
Ketika memasuki fase mengASIhi si Kecil, tak jarang Mama mendengar beberapa hal yang entah apakah mitos atau fakta.
Salah satunya adalah menyusui dapat menyebabkan infeksi telinga pada si Kecil. Apakah hal ini benar atau hanya mitos tanpa dasar? SImak terus ulasan berikut ini, Ma!
Penyebab Infeksi Telinga pada Bayi
Dilansir dari penelitian milik National Institute of Health, infeksi telinga disebut juga otitis media. Biasanya, infeksi telinga (otitis media) terjadi ketika terdapat penyumbatan tuba eustachius.
Penyumbatan ini bisa terjadi selama pilek, alergi, infeksi saluran pernapasan atas, dan adanya bakteri atau virus.
Hal ini akan menyebabkan penumpukan nanah dan lendir di belakang gendang telinga. Infeksi telinga ini sangat umum terjadi, terutama pada anak-anak antara usia 6 bulan hingga 3 tahun.
Infeksi telinga lebih sering terjadi pada anak – anak daripada orang dewasa. Karena segala sesuatu yang ada pada telinga anak – anak, ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan orang dewasa.
Saluran eustachius anak – anak lebih kecil dan lebih horizontal, yang membuat lebih sulit bagi cairan untuk mengalir keluar dari telinga.
Kemudian, sistem kekebalan anak – anak juga masih belum berkembang sempurna dan masih rentan terhadap serangan infeksi.
Infeksi telinga sendiri merupakan penyakit yang tidak menular dan justru dapat dicegah dengan menghindari penggunaan botol dot ketika minum.
Baca juga: 6 Mitos Pantangan Menyusui, Cek Dulu Kebenarannya, Ma!
Faktanya, menyusui dapat menyebabkan infeksi telinga adalah MITOS! Bahkan, UNICEF menyampaikan, bahwa memberikan ASI eksklusif terhadap si Kecil, dapat mengurangi risiko otitis media (infeksi telinga) dibandingkan dengan pemberian susu formula.
Hal itu dikarenakan ASI mengandung antibodi yang dapat membantu melawan infeksi. Selain itu mekanisme menyusu dari payudara dimana puting Mama langsung mengarah pada area soft palate.
ASI hanya keluar jika si kecil menggerakkan otot rahangnya. Sehingga, memperkecil kemungkinan terjadinya penumpukan di belakang gendang telinga akibat adanya ASI yang masuk ke saluran eustahchius.
Berbeda dengan pemberian susu formula dengan media botol dot, apalagi dalam keadaan berbaring membuat risiko mengalirnya susu ke saluran eustachius semakin besar.
Hal ini karena aliran botol dot tidak dapat dikontrol dan tetap menetes meski si kecil tidak menghisap. Inilah yang memungkinkan susu formula masuk ke saluran eustachius.
Jadi, menyusui setidaknya selama satu tahun dan secara eksklusif selama enam bulan, merupakan suatu strategi yang efektif untuk membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi telinga pada si Kecil.
Tanda dan Gejala Bayi sedang Mengalami Infeksi Telinga
Tanda infeksi telinga terhadap si Kecil adalah munculnya rasa sakit di dalam dan sekitar telinga. Anak kecil dapat mengalami infeksi telinga sebelum mereka cukup besar untuk berbicara.
Itu berarti, orang tua perlu lebih peka untuk mencari tahu mengapa anak tampak kesakitan. Ketika si Kecil belum bisa mengatakan “Telingaku sakit”, tanda – tanda berikut dapat membantu Mama untuk menunjukkan infeksi telinga pada bayi:
- Si Kecil selalu menarik – narik telinganya;
- Menangis dan mudah rewel;
- Sulit tidur;
- Demam;
- Cairan mengalir dari telinga;
- Kehilangan keseimbangan;
- Kesulitan mendengar atau menanggapi isyarat pendengaran.
Cara Mencegah Infeksi Telinga Pada Bayi
Lalu, bagaimana cara mencegah si Kecil mengalami infeksi telinga? Jika Mama khawatir si Kecil akan mengalami infeksi telinga, ada beberapa cara yang dapat Mama coba, yaitu:
1. Rutin Menyusui
Rutin menyusui dapat mengurangi risiko bayi mengalami infeksi telinga. Menyusui juga membantu meningkatkan sistem kekebalan anak dengan menyediakan antibodi dan globulin imun yang melawan kuman.
