Mama pernah merasa bayi menjadi lebih rewel setelah menyusu pada Mama? Atau bahkan sering muntah dan timbul suatu reaksi pada tubuhnya?
Apakah mungkin Si Kecil mengalami alergi ASI ya? Eitss, ternyata itu bukan alergi ASI, Mama… Yuk, cari tahu fakta lengkap seputar alergi ASI di artikel MamaBear kali ini!
Benarkah Bayi Alergi ASI?
ASI merupakan sumber nutrisi utama yang siap penuhi secara lengkap semua kebutuhan untuk proses tumbuh kembang Si Kecil.
Pediatrics Clinics of America menyatakan bahwa seluruh nutrisi yang terkandung dalam ASI berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh Mama. Nutrisi ini akan disalurkan kepada Si Kecil melalui ASI yang Ia konsumsi.
Umumnya, reaksi yang timbul pada tubuh bayi setelah menyusu dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu intoleransi makanan atau alergi terhadap kandungan dalam makanan yang Mama konsumsi. Jadi, sebenarnya Si Kecil bukan alergi ASI ya, Mam.
Baca juga: Ini Fakta tentang Alergi ASI yang Wajib Mama Ketahui!
Apa Perbedaan Intoleransi Makanan dengan Alergi?
Lantas, gimana ya cara mengetahui apakah reaksi yang timbul pada tubuh Si Kecil disebabkan oleh intoleransi makanan atau alergi?
Terdapat perbedaan mendasar antara keduanya, baik dari gejala hingga dampak dari masing-masing kondisi tersebut.
Intoleransi makanan merupakan gangguan pada sistem pencernaan. Intoleransi makanan terjadi ketika tubuh bayi kesulitan untuk memecah enzim yang terkandung dalam jenis makanan tertentu sehingga tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh.
Gejala intoleransi makanan dapat timbul, bahkan ketika Mama mengonsumsi makanan tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit.
Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut ini gejala intoleransi makanan yang biasa muncul pada Si Kecil, antara lain:
- Feses berdarah;
- Diare;
- Perut kembung;
- Sakit perut.
Berbeda dengan intoleransi makanan, alergi merupakan respon sistem imun terhadap suatu jenis makanan tertentu.
Kondisi ini terjadi jika tubuh mendeteksi jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh sebagai zat asing dan berbahaya.
Kemudian, sistem imun tubuh akan berusaha memusnahkannya sehingga berdampak pada timbulnya reaksi alergi.
Alergi bisa menjadi suatu hal yang sangat membahayakan dan ditandai dengan gejala yang lebih parah dibandingkan intoleransi makanan, antara lain:
- Muntah terus-menerus;
- Ruam pada kulit;
- Pembengkakan pada wajah dan tenggorokan;
- Radang tenggorokan;
- Kesulitan bernafas.
Jenis Makanan Penyebab Alergi ASI
Secara umum, terdapat beberapa jenis makanan yang berpotensi lebih tinggi untuk menyebabkan alergi pada bayi, antara lain:
- Susu dan produk olahannya (dairy);
- Telur;
- Kacang-kacangan;
- Kedelai;
- Ikan;
- Sea food (udang, lobster, kerang, kepiting, dll).
Beberapa jenis makanan juga dijadikan sebagai bahan pembuatan makanan lainnya, misalnya adanya kandungan susu dalam jus buah atau kandungan telur dalam roti. Jadi, pastikan untuk benar-benar memeriksa komposisi dari setiap makanan yang Mama konsumsi, Yaa…
Pengenalan Makanan pada Bayi Dapat Pengaruhi Tingkat Toleransi Bayi
Penelitian terkini menunjukkan bahwa bayi yang diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan sejak dini (sekitar usia 6 bulan), akan membentuk sebuah sistem pertahanan sehingga memiliki tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap makanan.
Jadi, risiko untuk terkena alergi akan lebih rendah. Menurut Dr. Adhi Lukman, dokter spesialis anak dan imunologi, “ASI mengandung banyak zat yang memperkuat sistem kekebalan bayi, termasuk antibodi dan probiotik.”
Saat bayi mengalami alergi ASI, maka tandanya tubuh bayi lebih sensitif terhadap kandungan di dalamnya.
Tingkat toleransi bayi terhadap kandungan penyebab alergi dapat berubah berdasarkan beberapa faktor, seperti kondisi tubuh, tingkat stres, dan sebagainya.
