
Jika si kecil rewel, muntah, atau memiliki ruam kemerahan pada kulitnya setelah menyusu, Mama mungkin mengira bahwa Ia mengalami gejala alergi ASI. Tapi, benarkah ASI dapat menyebabkan alergi? Tenang saja, itu bukan alergi ASI kok, Mama..
Intoleransi Makanan atau Alergi?
Dilansir dari Pediatric Clinics of America, nutrisi yang terkandung dalam ASI berasal dari seluruh senyawa dan yang berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh Mama. Nutrisi inilah yang kemudian disalurkan ke bayi melalui ASI.
Oleh karena itu, reaksi alergi ASI yang dialami bayi, kemungkinan besar disebabkan oleh intoleransi makanan atau alergi bayi terhadap jenis makanan yang dikonsumsi Mama. Lalu, apa perbedaan keduanya?
Intoleransi makanan adalah kesulitan mencerna makanan akibat kurangnya enzim atau adanya kandungan zat kimia dalam makanan, sehingga hal ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
Namun, intoleransi makanan masih memungkinkan penderitanya untuk mengonsumsi makanan dalam batasan jumlah tertentu tanpa mendapatkan reaksi negatif apapun.
Sedangkan alergi terjadi ketika tubuh memberikan reaksi negatif terhadap makanan yang dikonsumsi sehingga menimbulkan gejala yang lebih parah dibandingkan intoleransi makanan, seperti ruam merah pada kulit, sesak nafas, dan sebagainya.
Apabila bayi Mama sensitif terhadap jenis makanan tertentu, sebaiknya Mama juga lebih selektif terhadap pemilihan menu makanan. Karena meski makanan tidak langsung berubah jadi ASI, tetapi kandungan dari makanan tersebut terbaca pada ASI.
Gejala Alergi ASI
Alergi adalah reaksi yang ditunjukkan sistem imun untuk melindungi diri dari protein asing yang masuk ke dalam sistem tubuh. Kasus alergi ASI pada bayi sangat jarang terjadi.
Dilansir dari Healthy Children, 2 – 3 dari 100 bayi yang mengonsumsi ASI menunjukkan gejala alergi, namun hal ini ternyata disebabkan oleh reaksi alergi terhadap kandungan susu sapi yang Mama konsumsi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apa yang Mama konsumsi dapat menimbulkan reaksi alergi pada bayi. Adapun gejala alergi yang mungkin dialami bayi, antara lain:
- Bayi menghasilkan liur lebih banyak;
- Muntah;
- Sakit pada perut yang ditandai dengan bayi menangis dan mengerang;
- Diare berlendir atau berdarah;
- Gatal – gatal;
- Eczema yang ditandai dengan ruam merah pada tubuh, seperti pada siku, leher, lekukan lutut, dan sebagainya;
- Mata berair;
- Hidung yang mampet dan pilek;
- Gangguan pernafasan;
- Bengkak pada bibir, lidah, dan wajah;
- Radang tenggorokan.
Apabila gejala – gejala di atas dialami oleh si Kecil, Mama sebaiknya segera membawa bayi ke dokter untuk dilakukan analisis dan pengobatan lebih lanjut.
Makanan Penyebab Risiko Alergi ASI
Berdasarkan Jurnal Nutrients, terdapat beberapa kandungan senyawa pada makanan yang kerap menimbulkan reaksi alergi, yaitu fruktosa, laktosa, karbohidrat, gandum, dan histamin pada produk olahan daging dan susu.
Pada umumnya, jenis makanan yang berisiko menyebabkan alergi adalah susu, keju, kedelai, jeruk, telur, gandum, kacang – kacangan, ikan, kerang, coklat, minuman bersoda, serta kafein dalam kopi dan teh.
Langkah Penanganan Alergi
1. Melakukan Check-Up pada Bayi
Mama perlu membawa bayi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait gejala – gejala yang dialami bayi, pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta penambahan berat badannya.
Dokter umumnya akan melakukan pengecekan alergi dengan melakukan uji tusuk alergi (skin prick test). Jika bayi didiagnosis menderita alergi, diskusikan tindakan selanjutnya dengan dokter.
2. Mengeliminasi Jenis Makanan
Hal utama yang perlu dilakukan Mama untuk mengetahui jenis makanan apa yang menjadi pemicu alergi pada si kecil adalah dengan melakukan eliminasi makanan dan melihat perkembangannya.
Dilansir dari Happy Family Organics, ada 2 cara untuk mengeliminasi makanan yang berpotensi sebagai penyebab alergi, yaitu :
- Menghilangkan Makanan Satu Per Satu
Apabila setelah Mama menghindari salah satu jenis makanan, gejala alergi pada bayi sudah membaik, maka Mama dapat mengeliminasi permanen jenis makanan tersebut.
Namun, jika selama 3 minggu tidak kunjung membaik, Mama dapat mulai kembali mengonsumsi makan tersebut dan menghindari makanan lain yang berpotensi menyebabkan alergi.
- Menghilangkan Makanan Secara Bersamaan
Mama dapat berhenti mengonsumsi semua dugaan makanan penyebab alergi secara bersamaan selama 2 – 3 minggu, kemudian mulai mengonsumsi kembali jenis makanan tersebut satu persatu setiap 3 hari untuk menemukan makanan penyebab alergi yang sebenarnya.
3. Membuat Jurnal Makanan
Melakukan pelacakan dan mencatat tiap jenis makanan yang dikonsumsi Mama beserta gejala yang muncul pada bayi setelahnya merupakan salah satu cara terbaik untuk menemukan penyebab reaksi alergi pada bayi.
Meski begitu, Mama perlu mengingat bahwa reaksi alergi bisa saja baru timbul dalam kurun waktu beberapa hari hingga 2 minggu setelah Mama mengonsumsi suatu jenis makanan tertentu. Hal ini dapat terjadi karena makanan dapat tersimpan dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama.
4. Konsultasi dengan Ahli Gizi
Perubahan jenis makanan yang Mama konsumsi sehari – hari memang cukup rumit dan terkadang membuat Mama kebingungan karena belum terbiasa.
Maka dari itu, Mama dapat mengatasi hal ini dengan cara berkonsultasi bersama ahli gizi dan konsultan laktasi untuk membantu mengatur jenis makanan yang diperlukan Mama agar nutrisi yang diperlukan bayi tetap tercukupi.
Itulah fakta – fakta mengenai alergi ASI pada bayi yang Mama perlu ketahui. Semangat untuk terus menyusui ya, Ma! Pemberian ASI secara eksklusif dapat mengurangi risiko terjadinya alergi pada bayi, lho...
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3586783/ (diakses 22/10/2023)
2. Infant Allergies and Food Sensitivities. URL: https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/breastfeeding/Pages/Infant-Allergies-and-Food-Sensitivities.aspx (diakses 22/10/2023)
3. Food Intolerances. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6682924/ (diakses 22/10/2023)
4. Is Your Baby Reacting to Something in Your Milk? URL: https://www.happyfamilyorganics.com/learning-center/article/is-your-baby-reacting-to-something-in-your-milk/ (diakses 22/10/2023)