fbpx

Pernahkah Mama mendengar tentang endometriosis? Kondisi ini seringkali tak disadari, tapi bisa memengaruhi kualitas hidup perempuan,  termasuk saat merencanakan kehamilan. Supaya Mama lebih paham, yuk kita bahas bersama mulai dari penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya.


Apa Itu Endometriosis?

Endometriosis adalah kondisi saat jaringan yang mirip dengan lapisan dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, atau organ panggul lainnya (World Health Organization, 2023).

Setiap kali Mama mengalami menstruasi, jaringan ini ikut menebal dan luruh, tapi karena letaknya di luar rahim, jaringan tersebut tidak bisa keluar dan akhirnya menimbulkan peradangan, nyeri, bahkan perlengketan organ.


Penyebab Endometriosis

Hingga kini, penyebab pasti endometriosis belum diketahui. Namun, beberapa teori menyebutkan kemungkinan berasal dari:

  • Menstruasi retrograde: darah menstruasi mengalir ke belakang melalui saluran tuba ke rongga panggul.
  • Faktor genetik
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Penyebaran melalui pembuluh darah atau limfa

Faktor Risiko Endometriosis

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Mama mengalami endometriosis antara lain:

  • Usia 25-40 tahun
  • Riwayat keluarga
  • Siklus haid pendek (<27 hari)
  • Menstruasi berat atau lama
  • Tidak pernah hamil

Mitos dan Fakta Endometriosis

Mitos: Endometriosis hanya terjadi saat sudah menikah.
Fakta: Endometriosis bisa terjadi pada remaja hingga dewasa, bahkan sebelum menikah (World Health Organization, 2023).

Mitos: Hamil bisa menyembuhkan endometriosis.
Fakta: Hamil bisa meredakan gejala, tapi tidak menyembuhkan sepenuhnya.


Gejala atau Ciri-Ciri Endometriosis

Mama perlu waspada jika mengalami:

  • Nyeri hebat saat haid
  • Nyeri saat berhubungan intim
  • Nyeri panggul kronis
  • Perut kembung
  • Sulit hamil
  • BAB atau BAK sakit saat menstruasi

Baca Juga: Penyebab Susah Hamil Bisa Jadi Karena 5 Hal Berikut, Mam!


Diagnosis Endometriosis

Endometriosis sulit dideteksi hanya dari gejala. Biasanya dokter akan melakukan:

  • Pemeriksaan panggul
  • USG transvaginal
  • MRI
  • Laparoskopi (operasi kecil untuk melihat langsung kondisi organ)

Stadium Endometriosis

Endometriosis dibagi menjadi 4 stadium:

  1. Minimal: bercak kecil di organ panggul.
  2. Ringan: bercak lebih banyak dan perlengketan ringan.
  3. Sedang: banyak bercak dan kista di ovarium.
  4. Berat: perlengketan organ panggul dan usus, kista besar.

Pengobatan Endometriosis

Pengobatan tergantung tingkat keparahan:

  • Obat pereda nyeri (ibuprofen)
  • Terapi hormonal (pil KB, suntik hormon)
  • Laparoskopi
  • Operasi pengangkatan jaringan

Tips untuk Mama:
Cobalah yoga, kompres hangat, atau relaksasi untuk membantu meredakan nyeri haid.

Baca Juga: Proses Bayi Tabung: Faktor Keberhasilan dan Risikonya


Pencegahan Endometriosis

Meski belum bisa dicegah sepenuhnya, Mama bisa menurunkan risiko dengan:

  • Olahraga rutin
  • Konsumsi makanan kaya omega-3
  • Menghindari stres berlebihan
  • Hindari paparan bahan kimia berbahaya

Komplikasi Endometriosis

Jika tak ditangani, endometriosis bisa menyebabkan:

  • Infertilitas
  • Kista ovarium (endometrioma)
  • Perlengketan organ
  • Risiko kanker ovarium lebih tinggi

Perbedaan Endometriosis dan Kista

EndometriosisKista Ovarium
Jaringan rahim tumbuh di luar rahimBenjolan berisi cairan di ovarium
Nyeri saat haid & berhubungan intimBiasanya tanpa gejala, kecuali pecah
Bisa menyebabkan infertilitasJarang menyebabkan infertilitas

Kapan Harus ke Dokter?

Mama sebaiknya periksa ke dokter jika:

  • Nyeri haid sangat parah hingga mengganggu aktivitas
  • Sulit hamil setelah setahun menikah
  • Nyeri saat berhubungan intim

Jangan abaikan nyeri haid berlebihan, karena itu bisa jadi tanda endometriosis.


Endometriosis memang bisa bikin khawatir, tapi bukan berarti Mama tak bisa hidup nyaman. Kenali gejala sejak dini, lakukan pemeriksaan rutin.


Referensi: