Beberapa Mama mungkin masih belum memahami dengan benar seperti apa kondisi hamil anggur. Hamil anggur (molar pregnancy) adalah kondisi yang terjadi akibat ketidaksempurnaan proses pembuahan sel telur oleh sel sperma sehingga menyebabkan plasenta tidak berkembang seperti seharusnya, namun malah membentuk tumor jinak non kanker (kista) di dalam rahim. Tumor ini berisi cairan yang menyerupai kelompok buah anggur. Terjadinya hamil anggur ini mengakibatkan rahim tidak dapat mendukung embrio yang sedang berkembang dan berujung pada berakhirnya kehamilan. Penyakit ini sangat langka dan hanya terjadi pada 1 : 1000 kehamilan. Kondisi hamil anggur ini dapat diketahui pada usia kehamilan 8 – 14 minggu.
Penyebab Hamil Anggur
Hamil anggur disebabkan oleh kesalahan genetik spesifik pada kromosom yang terjadi selama proses pembuahan sehingga membentuk tumor dalam rahim. Kromosom merupakan suatu struktur pembentuk gen yang mengatur pertumbuhan manusia. Pada sel manusia terdapat 23 pasang atau 46 buah kromosom, dimana pada setiap pasangnya terdiri atas satu gen ayah dan satu gen ibu.
Berdasarkan American Pregnancy, hamil anggur dibagi menjadi 2 tipe, yakni hamil anggur lengkap (complete) dan sebagian (partial).
Hamil anggur lengkap terjadi ketika sel sperma hanya membuahi sel telur kosong sehingga tidak ada janin yang terbentuk, hanya bagian plasenta saja yang tumbuh dan menghasilkan hormon kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hal ini dapat terjadi ketika kromosom dari sel telur ibu tidak berfungsi, sehingga 46 buah kromosom berasal dari gen ayah saja.
Sedangkan, pada hamil anggur sebagian sudah terlihat tanda – tanda awal bayi, namun janin tidak dapat bertahan hidup karena mengandung sel – sel abnormal. Hal ini dapat terjadi ketika kromosom ayah mengalami penggandaan atau dua sel sperma membuahi satu sel telur, sehingga bayi memiliki total 69 buah kromosom yang terdiri atas 2 set kromosom dari gen ayah dan 1 set kromosom dari gen ibu.
Dilansir dari Cleveland Clinic, hamil anggur dapat berkembang setelah Mama mengalami keguguran, kehamilan yang sukses, dan kehamilan ektopik ketika sel telur berada di luar rahim.
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Hamil Anggur?
Beberapa tipe orang berisiko untuk mengalami hamil anggur, antara lain berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat hamil anggur, pernah mengalami keguguran sebanyak dua kali atau lebih, serta penduduk yang tinggal di wilayah geografis tertentu, terutama Asia.
Gejala Hamil Anggur
1. Mengalami pendarahan atau mengeluarkan cairan gelap dari vagin;;
2. Keluarnya kista berbentuk seperti anggur dari vagina;
3. Sering merasa sakit, terutama mual dan muntah yang parah;
4. Terjadi peningkatan kadar hormon kehamilan HCG;
5. Merasakan nyeri akibat besarnya kista teka lutein yang distimulasi hormon gonadotropin (FSH dan HCG);
6. Tonjolan kehamilan terlihat lebih besar dari usia kandungan yang seharusnya;
7. Tidak mendeteksi adanya gerakan atau detak jantung janin;
8. Gejala kehamilan berlebihan, seperti hyperemesis (mual), hipertiroid kadar hormon tiroid tinggi), dan preeklampsia awal (tekanan darah tinggi).
Jika Mama mengalami gejala di atas, Mama perlu melakukan USG pada rahim dan pengecekan darah untuk memeriksa kadar hormon HCG dalam tubuh.
