Mama pernah merasa sendi terasa nyeri, kaku di pagi hari, atau sulit digerakkan saat menggendong si kecil? Tenang, Mama tidak sendiri. Nyeri sendi memang umum terjadi, terutama pada Mama yang sedang dalam masa menyusui atau setelah melahirkan. Yuk, kita bahas tuntas agar Mama bisa tetap aktif, nyaman, dan bahagia menemani tumbuh kembang si buah hati.
Apa Itu Nyeri Sendi dan Apa Penyebabnya?
Nyeri sendi adalah rasa tidak nyaman atau nyeri pada area di mana dua tulang bertemu. Penyebabnya bisa beragam, antara lain:
- Arthritis (radang sendi) seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis.
- Cedera atau overuse, misalnya akibat menggendong bayi terlalu lama atau posisi menyusui yang kurang ergonomis.
- Peradangan pada jaringan sekitar sendi seperti tendon atau bursa.
Mama juga perlu tahu, perubahan hormon selama masa nifas dan menyusui dapat menyebabkan ligamen lebih longgar sehingga sendi terasa lebih mudah nyeri.
Gejala yang Perlu Mama Waspadai
- Rasa nyeri di sendi tertentu (lutut, pergelangan tangan, bahu, pinggul).
- Bengkak dan kemerahan.
- Keterbatasan gerak atau kesulitan menekuk/merentangkan sendi.
- Kaku di pagi hari, yang membaik setelah beraktivitas.
Jika Mama merasakan sendi nyeri disertai demam atau pembengkakan hebat, segera konsultasikan ke dokter ya, Ma.
Bagaimana Cara Dokter Mendiagnosis Nyeri Sendi?
Biasanya dokter akan melakukan:
- Pemeriksaan fisik: melihat area sendi, rentang gerak, dan tanda peradangan.
- Pemeriksaan imaging, seperti X-ray atau MRI bila dicurigai kerusakan tulang atau jaringan.
- Tes laboratorium, misalnya untuk mendeteksi kadar asam urat atau faktor reumatoid.
Siapa yang Berisiko Mengalami Nyeri Sendi?
- Mama dengan usia di atas 35 tahun
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Riwayat cedera atau trauma sendi
- Atlet atau Mama yang sering berolahraga berat
- Mama yang sering menggendong bayi dengan posisi tidak ergonomis
Cara Mencegah Nyeri Sendi
- Pertahankan berat badan ideal. Setiap kilogram berat badan berlebih bisa memberikan tekanan ekstra pada lutut, Mama!
- Pilih olahraga low-impact, seperti berenang, jalan kaki, yoga, atau pilates.
- Perhatikan postur tubuh saat menyusui dan menggendong bayi. Gunakan bantal menyusui agar beban bahu tidak berlebihan.
- Cukupi asupan kalsium dan vitamin D dari makanan bergizi.
Baca Juga: Hormon Estrogen: Sahabat Penting Mama dalam Kehamilan, Menyusui, dan Kesuburan
Cara Mengatasi Nyeri Sendi di Rumah
Untuk nyeri akut, Mama bisa mengikuti prinsip R.I.C.E:
- R (Rest): Istirahatkan sendi yang nyeri.
- I (Ice): Kompres dingin selama 15–20 menit.
- C (Compression): Gunakan elastic bandage bila perlu.
- E (Elevation): Angkat sendi lebih tinggi dari jantung.
Jika nyeri masih terasa, analgesik OTC seperti paracetamol atau NSAID (ibuprofen) dapat digunakan sesuai petunjuk dokter. Untuk kasus berlanjut, fisioterapi atau latihan penguatan otot (strengthening program) bisa membantu.
Baca Juga: Makanan & Minuman yang Mengandung Kolagen: Rahasia Kulit Sehat dan ASI Tetap Optimal
Program Latihan & Peregangan yang Aman untuk Mama
- Untuk lutut: duduk di kursi, luruskan satu kaki, tahan 5 detik, lalu turunkan perlahan. Ulangi 10x.
- Untuk bahu: putar bahu ke depan dan ke belakang masing-masing 10 kali.
- Untuk pergelangan tangan: tekuk dan luruskan pergelangan secara perlahan.
Langkah Darurat dan Kapan Harus ke Dokter
Segera rujuk ke spesialis ortopedi atau reumatologi bila:
- Nyeri tak kunjung membaik setelah 1 minggu.
- Sendi terasa panas, bengkak, atau tidak bisa digerakkan.
- Ada demam atau luka pada area sendi.
FAQ untuk Mama
1. Obat apa yang aman untuk nyeri sendi jangka panjang?
Paracetamol umumnya aman bila digunakan sesuai dosis. Namun, hindari penggunaan obat antiinflamasi tanpa pengawasan dokter, terutama jika Mama sedang menyusui.
2. Apakah olahraga bisa memperparah nyeri sendi?
Tidak, Ma! Justru olahraga ringan seperti yoga, berenang, atau jalan santai dapat menjaga kelenturan dan memperkuat otot penyangga sendi.
Tips untuk Mama
- Lakukan peregangan ringan setiap pagi.
- Gunakan bantal menyusui agar posisi lebih nyaman.
- Konsumsi omega-3, kalsium, dan vitamin D untuk mendukung kesehatan sendi.
- Jaga hidrasi tubuh agar cairan sendi tetap optimal.
Dan yang tak kalah penting, tetaplah menyusui langsung saat bersama bayi. Sentuhan dan kontak kulit ke kulit tidak hanya memperkuat bonding, tapi juga membantu tubuh Mama melepaskan hormon oksitosin yang bisa membuat otot lebih rileks dan membantu pemulihan tubuh. 💕
Referensi
- Mayo Clinic. (2024). Joint pain: Symptoms and causes. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/joint-pain
- American College of Rheumatology. (2023). Exercise and arthritis. Retrieved from https://rheumatology.org/patients/exercise-and-arthritis
- National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS). (2023). Joint health and diseases. Retrieved from https://www.niams.nih.gov/health-topics/joint-health
Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Kemenkes RI). (2023). Prevalensi nyeri sendi dan faktor risikonya di Indonesia.

