fbpx

Halo Mama, kehilangan bayi saat kehamilan adalah pengalaman yang sangat berat. Salah satu kondisi yang mungkin Mama dengar adalah Intrauterine Fetal Death (IUFD), yaitu kematian bayi di dalam kandungan setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Artikel ini akan membantu Mama memahami apa itu IUFD, gejalanya, penyebabnya, dan bagaimana menghadapinya, termasuk tips agar Mama tetap percaya diri menghadapi masa kehamilan dan persalinan berikutnya.

Apa Itu IUFD?

IUFD adalah kondisi di mana bayi meninggal di dalam rahim sebelum dilahirkan setelah usia kehamilan 20 minggu. Berbeda dengan keguguran (miscarriage) yang terjadi sebelum usia tersebut, IUFD umumnya lebih menantang secara emosional dan fisik karena kehamilan sudah lebih jauh berkembang.

Gejala IUFD

IUFD seringkali sulit terdeteksi tanpa pemeriksaan medis. Namun, beberapa gejala yang bisa Mama waspadai meliputi:

  • Berkurangnya gerakan janin secara signifikan.
  • Tidak adanya detak jantung bayi saat pemeriksaan ultrasonografi (USG).
  • Perubahan bentuk perut atau rasa nyeri yang tidak biasa.

Jika Mama merasakan sesuatu yang berbeda, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk memastikan kondisi janin.

Bagaimana IUFD Bisa Terjadi?

IUFD dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  1. Masalah plasenta: Gangguan suplai oksigen dan nutrisi pada bayi.
  2. Infeksi: Pada Mama atau janin, seperti rubella atau listeria.
  3. Kondisi medis Mama: Diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan autoimun.
  4. Kelainan kromosom pada bayi.
  5. Trauma fisik atau psikologis.

Meskipun beberapa penyebab dapat dicegah, sebagian besar kasus IUFD tidak dapat diprediksi.

Baca Juga: Hamil Anggur: Penjelasan, Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

Cara Menghindari IUFD

Berikut adalah beberapa langkah untuk menjaga kehamilan tetap sehat:

  • Pemeriksaan rutin ke dokter kandungan: Deteksi dini adalah kunci.
  • Pantau gerakan janin: Biasakan menghitung tendangan bayi setiap hari.
  • Jaga pola makan dan gaya hidup sehat: Hindari rokok, alkohol, dan zat berbahaya lainnya.
  • Kelola stres dengan baik: Stres berlebihan dapat memengaruhi kesehatan Mama dan bayi.

IUFD Biasa Terjadi pada Kehamilan Berapa Bulan?

IUFD dapat terjadi kapan saja setelah usia kehamilan 20 minggu, tetapi risiko cenderung lebih tinggi pada trimester ketiga.

Berapa Lama Lagi Bisa Hamil Setelah IUFD?

Setelah IUFD, tubuh membutuhkan waktu untuk pulih. Umumnya, dokter menyarankan untuk menunggu setidaknya 3-6 bulan sebelum mencoba hamil lagi. Namun, kondisi ini sangat bergantung pada kesehatan fisik dan emosional Mama. Pastikan Mama berdiskusi dengan dokter untuk memastikan kesiapan tubuh sebelum hamil kembali.

Kapan Bisa Berhubungan Setelah IUFD?

Secara medis, hubungan intim biasanya aman dilakukan setelah perdarahan berhenti, biasanya 2-4 minggu setelah IUFD. Namun, pastikan Mama merasa siap secara emosional sebelum melakukannya.

Apakah IUFD Bisa Berulang?

Risiko IUFD berulang sangat kecil, terutama jika penyebabnya telah diketahui dan ditangani dengan baik. Dengan perencanaan kehamilan yang tepat dan pengawasan medis yang ketat, kemungkinan memiliki kehamilan sehat berikutnya tetap tinggi.

Baca Juga: Gula Darah Normal Ibu Hamil: Kenapa Penting dan Cara Menjaganya

Tips untuk Mama yang Mengalami IUFD

  1. Jangan ragu meminta dukungan: Ceritakan perasaan Mama kepada pasangan, keluarga, atau konselor.
  2. Lakukan aktivitas yang menenangkan: Yoga, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan di taman.
  3. Beri waktu untuk pulih: Baik fisik maupun emosional, jangan terburu-buru.
  4. Fokus pada kesehatan diri: Konsumsi makanan bergizi dan cukup istirahat.
  5. Bergabung dengan komunitas sesama ibu: Mendengar pengalaman serupa dapat membantu Mama merasa tidak sendiri.

Sumber:

  • American College of Obstetricians and Gynecologists. (2023). Intrauterine Fetal Demise. Link
  • Mayo Clinic. (2023). Stillbirth Causes and Prevention. Link
  • World Health Organization. (2023). Stillbirth Facts. Link