusikan pentingnya kesehatan seksual dan lakukan pemeriksaan bersama.
- Tetap Tenang dan Proaktif: Jika didiagnosis dengan klamidiasis, ingatlah bahwa infeksi ini dapat diobati. Ikuti saran dan pengobatan dari dokter dengan disiplin.
- Fokus pada Kesehatan Bayi: Jika Mama sedang menyusui, pastikan untuk terus memberikan ASI. Menyusui langsung memiliki banyak manfaat bagi bayi dan membantu memperkuat ikatan antara Mama dan si kecil.
Ingat, menjaga kesehatan Mama berarti juga menjaga kesehatan keluarga. Tetap waspada, lakukan pencegahan, dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan.
Sumber:
- World Health Organization. (n.d.). *Penyakit bawaan