Faktor inilah yang menyebabkan kemampuan daya tahan tubuh (imunitas) Si Kecil untuk menghadapi alergi akan beragam, bisa lebih ringan, atau bahkan lebih parah.
Hal yang Perlu Diperhatikan ketika Bayi Alami Alergi ASI
Jika Si Kecil mengalami tanda- tanda alergi makanan, maka sebaiknya Mama menghindari konsumsi makanan yang bisa memicu alergi.
1. Mencari sumber penyebab alergi
Bagaimana ya cara mencari tahu jenis makanan mana yang menjadi sumber alergi pada bayi? Jika Si Kecil mendapatkan nutrisinya secara eksklusif dari ASI, maka Mama bisa melakukan eliminasi dan mengenalkan kembali makanan untuk mencari tahu penyebabnya.
- Eliminasi makanan
Saat Si Kecil mengalami reaksi alergi, cobalah untuk menghilangkan salah satu jenis makanan dalam menu makanan yang telah Mama konsumsi.
Kemudian, tunggu selama kurang lebih 2 minggu dan perhatikan reaksinya. Jika setelah menghilangkan makanan tersebut, bayi dapat kembali mengonsumsi ASI dengan baik, maka Mama dapat mengeliminasi jenis makanan tersebut secara permanen.
Sebaliknya, jika setelah menghentikan salah satu jenis makanan tersebut bayi tetap menunjukkan gejala reaksi, maka Mama dapat mengonsumsi kembali makanan tersebut. Kemudian, lanjutkan dengan mencoba mengeliminasi jenis makanan lainnya.
- Kembali mengenalkan makanan
Eliminasi secara bersamaan dilakukan dengan cara menghentikan semua jenis makanan yang berpotensi menimbulkan alergi secara bersamaan selama 2-3 minggu.
Kemudian, Mama bisa mulai mengonsumsi jenis makanan tersebut secara satu per satu secara bergantian setiap kurun waktu tiga hari.
Lanjutkan hal ini secara berulang hingga Mama menemukan jenis makanan apa yang sebenarnya menunjukkan reaksi alergi pada Si Kecil.
Perlu diingat bahwa selama mencari sumber penyebab energi dengan kedua cara di atas, Mama sebaiknya selalu memastikan bahwa kelengkapan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh tetap terpenuhi dengan maksimal.
Hal ini dilakukan agar pengurangan jenis makanan ini tidak akan memengaruhi jumlah dan nutrisi ASI yang diproduksi oleh tubuh Mama.
2. Memeriksakan kondisi tubuh pada dokter
Saat bayi menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti gangguan pernafasan, pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, ruam pada kulit, dan sebagainya, Mama sebaiknya segera membawa Si Kecil kepada dokter untuk mendapatkan penanganan secara medis.
Umumnya, dokter akan memeriksa kondisi tubuh Si Kecil dan memberikan solusi untuk mengatasi reaksi alerginya terlebih dulu.
Dokter juga akan membantu memberikan diagnosis terkait jenis makanan apa yang menyebabkan reaksi alergi pada bayi Mama dan mencarikan alternatif sumber nutrisi lainnya.
3. Mengenalkan MPASI pada bayi
Hal yang tak boleh ketinggalan untuk diperhatikan adalah ketika Si Kecil memasuki masa pemberian MPASI.
Saat Si Kecil mendapat ASI secara eksklusif, maka bayi akan menerima berbagai kandungan nutrisi sesuai sumber makanan yang dikonsumsi oleh Mama.
Maka dari itu, jika bayi telah menunjukkan reaksi alergi pada salah satu bahan yang Mama konsumsi saat menyusu pada Mama, Mama sebaiknya menghindari pemberian jenis makanan tersebut pada bayi ketika dalam masa MPASI.
Sebelum mulai MPASI, Mama juga dapat menanyakan pada ahli gizi mengenai tips dan cara yang tepat dalam mengenalkan beberapa jenis makanan yang berpotensi menyebabkan alergi.
Itulah beberapa informasi yang perlu Mama ketahui terkait alergi ASI pada bayi. Apa bayi Mama juga pernah mengalami gejala alergi seperti yang ada di atas?
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Source:
Can Your Baby Be Allergic to Your Breast Milk? – Cleveland Clinic