Mama mungkin pernah merasa lelah berkepanjangan meski sudah beristirahat cukup. Bisa jadi, itu bukan sekadar capek biasa — melainkan tanda anemia, yaitu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga bila kadarnya menurun, tubuh Mama akan kekurangan oksigen dan merasa cepat lelah (World Health Organization [WHO], 2023).
Penyebab Umum Anemia
Beberapa faktor yang sering menyebabkan anemia pada ibu menyusui antara lain:
- Kekurangan zat besi – Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Kekurangannya dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, jenis anemia paling umum pada ibu menyusui.
- Kekurangan vitamin B12 dan folat – Kedua vitamin ini berperan penting dalam pembentukan sel darah merah.
- Perdarahan kronis – Misalnya akibat menstruasi berat, luka pascapersalinan, atau gangguan pencernaan.
- Asupan gizi yang tidak seimbang – Pola makan terburu-buru dan tidak beragam saat mengasuh bayi bisa menurunkan asupan nutrisi penting.
Gejala Umum yang Perlu Mama Waspadai
Tanda-tanda anemia sering kali tidak disadari, namun beberapa gejala berikut patut Mama perhatikan:
- Mudah lelah dan lesu meskipun tidak melakukan aktivitas berat
- Wajah dan bibir tampak pucat
- Sering pusing atau berkunang-kunang
- Jantung berdebar cepat atau sesak napas
- Kuku rapuh atau rambut mudah rontok
Jika Mama merasakan dua atau lebih dari gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab pastinya.
Cara Diagnosis Anemia
Diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaan darah sederhana yang dapat dilakukan di laboratorium atau rumah sakit. Beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan antara lain:
- Kadar hemoglobin (Hb)
- Hematokrit (Hct) – mengukur persentase sel darah merah terhadap total volume darah
- Ferritin serum – menggambarkan cadangan zat besi dalam tubuh
- Kadar vitamin B12 dan folat bila dicurigai defisiensi gizi
Dengan hasil ini, dokter akan menentukan jenis anemia dan pengobatan yang tepat untuk Mama.
Komplikasi Bila Tidak Diobati
Anemia yang tidak ditangani bisa berdampak luas, bukan hanya pada kesehatan Mama, tetapi juga kualitas menyusui dan tumbuh kembang bayi. Kekurangan oksigen kronis dapat menurunkan energi, membuat Mama cepat lelah, mudah cemas, dan mengalami penurunan produksi ASI.
Dalam kehamilan berikutnya, anemia juga berisiko menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelahiran prematur (Kementerian Kesehatan RI, 2023). Karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi anemia sejak dini.
FAQ Seputar Anemia pada Ibu Menyusui
1. Kapan harus periksa ke dokter?
Segera lakukan pemeriksaan bila Mama merasa cepat lelah tanpa sebab jelas, sering pusing, atau hasil tes kesehatan menunjukkan Hb di bawah 12 g/dL.
2. Berapa lama Hb bisa kembali normal setelah suplementasi?
Umumnya, kadar Hb meningkat dalam 2–4 minggu setelah mengonsumsi suplemen zat besi secara teratur, namun pemulihan penuh bisa memakan waktu hingga 3 bulan tergantung kondisi tubuh dan pola makan (WHO, 2023).
3. Bolehkah minum suplemen tanpa cek darah?
Tidak disarankan, Mama. Mengonsumsi suplemen tanpa pemeriksaan bisa menyebabkan kelebihan zat besi, yang justru berisiko bagi hati dan sistem pencernaan. Konsultasikan selalu dengan tenaga medis sebelum memulai suplemen.
Baca Juga: Buah Duku Bantu Cegah Anemia Saat Hamil, Benarkah?
Rekomendasi Suplementasi untuk Ibu Menyusui
Menurut WHO (2023), dosis pencegahan anemia pada kehamilan dan menyusui adalah 30–60 mg zat besi elemental dan 400 µg asam folat setiap hari. Namun, untuk pengobatan anemia sedang–berat, dokter mungkin memberikan dosis lebih tinggi sesuai pedoman lokal seperti Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 88 Tahun 2014, yang mengatur pemberian zat besi folat minimal 90 tablet selama kehamilan.
Tips untuk Mama dalam Mengatasi Anemia
- Konsumsi makanan kaya zat besi seperti hati ayam, daging merah, ikan, dan sayuran hijau tua (bayam, kangkung).
- Tambahkan vitamin C dari buah jeruk atau jambu biji untuk membantu penyerapan zat besi.
- Hindari konsumsi teh atau kopi bersamaan dengan makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
- Istirahat cukup dan kelola stres untuk mendukung proses pemulihan tubuh.
- Susui bayi langsung sesering mungkin. Kontak kulit dan hormon oksitosin saat menyusui membantu sirkulasi darah dan mempercepat pemulihan tubuh Mama.
Mama, tubuh yang lemah dan lelah bukan hal yang harus dianggap wajar setelah melahirkan. Kesehatan Mama adalah kunci bagi tumbuh kembang si Kecil, terutama di masa menyusui. Dengan perawatan yang tepat, mulai dari pola makan, suplementasi sesuai anjuran dokter, hingga menyusui langsung, anemia bisa diatasi dan energi Mama akan kembali pulih.
Baca Juga: 7 Makanan Penambah Darah untuk Ibu Menyusui, Anemia Minggat!
Referensi
- World Health Organization. (2023). Guideline: Daily Iron and Folic Acid Supplementation in Pregnant and Lactating Women. Retrieved from https://www.who.int/publications/i/item/9789241550154
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil. Retrieved from https://www.kemkes.go.id/
- Allen, L. H. (2020). Causes of anemia in women and its impact on health. The American Journal of Clinical Nutrition, 112(Suppl 2), 510S–516S. https://doi.org/10.1093/ajcn/nqaa110

