fbpx

Mama, apakah sudah pernah dengar tentang laktoferin? Yap, Laktoferin adalah salah satu jenis protein utama yang terkandung dalam ASI dan berikatan dengan baik pada zat besi.

Selain dalam ASI, kandungan ini juga dapat ditemui pada cairan tubuh lainnya, seperti air liur, air mata, dan sebagainya. Lantas, mengapa laktoferin dalam ASI itu penting bagi bayi? Yuk, simak penjelasannya!

Laktoferin dalam ASI

Laktoferin dalam ASI dapat membantu bayi menyerap lebih dari 50% zat besi dari ASI. Kadar ini lebih banyak dari kandungan zat besi yang mampu diserap bayi dari susu formula, yakni sebanyak 12%.

Kandungan yang paling tinggi terdapat pada tahap kolostrum, namun kadar ini akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu dan penambahan usia si kecil.

Manfaat Laktoferin dalam ASI

Source : Lifepack

Peran utamanya adalah berikatan dan membantu transpor zat besi dalam tubuh. Dilansir dari Jurnal Hematology, Immunology and Genetics 3rd Edition, Laktoferin dalam ASI memiliki kandungan anti-mikroba, anti-tumor, anti-virus, imunostimulan, dan anti-inflamasi.

1. Anti-mikroba

Kemampuan laktoferin dalam mengikat zat besi, dapat mencegah bakteri untuk berikatan dengan zat besi bebas.

Hal ini dapat menyebabkan sel bakteri tidak dapat tumbuh dan menjadi lisis. Selain itu juga dapat membantu pertumbuhan bakteri baik yang membutuhkan sedikit kadar zat besi, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium.

2. Anti-tumor

Laktoferin dapat menghambat pertumbuhan sel tumor ataupun sel kanker dengan cara meningkatkan respon imun adaptif.

Dilansir dari Jurnal Biomolecules, laktoferin juga digunakan dalam pengobatan kemoterapi dan tumor otak karena memiliki kemampuan melintasi penghalang darah pada otak.

3. Anti-virus

Kandungan di dalamnya memiliki kemampuan melawan virus, antara lain cytomegalovirus, herpes simplex virus, HIV, human hepatitis B, dan human hepatitis C.

4. Imunostimulan

Laktoferin dalam ASI membantu merangsang sistem imun tubuh, sehingga dapat mencegah terjadinya  gangguan akibat sistem imun tubuh yang menyerang diri sendiri.

5. Anti-inflamasi

Dalam fungsinya sebagai anti-inflamasi, yaitu untuk mengurangi peradangan akibat reaksi kekebalan alami tubuh terhadap berbagai jenis penyakit dan mikroorganisme.

Laktoferin dan Zat Besi Tambahan

Laktoferin memiliki fungsi yang berkaitan erat dengan pengikatan dan penyerapan zat besi dalam tubuh. Pada beberapa kasus, tambahan suplemen zat besi dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gizi si kecil.

Tentunya berdasarkan saran dan rekomendasi dokter. Lantas bagaimana pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap laktoferin dalam ASI? 

1. Pada Busui

Penelitian menunjukkan bahwa busui yang mengonsumsi suplemen zat besi tambahan tidak akan  mempengaruhi kadar laktoferin dalam ASI-nya.

Oleh karena itu, Mama boleh mengonsumsi tambahan suplemen zat besi, apabila memang membutuhkan, sesuai anjuran dan rekomendasi dokter tanpa perlu khawatir apakah akan mempengaruhi kandungan laktoferin dalam ASI-nya.

2. Pada Bayi dengan ASI Eksklusif

Bayi yang sehat dan mengonsumsi ASI eksklusif secara penuh menyerap zat besi yang terkandung dalam ASI dengan sangat baik.

Sehingga selama 6 bulan pertama menyusui, zat besi dalam ASI serta zat besi dalam tubuh bayi sendiri sudah mencukupi kebutuhan zat besi mereka. 

Namun, jika bayi mendapatkan terlalu banyak zat besi, maka dipercaya dapat membuat laktoferin kewalahan dan membantu perkembangan bakteri tidak baik dalam tubuh, terutama Escherichia coli dan Candida albicans di dalam organ pencernaan bayi.

Apabila bakteri ini terus bertumbuh semakin banyak, dapat mengakibatkan diare dan penyakit perut lainnya. 

Meskipun begitu, ketika bayi menginjak usia 6 bulan,  MPASI yang mengandung zat besi seperti hati ayam dan hati sapi sebaiknya diberikan.

Beberapa bayi bahkan membutuhkan asupan zat besi tambahan lebih awal, sehingga dokter anak mungkin akan menyarankan konsumsi suplemen zat besi antara umur 4-6 bulan.

3. Pada Bayi Prematur

Sebagian besar kandungan zat besi dalam tubuh bayi didapatkan melalui Mama selama 3 bulan terakhir kehamilan.

Bayi yang terlahir prematur berisiko untuk tidak mendapatkan kandungan zat besi sebanyak bayi yang terlahir normal, sehingga lebih rentan terkena anemia pada usia 6 bulan pertama.

Semakin awal kelahiran dan semakin kecil ukuran tubuh bayi, maka semakin besar pula resikonya. Oleh karena itu, bayi prematur yang diberikan ASI eksklusif tetap membutuhkan suplemen zat besi sejak usia 2 minggu hingga 12 – 15 bulan.

Laktoferin dalam ASIP

Pemberian ASI eksklusif secara langsung membantu menjaga kadar laktoferin dalam ASI. Namun, ada kalanya Mama berhalangan untuk melakukan hal tersebut, sehingga perlu untuk memerah dan menyimpan ASI (ASIP). Apakah kandungannya masih terjaga setelah proses penyimpanan?

Dilansir dari Very Well Family, ASI yang dibekukan pada suhu 4 hingga -20oC dapat bertahan selama 3 bulan tanpa kehilangan banyak kandungan laktoferin di dalamnya.

ASI yang dicairkan dengan cara diletakkan pada kulkas atau direndam dalam air panas, dapat mencegah kerusakan kandungan laktoferin dalam ASI.

Namun, apabila ASI dihangatkan kembali, zat – zat pelindung dalam ASI dapat berkurang dan menghilangkan sebagian besar faktor imun dalam ASI.

Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Penulis: Khoirunnisa Purwamita

Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi

Sources :

Chapter 4 – Donor Milk Compared with Mother’s Own Milk (sciencedirect.com)

Lactoferrin’s Anti-cancer Properties: Safety, Selectivity, and Wide Range of Action (mdpi.com)

Overview of Lactoferrin in Breast Milk (verywellfamily.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *