Sebagai orang tua, Mama pasti memiliki banyak sekali kekhawatiran mengenai keluarga. Bagaimana mendidik anak, bagaimana menjaga hubungan harmonis keluarga, memenuhi kebutuhan hidup, dan masih banyak lagi.
Namun, bagaimana dengan kekhawatiran Papa? Secara diam-diam Papa juga memiliki berbagai macam kekhawatiran, loh. Hmmm, kira-kira apa saja, ya, Ma, yang menjadi kekhawatiran Papa?
Hal yang Sering Menjadi Kekhawatiran Papa
1. Proses kehamilan dan persalinan Mama
Sebagai laki-laki, biasanya Papa memiliki kecenderungan untuk mencari solusi dari suatu permasalahan yang dialami, baik oleh dirinya sendiri, maupun orang-orang yang dikasihinya.
Proses kehamilan dan melahirkan Mama menjadi salah satu kekhawatiran Papa yang besar, karena pada masa-masa tersebut Papa tidak bisa melakukan hal yang signifikan untuk menolong Mama dan si kecil.
Dalam hal ini Papa bisa membantu mencarikan dokter yang terpercaya, rumah sakit yang nyaman, ataupun memberikan dukungan emosional untuk Mama.
Tapi, tetap saja hanya Mama lah yang akan mengalami proses melahirkan. Maka dari itu, sebaiknya Mama berkomunikasi dengan Papa, serta mengingatkan, bahwa dukungan-dukungan yang diberikan.
Selain itu, usaha terbaik yang Papa lakukan sudah sangat cukup untuk membantu dan menyenangkan Mama, ya.
2. Takut gagal menjadi seorang Papa dan suami yang baik
Berkeluarga membuat Papa bertanggung jawab untuk menjaga Mama dan anak-anaknya. Padahal, Papa sendiri juga masih perlu banyak belajar dan mengelola dirinya sendiri.
Hal ini menjadi kekhawatiran Papa, terlebih lagi jika banyak hal yang tidak berjalan sesuai ekspektasi Papa, seperti sifat anak, pergaulan anak, keinginan Mama, dan lain sebagainya.
Papa juga biasanya khawatir terkait meluangkan waktu untuk bersama Mama dan anak-anaknya, karena pada umumnya Papa akan banyak menghabiskan waktunya di kantor, dan tidak jarang kekurangan waktu, bahkan untuk dirinya sendiri.
3. Hubungan dengan Mama berubah
Nah, poin ini merupakan salah satu kekhawatiran Papa yang paling sering terjadi, loh! Lahirnya si kecil memang membawa kebahagiaan untuk Papa dan Mama.
Tapi, si kecil yang masih belum bisa merawat dirinya sendiri, tentu akan menyita banyak sekali waktu dan perhatian Mama, sehingga momen-momen bersama Papa terlewatkan.
Tidak jarang juga komunikasi antara Mama dan Papa menurun setelah lahirnya si kecil, karena fokusnya hanya tertuju pada si kecil saja.
Untuk mengatasi hal ini, Mama dan Papa sebaiknya tetap rutin berkomunikasi, menanyakan keadaan satu sama lain, membicarakan hobi masing-masing, ataupun pekerjaan.
Mama dan Papa juga dianjurkan untuk rutin mengungkapkan rasa sayang melalui bermacam-macam bahasa kasih, misalnya melalui pelukan, hadiah-hadiah kecil, pujian, dan masih banyak lagi.
Mama dan Papa juga boleh sesekali menitipkan anak, misalnya kepada mertua, agar dapat meluangkan waktu berdua.
Yang terpenting, komunikasi tetap terjaga, Papa dan Mama bahagia, maka si kecil pun akan bahagia juga!
4. Kekhawatiran finansial
Pada umumnya Papa ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Salah satunya adalah menjadi tulang punggung keluarga yang mumpuni. Bagaimana tidak, banyak sekali biaya yang harus Papa tanggung, mulai dari biaya hidup, biaya persalinan anak, biaya sekolah, dan lain-lain. Walaupun pada zaman sekarang biasanya Mama juga bekerja, tapi permasalahan finansial tetaplah menjadi salah satu kekhawatiran Papa yang terbesar.
Mama dan Papa dapat membicarakan dan menetapkan kembali tujuan finansial, mulai dari sumber pemasukan, jumlah pemasukan, dan alokasi penggunaan dana, misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan investasi, dana darurat, biaya pendidikan anak, ataupun untuk hobi. Menetapkan tujuan finansial yang jelas akan sangat membantu untuk meringankan kekhawatiran finansial, baik untuk Papa maupun Mama.
5. Perbedaan pola asuh
Kekhawatiran Papa yang satu ini sering terjadi jika orang tua dari Papa dan Mama tinggal bersama. Mungkin Papa dan Mama sudah mendiskusikan target dan pola asuh yang ingin diterapkan untuk anaknya.
Tetapi, seringkali kakek dan nenek memperlakukan si kecil dengan berbeda, bisa jadi terlalu memanjakan, ataupun terlalu tegas. Hal ini dapat membuat anak bingung membedakan mana ajaran yang seharusnya mereka ikuti.
Jika memang kakek dan nenek tinggal bersama dalam satu rumah, maka jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah melibatkan mereka dalam membicarakan cara pola asuh, dan target perilaku anak yang diharapkan.
Mama dan Papa bisa mengajak mereka berbicara serius, dan menjelaskan secara rinci, alasan-alasan mengapa suatu hal dilakukan, peraturan dibuat, dan lain-lain.
6. Mama tidak akur dengan mertua
Mertua bisa saja mencampuri urusan rumah tangga Papa dan Mama. Mungkin juga karena mereka merasa lebih berpengalaman, dan telah melewati segala proses yang saat ini sedang Mama dan Papa alami.
Tidak jarang juga mertua mengomel karena melihat hal-hal yang tidak sesuai pandangannya, padahal zaman sudah berubah, dan cara memperlakukan suatu hal tidak sepenuhnya sama dengan zaman dahulu.
Permasalahan ini menjadi kekhawatiran Papa, karena merasa serba salah harus mengikuti kemauan Mama atau orang tuanya.
Sebaiknya Mama dan Papa tetap mendengarkan saran-saran yang diberikan, dan kemudian menyeleksi mana yang menurut Mama dan Papa benar atau kurang tepat.
Yang terpenting, jangan sampai permasalahan ini menimbulkan pertengkaran yang besar, ya. Risiko ini bisa diminimalisir dengan tidak mengambil tindakan ataupun mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas ketika kesal.
Sebaiknya Mama dan Papa tetap membicarakan segala sesuatu dalam keadaan kepala dingin, dan bila perlu menunda diskusi apabila masih dalam suasana hati yang tidak nyaman.
7. Minder terhadap pencapaian Papa lain
Membanding-bandingkan diri dengan orang lain, terlebih lagi pada zaman media sosial seperti ini tentu menjadi hal yang sulit dihindari, bahkan untuk Papa.
Melihat teman-teman Papa mampu mengajak istrinya jalan-jalan keluar negeri, membelikan barang-barang mewah, pekerjaan yang keren, hal-hal tersebut juga menjadi kekhawatiran Papa.
Perlu diingat, di atas langit masih ada langit, sehingga tidak akan ada habis-habisnya membandingkan diri dengan orang lain.
Maka dari itu sebaiknya Papa fokus pada pencapaian diri sendiri, dan memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan yang sebelumnya pernah Papa lakukan.
Nah, itulah hal-hal yang seringkali menjadi kekhawatiran Papa. Sering-sering diajak ngobrol, ya, Mam. Semoga Mama, Papa, dan si kecil mampu menjalani setiap fase kehidupan dengan bahagia! Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, kok!
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Writer: Alvin Wardiman
Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi
Sources:
Depression in new fathers connected to relationship insecurities — ScienceDaily
New Dads Report Higher than Normal Levels of Stress, Anxiety
9 Hal yang Jadi Kekhawatiran Ayah Milenial | kumparan.com
6 Kekhawatiran yang Paling Sering Dialami Calon Ayah Baru | Orami