Mastitis merupakan salah satu keluhan yang sering terjadi selama masa menyusui yang berkembang pada jaringan payudara.
Mastitis adalah jenis penyakit payudara jinak (non-kanker). Kondisi ini sering kali membuat Mama merasa tidak nyaman. Karena payudara terasa sakit dan ASI tidak keluar.
Sebenarnya, mastitis dapat terjadi pada siapapun termasuk pria dan wanita yang tidak menyusui. Meskipun mastitis paling sering terjadi selama 6 – 12 minggu pertama menyusui.
Mama akan lebih mungkin terkena mastitis jika pernah implan payudara, menyandang diabetes atau penyakit autoimun lainnya. Memiliki eksim atau kondisi kulit serupa, luka di kulit karena mencabut atau mencukur bulu dada, dan kecanduan tembakau atau nikotin (merokok) juga menjadi penyebab mastitis,
Dilansir dari Mayoclinic, mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang terkadang juga dapat menyebabkan infeksi.
Mastitis laktasi ini dapat menyebabkan Mama mudah merasa lelah, sehingga mengalami kesulitan untuk merawat si Kecil.
Namun, ketika mengalami mastitis Mama disarankan tetap menyusui si Kecil karena faktanya menyusui justru dapat membantu membersihkan infeksi, dan juga tidak akan membahayakan si Kecil.
Lalu, apa saja sebenarnya gejala, penyebab, dan cara mengatasi mastitis? Yuk! simak ulasan berikut untuk lebih mengenal mastitis yang terjadi pada Busui
Gejala Mastitis
Tahukah Mama? Gejala mastitis ternyata dapat muncul secara tiba-tiba, lho. Menurut National Health Service, gejala mastitis dapat berupa pembengkakan di area payudara Mama.
Pembengkakan ini akan terasa panas dan nyeri saat disentuh serta kulit yang menjadi kemerahan. Namun, gejala yang ini bisa lebih sulit untuk dilihat jika Mama memiliki kulit yang lebih gelap.
Kemudian, terdapat benjolan berbentuk baji atau area keras di payudara yang memberikan rasa sakit seperti terbakar yang terjadi secara terus menerus atau ketika Mama menyusui.
Biasanya, Mastitis sering terjadi pada salah satu payudara saja. Namun, terdapat beberapa kasus yang juga terjadi di kedua payudara.
Gejala lainnya ketika mengalami mastitis adalah munculnya rasa pegal – pegal dan mudah kelelahan, Mama mungkin juga mengalami demam, kedinginan, dan nyeri tubuh.
Tanda-tanda bahwa mastitis semakin parah adalah pembengkakan yang tidak mereda, nyeri kelenjar getah bening di ketiak di sebelah payudara yang terinfeksi. Selain itu, detak jantung yang cepat, nanah yang mengalir dari puting, dan flu yang semakin parah.
Penyebab Mastitis
Umumnya penyebab utama mastitis adalah adanya air susu yang terperangkap di payudara Mama. Jika payudara tidak sepenuhnya kosong saat menyusui, salah satu saluran ASI bisa tersumbat.
Penyumbatan menyebabkan ASI tidak bisa keluar dan menyebabkan infeksi payudara. Selain itu, mastitis dapat juga disebabkan oleh bakteri yang memasuki payudara Mama.
Bakteri ini berasal dari permukaan kulit dan mulut si Kecil yang dapat masuk ke saluran susu melalui celah di kulit puting atau melalui lubang saluran susu.
Ini bisa terjadi ketika Mama yang sedang mengASIhi memiliki puting yang pecah-pecah atau sakit. Menggunakan teknik menyusui yang benar dan memastikan si Kecil melekat dengan benar saat menyusui akan membantu mengosongkan payudara dan menghindari puting pecah-pecah.
Mastitis juga dapat terjadi akibat Mama yang mengenakan bra terlalu ketat sehingga membatasi aliran ASI. Mastitis cenderung mudah menyerang Mama yang pernah mengalami mastitis sebelumnya.
