fbpx

Mama yang bekerja harus terpisah beberapa lama dengan bayi dan tidak dapat menyusui langsung. Pumping merupakan solusi untuk memberikan ASI perah.

Selain itu pumping juga bermanfaat sebagai support dalam menaikkan produksi ASI. ASI perah dapat disimpan dan tahan 3-5 hari di bagian pendingin (chiller), dan bisa tetap aman hingga 6 bulan apabila diletakkan di dalam freezer. Lantas, bagaimana cara menghangatkan ASI perah?

Mengapa Harus Menghangatkan ASI Perah?

Bayi lebih familiar dengan temperatur ASI yang hangat yang diberikan secara langsung dari payudara. Inilah mengapa, si kecil biasanya lebih memilih ASI perah dengan temperatur yang mirip atau mendekati temperatur ASI yang diberikan secara langsung.

Tujuan lain menghangatkan ASI perah yang sudah disimpan adalah untuk mencampurkan lemak yang terpisah pada saat ASI perah didinginkan di dalam kulkas.

Cara Menghangatkan ASI Perah

1. Menghangatkan dari Kulkas Bawah (Chiller)

Cara menghangatkan ASI perah dari chiller terdiri dari beberapa langkah berikut:

  • Ambil dan sisihkan ASI perah yang akan dihangatkan. Lalu, siapkan teko yang sudah berisi air. 
  • Panaskan air hingga hangat. Perhatikan agar air tidak sampai mendidih. 
  • Selanjutnya, tuang air hangat tadi ke dalam mangkuk atau wadah. Masukkan botol atau kantong ASI perah ke dalam mangkuk atau wadah yang berisi air hangat tersebut. 
  • Biarkan selama 1-2 menit hingga suhu ASI perah mencapai suhu yang diinginkan. 
  • Tes suhu ASI perah sebelum diberikan kepada si kecil untuk memastikan suhunya tidak terlalu panas.

2. Menghangatkan dari Freezer

Source: Forbes

Cara menghangatkan ASI perah dari freezer tidak banyak berbeda dengan cara menghangatkan ASI perah dari chiller. Hanya saja harus melalui langkah pencairan ASI terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:

  • ASI perah beku dari freezer dipindahkan terlebih dahulu ke bagian kulkas bawah kira-kira semalaman untuk menaikkan suhu ASI perah secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan nutrisi yang ada di dalam ASI perah. ASI perah baru bisa dihangatkan apabila telah cair sepenuhnya. 
  • Kemudian, langkah selanjutnya sama seperti cara menghangatkan ASI perah dari chiller.

Apabila Mama ingin mempersingkat waktu & langsung menghangatkan ASI beku, Mama juga bisa melakukannya seperti pada cara menghangatkan ASI perah dari chiller. \

Tapi, waktu yang digunakan untuk merendam botol atau kantong ASI perah dalam air hangat lebih lama, berkisar antara 10-15 menit, atau mungkin lebih lama dari itu, hingga benar-benar mencair.

Akan tetapi, cara ini sebaiknya dihindari karena perubahan suhunya terlalu drastis, dari beku lalu direndam ke air panas yang akan mempertemukan 2 suhu yang bertolak belakang. 

Baca juga: Cara Memanaskan ASI dari Freezer yang Perlu Mama Tahu!

3. Menghangatkan dari Bottle Warmer

Bottle warmer adalah alat bantu praktis yang berfungsi untuk menghangatkan ASI perah cair. Saat ini, banyak Mama yang menggunakan bottle warmer karena alasan kepraktisannya.

Langkah pertama untuk menghangatkan ASI perah menggunakan bottle warmer adalah dengan meletakkan botol berisi ASI perah pada area pemanasnya.

Ikuti petunjuk manual yang diberikan saat membeli bottle warmer tersebut, karena petunjuk penggunaan bottle warmer dapat berbeda tergantung dengan merknya. Lalu, tunggu selama beberapa menit hingga ASI perah mencapai kehangatan yang diinginkan. 

Namun, bottle warmer juga memiliki kontra dalam penggunaannya. Bottle warmer dapat membuat ASI perah menjadi terlalu panas dan merusak kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk si kecil.

Jika Mama ingin menggunakan bottle warmer, pastikan agar ASI perah tidak terlalu panas dan jangan lupa untuk mencabut aliran listriknya saat tidak digunakan.

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menghangatkan ASI Perah

Mama sebaiknya menghindari beberapa hal ini, seperti merebus botol atau kantong ASI perah langsung ke dalam panci berisi air, karena dapat menyebabkan overheating dan merusak komponen nutrisi yang terkandung di dalam ASI. Penggunaan microwave saat menghangatkan ASI perah juga tidak dianjurkan.

Dilansir dari Parents, microwave tidak dapat mendistribusikan panas secara merata, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran dari botol atau kantong ASI perah yang dihangatkan dan merusak komponen nutrisinya. 

Lalu, Mama juga tidak dapat membekukan kembali ASI perah yang sudah dihangatkan sebelumnya. Hindari mengocok ASI perah terlalu kencang karena hal tersebut juga dapat merusak kandungan nutrisi yang ada di dalam ASI.

Cukup putar perlahan botol berisi ASI perah agar lapisan foremilk dan hindmilknya kembali menyatu. Jika  ASI perah telah diminum si kecil dan berada di suhu ruangan selama dua jam, ASI perah yang tersisa di dalam botol sebaiknya dibuang.

Ini karena ASI sisa minum si kecil sudah tercampur dengan air liur, yang mengakibatkan ASI semakin besar potensinya untuk terkontaminasi. Ketika menyimpan ASI perah, beri label tanggal pada ASI yang akan disimpan di dalam kulkas. 

Jika Mama merasa tidak akan menggunakan ASI perah di bagian kulkas bawah dalam empat hari, segera pindahkan ASI perah tersebut ke dalam freezer untuk dibekukan.

Hal ini dilakukan untuk memperpanjang daya tahan ASI. Saat ingin bepergian, simpan ASI perah dalam cooler bag berinsulasi dengan ice gel/ice pack beku.

ASI perah dapat berada di dalam cooler bag selama 24 jam. Begitu sampai di tempat tujuan, segera simpan ASI perah kembali ke dalam pendingin atau freezer.

Itulah beberapa cara menghangatkan ASI perah yang bisa Mama coba. Sekalipun sudah tersedia ASI perah, tetap prioritaskan menyusui si kecil secara langsung untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis bayi secara lengkap. Semoga, informasi ini dapat membantu, ya, Ma! Cara mana yang biasanya Mama lakukan?

Writer: Fathiya Rahmah

Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi

Sources:

How to Warm Up Breast Milk

How to Safely Warm Breast Milk from the Refrigerator and Freezer

Cara Menghangatkan ASI Perah agar Kualitasnya Tetap Terjaga

Cara Menghangatkan ASI yang Benar, Jangan Sampai Salah! | Orami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *