Apabila Mama sering bertengkar dengan Papa di rumah, kemudian si Kecil mendengar pertengkaran tersebut. Hati-hati, hal ini bisa berdampak pada psikologis anak, lho, Ma…. Jika dibiarkan, bisa mengarah pada kondisi broken home.
Lalu, sebenarnya apa sih penyebab broken home pada rumah tangga? Wajarkah hal ini terjadi? Bagaimana peran orang tua terutama Mama dalam menyikapi ini? Ikuti terus artikel ini ya, Maa… Eitts, ada tipsnya juga supaya keluarga Mama tetap harmonis.
Apa itu Broken Home?
Dilansir dari Verywell Mind, broken home adalah situasi keluarga yang mencakup hubungan yang tidak sehat atau terputus dalam unit keluarga. Situasi ini sering dikaitkan dengan perceraian.
Tapi faktanya, keluarga yang terlihat baik-baik saja ternyata dapat berpotensi broken home jika anggotanya tidak membangun keharmonisan. Misalnya, kurangnya kasih sayang pada anak, kurangnya waktu family time, atau bahkan jarang bertemu dengan anggota keluarga lain.
Mengutip dari Academia, kondisi ini berdampak terutama kepada anak-anak. Kedekatan orang tua antar Mama, Papa, dan Anak diperlukan dalam usia ini. Karena anak butuh seorang support system yang baik untuk dapat mencapai cita-citanya.
Biasanya anak yang broken home, akan rentan mengalami stres dan gangguan kecemasan. Bahkan jika tidak ditangani, berisiko mengalami gangguan psikologis, seperti penyalahgunaan obat terlarang sampai bunuh diri.
Apa Penyebab Terjadinya Broken Home?
Anderson dalam situs Verywell Mind menjelaskan beberapa penyebab umum broken home, diantaranya:
1. Kekerasan
Mama pernah dengar istilah KDRT? Nah, kejadian ini seringnya menjadi penyebab utama broken home. Kekerasan ini bisa berupa seksual, fisik, maupun emosional. Mama perlu waspada, jika anak-anak sudah terpapar kekerasan ini dianggap lebih berisiko mengalami masalah emosional dan perilaku.
2. Perbedaan pendapat
Adanya perselisihan tentu bermula dari perbedaan pendapat antar dua belah pihak. Kondisi ini sebenarnya wajar terjadi, namun ada baiknya Mama dan Papa dapat berakhir menemukan solusi.
Bila hal ini terjadi pada Mama, usahakan tenang dan kurangi refleks amarahnya. Lalu, komunikasikan ke Papa tanpa menggunakan nada yang keras dan temukan solusinya bersama-sama.
Selain perbedaan pendapat, perbedaan keyakinan seperti agama, politik, hingga isu lainnya juga dapat memicu broken home dalam keluarga.
3. Masalah keuangan
Penyebab terjadinya broken home bisa juga dipicu oleh kondisi finansial. Masalah keuangan yang kurang stabil rentan mengalami gangguan belajar pada anak, sulit berkonsentrasi, dan kurang termotivasi untuk belajar karena kondisi keluarga yang kurang baik.
Oleh karena itu, Mama dan Papa dianjurkan saling terbuka dan jujur perihal finansial supaya bisa diselesaikan bersama-sama serta menemukan solusi terbaik.
Baca juga: 10 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Efektif
4. Masalah kesehatan mental
Kondisi kesehatan mental rupanya bisa berdampak pada kerenggangan pada rumah tangga. Maka dari itu, penting untuk menyadari kondisi kesehatan mental masing-masing dan berupaya untuk mengatasinya agar tidak mengganggu hubungan dalam rumah tangga.
5. Penolakan minta maaf
Membuat kesalahan adalah hal wajar terjadi pada rumah tangga. Tapi, jika salah satu anggota menolak untuk minta maaf, tentu akan menimbulkan masalah dalam keluarga. Ada baiknya setiap masalah bisa diselesaikan dengan baik-baik ya, Ma…
6. Melanggar batasan yang ditetapkan
Melampaui batas yang telah ditetapkan dapat mengganggu keharmonisan dalam hubungan keluarga. Hal ini terutama berlaku bagi anggota keluarga yang dekat, seperti orangtua dan saudara kandung.
Karena alasan tersebut, menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pasangan, orang tua, atau anggota keluarga lainnya memahami batasan yang telah Mama tetapkan. Dengan begitu, mereka akan dapat memahami hal-hal yang bisa menyinggung Mama.
7. Orang tua yang terlalu mengontrol
Mama, apakah masih selalu mengontrol anak kemana pun ia pergi? Sifat terlalu mengontrol ini dapat memicu anak yang broken home. Ia akan tidak tenang jika kegiatan yang dilakukan anak selalu diawasi oleh Mama begitu pun Papa.