Pemberian ASI eksklusif setidaknya selama tiga bulan, durasi menyusui yang lebih lama. Penundaan pemberian susu formula, dapat membantu si Kecil untuk mengurangi risiko infeksi telinga dan pernapasan.
Selain itu dengan memberi ASI Eksklusif dapat menghindari risiko sindrom kematian bayi mendadak, alergi, obesitas pada masa kanak-kanak, dan diabetes.
2. Jaga Kebersihan Tangan
Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian gosok sampai bersih selama 20 detik. Segeralah cuci tangan setiap selesai mengganti popok si Kecil, sebelum dan sesudah makan, serta ketika selesai membersihkan rumah.
Bersihkan juga area telinga luar si kecil dari kotoran dan hindari penggunaan cotton bud atau alat sejenis, untuk mengambil ear wax dari area telinga tengah.
3. Sebaiknya Tidak Menggunakan Dot
Dilansir dari American Academy of Pediatrics (AAP), untuk mengurangi risiko infeksi telinga pada si Kecil, sebaiknya Mama mengurangi atau bahkan tidak menggunakan dot untuk si Kecil.
Hal ini dikarenakan ketika si Kecil menggunakan dot. Tak jarang susu formula atau cairan lain dari dalam dot akan tumpah dan mengalir ke saluran Eustachius. Itulah yang berpotensi memasukkan bakteri atau virus ke telinga tengah.
Baca juga: Hindari Dot, Ini Media Pemberian ASI yang Dapat Mama Pilih!
4. Jauhkan Si Kecil dari Aasap Rokok
Tahukah Mama? Dilansir menurut Parents.com, paparan asap tembakau diyakini dapat meningkatkan risiko infeksi telinga hingga 50 persen, lho.
Hal ini terjadi karena partikel dalam tembakau dapat menyumbat tabung di telinga bagian dalam. Sumbatan ini tentunya dapat menghambat proses tabung mengalirkan cairan dan membuat si Kecil terkena infeksi telinga. Jadi, sebaiknya Mama menjauhkan si Kecil dari paparan asap rokok, ya.
5. Pastikan si Kecil Mendapatkan Imunisasi Lengkap
Dilansir menurut Reuters Health, memberikan vaksinasi dan imunisasi pada si Kecil akan membentuk perlindungan terhadap virus dan bakteri.
Sehingga bayi dapat mencegah penyakit serius lainnya seperti flu dan pneumokokus, juga dapat membantu mencegah infeksi telinga.
Si Kecil dapat menerima vaksin pneumokokus mulai usia dua bulan. Hal ini berguna sebagai booster untuk meningkatkan kesehatan si Kecil.
Cara Mengobati Infeksi Telinga Pada Bayi
Dilansir menurut Hopkins Medicine, sebagian besar infeksi telinga pada si Kecil akan hilang tanpa pengobatan.
Jika si Kecil terlihat tidak kesakitan parah, dokter mungkin akan menyarankan metode ‘tunggu dan amati’. Metode tersebut ditambah dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk melihat apakah infeksi hilang dengan sendirinya.
Dalam hampir setiap kasus infeksi telinga, keputusan pengobatan tergantung pada usia anak, tingkat nyeri, dan gejala yang muncul.
Jika anak kesakitan, atau infeksi telinga sudah lanjut, dokter anak mungkin menyarankan pengobatan antibiotik sesegera mungkin.
Hmm, jadi lebih tahu tentang infeksi telinga ya, Ma. Untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi telinga, Mama dapat melakukan beberapa cara di atas seperti selalu menjaga kebersihan tangan Mama dan si Kecil.
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter apabila Mama merasa infeksi telinga menghalangi pendengaran atau perkembangan anak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Mama!
Penulis: Anisa Luana
Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi
Sumber:
Benarkah Ada Posisi Menyusui yang Sebabkan Infeksi Telinga pada Bayi? (haibunda.com)
Ear infections (ncbi.nlm.nih.gov)
Does breastfeeding reduce the risk of ear infection? (babygooroo.com)
EAR INFECTIONS INFANT HEALTH RESEARCH (unicef.org.uk)
Baby Ear Infection: Causes, Symptoms, Treatment (verywellfamily.com)
How to Prevent Ear Infections: 9 Things New Moms Can Do (parents.com)
Vaccines, breastfeeding tied to decline in ear infections (reuters.com)