Dilansir dari Web MD, Mastitis atau infeksi payudara paling sering terjadi pada 1 – 3 bulan setelah melahirkan. Tapi dapat terjadi pada wanita yang belum lama melahirkan dan pada wanita setelah menopause.
Penyebab lain infeksi termasuk mastitis kronis dan bentuk kanker langka yang disebut karsinoma inflamasi. Pada wanita sehat, mastitis jarang terjadi.
Namun, wanita dengan diabetes, penyakit kronis, AIDS, atau sistem kekebalan yang terganggu mungkin lebih rentan mengalami mastitis.
Cara Mengatasi Mastitis
Untuk mengatasi mastitis, Mama bisa menggunakan antibiotik sesuai anjuran dokter. Mama tidak perlu khawatir karena antibiotik tidak akan membahayakan si Kecil.
Jika dokter meresepkan antibiotik, minumlah sesuai petunjuk. Jangan berhenti meminumnya hanya karena Mama merasa lebih baik, ya!
Mama perlu minum obat sesuai anjuran agar mastitis cepat sembuh. Umumnya infeksi akan hilang dalam 10 hari tetapi dapat berlangsung selama tiga minggu.
Jika pengobatan tidak berhasil pada awalnya, dokter mungkin mengirim sampel ASI Mama ke laboratorium untuk membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
Namun, Mama sebaiknya tidak khawatir karena mastitis terkadang bisa hilang dengan sendirinya tanpa perawatan medis.
Selain itu, untuk mengurangi rasa sakitnya Mama dapat beristirahat lebih banyak, minum lebih banyak cairan, dan menggunakan kompres hangat atau dingin pada payudara yang sakit.
Mama dapat mengikuti tips seperti dilansir menurut penelitian dari University of Michigan Health, yaitu Mama dapat meletakkan kain hangat dan basah di atas payudara yang terkena mastitis selama sekitar 15 menit sambil memijatnya. Cobalah ini setidaknya 3 kali sehari karena dapat meningkatkan aliran ASI di payudara Mama.
Menyusui dari payudara Mama yang terkena mastitis tentunya masih aman untuk si Kecil. Jika menyusui dengan payudara yang terkena mastitis terlalu menyakitkan, cobalah menyusui si Kecil dengan payudara yang tidak terkena mastitis terlebih dahulu.
Kemudian, setelah ASI mengalir, Mama dapat mulai menyusui si Kecil dari payudara yang sakit. Jika puting Mama terlalu pecah-pecah dan nyeri untuk menyusui dari payudara tersebut, pijat dan perah dengan tangan atau gunakan pompa ASI untuk mengosongkan payudara.
Cobalah ini setiap kali Mama tidak dapat menyusui. Selain itu, Mama juga dapat untuk mempertimbangkan mendapatkan bantuan dari konsultan laktasi agar dapat menyusui lebih efektif dengan sedikit rasa sakit dan membantu mencegah munculnya mastitis di masa depan.
Pastikan Mama mendapatkan pengobatan untuk mastitis. Menunda pengobatan dapat menyebabkan abses payudara, yang bisa lebih sulit diobati.
Kemudian, untuk pencegahan Mastitis, Mama disarankan untuk tidak menunda atau melewatkan sesi menyusui dan memompa ASI agar terhindarkan dari penumpukan ASI yang dapat menyebabkan mastitis.
Ketika sedang mengalami mastitis, sebaiknya Mama menggunakan pakaian dan bra yang tidak ketat hingga Mama merasa lebih baik.
Apabila mastitis tidak kunjung sembuh selama beberapa waktu, sebaiknya Mama langsung konsultasikan ke dokter ya, Ma.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Mama yang sedang mengalami mastitis ketika menyusui si Kecil! Adakah Mama yang pernah mengalami mastitis? Feel free to share di kolom komentar, ya Ma.
Writer: Anisa Luana
Editor: Mega Pratidina, M. Najib WR.
Sumber:
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15613-mastitis
https://www.webmd.com/women/guide/breast-infection
https://www.uofmhealth.org/health-library/hw98039
https://www.alodokter.com/mastitis-kendala-para-ibu-menyusui