Menghadapi kenyataan harus menjalani kuretase memang bukan hal yang mudah. Ada rasa kehilangan, kekhawatiran, hingga pertanyaan yang belum terjawab. Tapi Mama tidak sendiri. Artikel ini akan membantu Mama memahami apa itu kuret, kenapa harus dilakukan, dan bagaimana Mama bisa pulih secara fisik dan emosional.
Apa Itu Kuret atau Kuretase?
Kuretase atau sering disebut kuret, adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim. Prosedur ini biasanya digunakan sebagai penanganan setelah keguguran, membersihkan sisa plasenta, atau mengambil sampel jaringan untuk diagnosa kondisi tertentu.
Kuret termasuk prosedur minor yang dilakukan oleh dokter kandungan di rumah sakit atau klinik bersalin dengan pengawasan medis ketat.
Kapan Kuret Dibutuhkan? (Indikasi Medis)
Mama mungkin akan dianjurkan menjalani kuret dalam kondisi seperti:
- Missed abortion (keguguran tanpa gejala pendarahan)
- Incomplete abortion (sisa jaringan kehamilan masih tertinggal)
- Sisa plasenta setelah melahirkan
- Perdarahan uterus yang tidak normal
- Biopsi untuk skrining kanker rahim
Mama tidak perlu merasa bersalah. Prosedur ini adalah bagian dari pemulihan kesehatan Mama.
Baca Juga: 8 Tips Pulihkan Diri dari Trauma setelah Keguguran
Persiapan Sebelum Kuret
Sebelum menjalani kuret, dokter akan melakukan:
- Pemeriksaan USG untuk melihat kondisi rahim
- Tes darah dan tekanan darah
- Edukasi terkait prosedur, risiko, dan pemulihan
Tips untuk Mama:
Tanyakan segala hal yang ingin Mama ketahui sebelum prosedur. Catat di notes atau ponsel, agar tidak lupa saat bertemu dokter.
Langkah-Langkah Prosedur Kuret
- Pemberian anestesi (lokal atau umum, tergantung kasus Mama)
- Dokter akan membuka leher rahim secara perlahan
- Mengangkat jaringan di dalam rahim menggunakan alat khusus
- Proses berlangsung sekitar 15–30 menit
Prosedur ini umumnya tidak menyakitkan karena dilakukan dengan anestesi. Namun, Mama mungkin akan merasakan kram setelahnya, mirip seperti saat menstruasi.
Baca Juga: 5 Tanda Keguguran yang Perlu Mama Tahu
Masa Pemulihan Setelah Kuret
Setelah kuret, tubuh Mama butuh waktu untuk pulih. Umumnya:
- Perdarahan ringan bisa berlangsung 3–10 hari
- Kram ringan hingga sedang
- Mama disarankan tidak berhubungan intim atau menggunakan tampon hingga dinyatakan pulih
- Hindari aktivitas berat selama beberapa hari
Berapa lama waktu pemulihan setelah kuret?
Pemulihan fisik biasanya butuh waktu 1–2 minggu. Namun, siklus menstruasi bisa kembali setelah 4–6 minggu.
Tips Mama:
- Konsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin C
- Istirahat cukup
- Bicara dengan orang terdekat atau profesional jika merasa sedih
Risiko dan Komplikasi Kuret
Meski tergolong aman, kuret tetap memiliki risiko seperti:
- Infeksi
- Perforasi rahim (jarang)
- Asherman Syndrome (jaringan parut di rahim, kasus langka)
- Gangguan menstruasi sementara
Konsultasi rutin setelah tindakan sangat disarankan agar pemulihan Mama optimal.
Biaya dan Tempat Pelayanan Kuret
Biaya kuret bervariasi tergantung fasilitas dan kota. Rata-rata:
- Klinik swasta: Rp1–3 juta
- Rumah sakit: Rp2–8 juta
- Dengan BPJS: Gratis jika memenuhi indikasi medis dan rujukan sesuai prosedur
Mama bisa menjalani kuret di fasilitas seperti:
- Rumah sakit ibu dan anak
- Klinik kandungan
- RSUD atau RS swasta dengan layanan kebidanan
Testimoni Mama yang Pernah Menjalani Kuret
“Awalnya aku takut banget, tapi ternyata prosedurnya cepat dan aku ditangani dengan baik. Sekarang aku fokus memperbaiki nutrisi dan menjaga diri. Aku tahu waktuku akan datang lagi.”
– Mama Rina, 29 tahun
Testimoni seperti ini semoga bisa menguatkan Mama bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Banyak Mama berhasil hamil dan menyusui dengan baik setelah kuret.
FAQ: Kuret dan Menyusui
Q: Apakah kuret memengaruhi produksi ASI?
A: Tidak secara langsung. Namun, jika Mama sedang menyusui saat harus menjalani kuret, penting untuk tetap menyusui langsung atau memerah ASI secara rutin agar produksi tetap terjaga.
Highlight:
Jika Mama bersama bayi, tetaplah menyusui secara langsung. Kontak kulit ke kulit membantu menenangkan Mama dan bayi, serta menjaga kestabilan hormon oksitosin yang penting untuk ASI dan pemulihan mental Mama.
Referensi
WHO. (2019). Safe abortion: technical and policy guidance for health systems.
American College of Obstetricians and Gynecologists. (2020). Dilation and Curettage (D&C) https://www.acog.org/womens-health/faqs/dilation-and-curettage
Mayo Clinic. (2023). Dilation and curettage (D&C). https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/dilation-and-curettage/about/pac-20384837
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Pedoman Tatalaksana Keguguran.