Penanganan Hamil Anggur
Pada umumnya, penyakit hamil anggur ini dapat berhenti dengan sendirinya. Kista berbentuk menyerupai anggur akan melewati rahim dan keluar melalui vagina secara alami seperti keguguran. Tetapi, pada beberapa kasus membutuhkan penanganan khusus untuk menghilangkan hamil anggur ini.
Adapun beberapa metode lain untuk menangani hamil anggur, yaitu :
- DIlatasi dan Kuretase
Dilatasi adalah suatu prosedur bedah untuk melebarkan leher rahim (serviks), sedangkan kuretase adalah prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Metode kuret terbagi menjadi dua jenis, yakni kuretase hisap (suction curettage) dan kuretase tajam.
Kuretase hisap membutuhkan suatu alat khusus bernama vakum aspirasi yang berfungsi untuk menghisap jaringan abnormal endometrium dari dalam rahim. Jaringan endometrium adalah jaringan pembentuk dan pelapis dinding rahim bagian dalam yang berperan dalam siklus menstruasi. Jaringan ini akan menebal sebagai tempat pelekatan sel telur yang telah dibuahi sperma dan akan meluruh apabila tidak dibuahi.
Kuretase tajam merupakan prosedur pengambilan jaringan dari dalam rahim dengan menggunakan alat tajam yang terbuat dari logam.
- Histerektomi
Histerektomi merupakan prosedur pengangkatan rahim. Meskipun sangat jarang dilakukan, metode ini dapat menjadi alternatif pilihan apabila Mama menderita trofoblastik gestasional (GTD) dan sudah tidak berkeinginan untuk hamil. GTD adalah penyakit yang kerap ditemukan pada kehamilan tidak normal.
- Kemoterapi
Meskipun telah melalui tindakan pengeluaran jaringan abnormal (kista), jaringan tersebut masih memiliki risiko untuk berkembang dalam rahim. Hal ini dapat menyebabkan Mama mengalami trofoblastik gestasional (GTD). Pada beberapa kasus langka, GTD ini dapat menyebabkan kanker yang disebut koriokarsinoma. Cara pengobatannya adalah dengan melaksanakan kemoterapi dan mengonsumsi beberapa jenis obat kanker
- Pemantauan Nilai HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Mama yang mengalami hamil anggur, mengalami peningkatan pada kadar hormon kehamilan HCG-nya. Setelah jaringan abnormal diambil, dokter akan melakukan pemantauan hingga kadar HCG dalam tubuh kembali normal. Pemantauan ini biasanya dilakukan selama 6 – 12 bulan untuk memastikan kista telah dihilangkan sepenuhnya dan tidak berkembang menjadi kanker bagi jaringan tubuh lain. Apabila kadar HCG tidak kunjung normal, maka perlu dilakukan pengobatan tambahan.
.
Dilansir dari Journal of Prenatal Medicine, pasien yang masih ingin mempertahankan kesuburan biasanya memilih metode suction curettage untuk menghilangkan kista dalam rahim. Namun, langkah terbaik adalah menghindari penggunaan obat oksitosin, kuretase tajam, dan evakuasi medis untuk menghindari risiko penyebaran jaringan.
90% orang yang telah mengalami hamil anggur tidak memerlukan perawatan lanjutan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa dokter umumnya menganjurkan Mama untuk menunda kehamilan selama 1 tahun setelah diagnosis hamil anggur. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan waktu bagi tubuh, khusunya rahim, agar kembali pulih dan mengurangi risiko terjadinya .hamil anggur pada kehamilan berikutnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah informasi bagi Mama dalam mempersiapkan masa kehamilan ya!
Writer: Khoirunnisa Purwamita
Editor: Mega Pratidina
Sources :
Molar Pregnancy: Symptoms, Risks, and Treatment (americanpregnancy.org)
Molar Pregnancy: Types, Symptoms, Causes, and Treatment (my.clevelandclinic.org)
Management of Molar Pregnancy (ncbi.nlm.nih.gov)