Ada baiknya komunikasikan kekhawatiran Mama kepada anak dan menjelaskan kepada anak untuk selalu menjaga diri dan kepercayaan orang tua.
Dampak Broken Home pada Psikologis Anak
Dilansir dari Verywell Family, dampak serius yang dialami oleh anak broken home dapat mengganggu psikologisnya, diantaranya:
1. Gangguan emosional
Kerenggangan yang terjadi di rumah tangga bisa memengaruhi kondisi emosional anak. Rasa kehilangan, sedih, bingung, takut, marah, semua bercampur aduk.
Anak akan bingung harus memilih di pihak Mama atau Papa, karena ia merasa sudah tidak dicintai lagi oleh orang tuanya. Hati-hati ya Ma, gangguan emosional ini bisa berdampak pada anak sehingga menjadi sering marah dan berperilaku buruk.
2. Gangguan perilaku
Anak broken home akan memiliki mood yang tidak menentu (mood swing). Mereka akan memilih untuk menjauhi pergaulannya, enggan bersosialisasi, dan kurang percaya diri.
Broken home juga mendorong perilaku anak yang anti sosial, lho, Ma! Mama jika membiarkan ini terjadi, anak akan menjadi lebih agresif, nakal, berkata dan berbuat kasar, berbohong, dan berkelahi dengan temannya.
3. Gangguan mental
Karena sering terjadi pertikaian dalam rumah tangga, anak semakin rentan mengalami depresi, stres, dan gangguan kecemasan. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini akan memperparah ke gangguan pribadi anak dengan kondisi terparah seperti melakukan percobaan bunuh diri.
4. Pendidikan dan keuangan bermasalah
Masalah keuangan yang kurang stabil rentan mengalami gangguan belajar pada anak, sulit berkonsentrasi, dan kurang termotivasi untuk belajar karena kondisi keluarga yang rusak.
Hal tersebut akan memengaruhi prestasi anak yang semakin menurun, dan gagalnya ia menggapai cita-citanya.
Cara Mengatasi Broken Home
Bila Mama mengalami kondisi tersebut, beberapa cara ini bisa Mama coba untuk mengatasi broken home:
1. Hindari pertengkaran di depan anak
Pertengkaran yang terjadi di rumah tangga adalah hal wajar. Tapi, Mama harus bisa kondisikan ini agar tidak terdengar oleh anak. Selain terlihat kondisi rumah tangga Mama baik-baik saja, Mama juga segera menemukan solusi dari pertengkaran yang terjadi.
2. Jangan membuat anak berpihak ke salah satu orang tua
Apakah Mama pernah memihak ke anak kesayangan Mama? Lalu, membiarkan anak yang lain dipihak oleh Papanya? Hal tersebut jangan sampai terjadi ya, Ma!
Pastikan untuk selalu terbuka dan berbagi situasi keluarga dengan anak. Lalu, pentingnya komunikasi dengan kedua orang tua sangat penting bagi perkembangannya di kemudian hari. Mama bisa lakukan komunikasi melalui chat atau video call.
3. Bekerjasama dalam memberi support system
Support system diperlukan oleh anak untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua. Misalnya, anak sedang ada acara sekolah atau ulang tahun, peran Mama dan Papa diperlukan sebagai support system.
4. Cari jalan keluar dari stres
Saat stres melanda, baik orang tua maupun anak perlu mencari cara terbaik untuk mengatasinya, misalnya sharing dengan sahabat, atau minta saran dari guru di sekolah.
Kegiatan konseling keluarga dengan psikolog juga diperlukan jika muncul masalah pada kesehatan anak, baik gangguan psikologis maupun yang sudah berkembang menjadi gangguan fisik
Baca juga: 7 Cara Pasangan Bantu Atasi Stress pada Ibu Rumah Tangga
Itulah tadi penjelasan broken home dan bagaimana dampaknya untuk psikologis anak. Jika keluarga Mama sedang dalam masa ini, cobalah untuk lebih dekat pada anak, beri mereka support yang penuh.
Konsultasikan dengan psikolog supaya broken home tidak menghantui keluarga Mama lagi. Kuncinya tetap sabar ya, Ma!
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. (DOC) BROKEN HOME DAN LIFE STYLE. URL: https://www.academia.edu/24678844/ (diakses 15/10/2023)
2. Having a Broken Family: What It Means and How to Cope. URL: https://www.verywellmind.com/coping-with-broken-family-5204387 (diakses 15/10/2023)
3. The Psychological Effects of Divorce on Children. URL: https://www.verywellfamily.com/psychological-effects-of-divorce-on-kids-4140170 (diakses 15/10/2023)
Pernah punya anak di posisi seperti ini. Tapi sekarang alhamdulillah min udah tentremm, si kecil juga makin semangat belajarnya
Approve ya Mam. Semoga Mama dan Si Kecil happy terus 🤗