Cemas ya, Ma, saat mendengar anggapan bahwa ASI tidak keluar setelah lahiran caesar. Dilansir dari Nourisher.co, persalinan pervaginam maupun caesar sama-sama memiliki perubahan hormonal yang mendorong payudara untuk mulai memproduksi ASI. Lalu, sebenarnya anggapan ini mitos atau fakta, ya?
Faktor yang Menyebabkan ASI Tidak Keluar Setelah Lahiran Caesar
1. Proses skin to skin yang lebih sedikit
ASI tidak keluar bisa disebabkan karena proses skin to skin Mama dan bayi yang lebih sedikit. Beberapa rumah sakit memiliki beberapa prosedur yang berbeda pasca persalinan caesar. Sehingga tidak semua bisa menerapkan skin to skin secara langsung.
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa dengan memberikan kesempatan melakukan kontak kulit ke kulit antara Ibu dan bayi segera saat di meja operasi dapat memberikan rasa nyaman pada Ibu, serta dapat memberikan keyakinan yang tinggi pada Ibu untuk menyusui bayinya.
Selain itu, skin to skin merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan attachment dan menjalin interaksi antara Ibu dan bayi. Skin to skin dapat meningkatkan hormon oksitosin yang terbukti dapat membantu produksi ASI.
2. Proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tertunda
Penelitian menyebutkan bahwa tingkat inisiasi menyusui lebih rendah pada kelahiran melalui operasi caesar. Hal ini menunjukkan bahwa lebih sedikit Ibu yang melakukan IMD setelah operasi caesar. Hal ini menjadi salah satu penyebab ASI tidak keluar setelah lahiran caesar.
Proses IMD mampu memberikan rangsangan untuk memproduksi ASI lebih cepat, melepaskan hormon oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi, serta memberi bayi manfaat kolostrum. Isapan bayi baru lahir yang paling kuat justru berada pada awal-awal kelahiran.
Baca juga: Yuk, Kenali Apa itu IMD, dan Berbagai Manfaatnya untuk Si Kecil
3. Stres pasca melahirkan
Proses adaptasi setelah melahirkan kadang bisa bikin stres ya, Ma. Mama perlu waspada, American Academy of Pediatrics menemukan bahwa kelelahan dan stres pada Ibu menyusui terbukti menghambat pelepasan oksitosin yang dapat berpengaruh pada produksi ASI.
Untuk menghindari stres setelah melahirkan, Mama bisa coba lakukan hal berikut:
- Fokus recovery setelah melahirkan. Artinya, jangan memaksakan diri dan istirahat sebanyak mungkin setelah melahirkan. Konsultasi dengan dokter untuk memberikan obat nyeri yang aman untuk menyusui.
- Melakukan hal yang membuat perasaan Mama nyaman, seperti mendengarkan musik yang menenangkan, menikmati secangkir teh hangat, atau diffuse essential oil minyak esensial untuk membuat suasana hati Mama lebih rileks sebelum menyusui.
- Mencari support system Mama setelah melahirkan. Mama jangan ragu meminta tolong orang terdekat untuk membantu aktivitas harian di rumah. Agar Mama bisa fokus menyusui dan recovery setelah operasi caesar.
Cara Meningkatkan Produksi ASI Setelah Lahiran Caesar
1. Frekuensi menyusui
Idealnya, bayi harus menyusu setiap 2-3 jam sekali. Frekuensi menyusui yang sering terbukti dapat meningkatkan produksi ASI Mama, lho. Saat si Kecil menyusu secara langsung, akan merangsang payudara untuk meningkatkan supply ASI Mama.
Ini yang disebut dengan prinsip supply and demand. Artinya, semakin sering Mama menyusui bayi, tubuh menerima sinyal untuk memproduksi ASI lebih banyak. Proses ini biasa dikenal dengan nama let down reflex yang membantu merangsang kontraksi pada otot-otot payudara.
2. Pelekatan yang tepat
Saat menyusui, penting agar mulut bayi melekat di payudara Mama dengan benar. Rangsangan dari mulut bayi akan mengirim sinyal ke payudara Mama untuk memproduksi ASI. Ini nih, yang bikin produksi ASI Mama makin meningkat.
Pelekatan yang tepat sebenarnya juga dapat mencegah munculnya luka, nyeri, bahkan sakit pada puting susu Mama. Jika Mama masih ragu apakah selama ini pelekatan bayi sudah tepat atau belum, Mama bisa konsultasi dengan konselor menyusui ya, Ma.
3. Mengosongkan payudara Mama
Rajin mengosongkan payudara dapat meningkatkan produksi ASI. Mama dianjurkan menyusui kedua payudara secara bergantian. Caranya susui bayi di payudara kiri sampai payudara terasa lembek, setelah itu baru ganti ke payudara kanan ya, Ma.
Mengosongkan payudara secara teratur juga dapat mencegah nyeri dan pembengkakan pada payudara Mama. Ini disebabkan karena ASI yang tidak dikeluarkan akan menumpuk di alveoli (tempat ASI disimpan) bersama dengan darah dan cairan limfatik.
Baca juga: Hempas 5 Mitos Melahirkan Caesar, Ini Faktanya, Ma!
Nah, jadi jawabannya mitos ya, Ma. Baik persalinan pervaginam maupun caesar sama-sama bisa memproduksi ASI untuk si Kecil. Yang terpenting adalah Mama rajin menstimulasi supaya ASI keluar dengan lancar.
Dapatkan juga informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Does Having a C-Section Affect Your Breast Milk Supply? URL: https://www.nourisher.co/blogs/the-milkful-blog/does-having-a-c-section-affect-your-breast-milk-supply (diakses 24/09/2023)
2. Breastfeeding after a Caesarean Birth. URL: https://www.breastfeedingnetwork.org.uk/breastfeeding-after-a-caesarean-birth/ (diakses 24/09/2023)
3. The impact of caesarean section on breastfeeding initiation, duration and difficulties in the first four months postpartum. URL: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27118118/ (diakses 24/09/2023)
4. 7 Tips for Successful Breastfeeding After a C-Section. URL: https://www.verywellfamily.com/breastfeeding-after-a-c-section-431676 (diakses 24/09/2023)
5. Pengaruh Kontak Kulit ke Kulit Segera terhadap Keyakinan Ibu Menyusui Paska Bedah Sesar. URL: https://www.researchgate.net/publication/323631881_Pengaruh_Kontak_Kulit_ke_Kulit_Segera_terhadap_Keyakinan_Ibu_Menyusui_Paska_Bedah_Sesar (diakses 24/09/2023)