Kenapa ASI Belum Keluar Setelah Beberapa Hari Melahirkan?
Mama, setelah melalui proses persalinan yang luar biasa, mungkin ada rasa khawatir saat menyadari ASI belum juga keluar di hari-hari pertama kelahiran si kecil. Tenang, kondisi ini ternyata normal dan dialami oleh banyak ibu baru. Secara alami, tubuh Mama memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan memproduksi ASI sesuai kebutuhan bayi.
Di hari-hari pertama setelah melahirkan, payudara Mama akan mengeluarkan kolostrum, cairan kental berwarna kekuningan yang kaya antibodi dan nutrisi penting. Namun, volume kolostrum memang sangat sedikit, sekitar 5-7 ml sekali menyusu di hari pertama (UNICEF, 2021). Ini sudah cukup untuk kebutuhan perut bayi yang masih seukuran kelereng, lho, Ma!
Berapa Waktu Normal ASI Keluar Saat Melahirkan?
Secara umum, ASI transisi (peralihan dari kolostrum ke ASI matang) mulai keluar di hari ke-3 sampai ke-5 setelah melahirkan. Nah, setelah itu baru ASI matang mulai diproduksi dalam jumlah lebih banyak, seiring dengan frekuensi bayi menyusu.
Proses keluarnya ASI ini disebut dengan laktogenesis II, dan dipengaruhi oleh penurunan hormon progesteron setelah plasenta keluar. Menurut American Academy of Pediatrics, jika ASI belum keluar lebih dari 5 hari setelah persalinan, Mama sebaiknya berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk mendapatkan bantuan (American Academy of Pediatrics, 2023).
Baca Juga: Hipoplasia: Mengenali dan Mengatasi Tantangan Menyusui
Penyebab ASI Belum Keluar Selepas Melahirkan
Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi keterlambatan keluarnya ASI, antara lain:
- Proses persalinan yang lama atau stres berat
- Operasi caesar
- Masalah kesehatan seperti diabetes atau hipertensi
- Kurangnya stimulasi puting karena bayi jarang menyusu langsung
- Kondisi bayi seperti prematur atau sakit sehingga tidak bisa menyusu efektif
Mama nggak perlu menyalahkan diri sendiri ya — banyak hal bisa diupayakan untuk membantu produksi ASI keluar lebih cepat.
Apa yang Harus Dilakukan Jika ASI Belum Keluar Setelah Melahirkan?
- Susui bayi sesering mungkin
Meski ASI belum keluar banyak, hisapan bayi sangat membantu merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin. - Lakukan skin to skin contact
Dekap bayi di dada Mama tanpa penghalang baju. Kontak kulit ini secara alami merangsang refleks menyusu dan produksi ASI. - Pijat payudara secara lembut
Pijatan bisa membantu merangsang kelenjar ASI agar lebih cepat aktif. - Pastikan posisi dan perlekatan bayi tepat
Hisapan efektif sangat menentukan rangsangan payudara. Jika Mama kesulitan, jangan ragu minta bantuan konselor laktasi. - Perbanyak istirahat dan minum air putih
Stamina Mama sangat penting untuk kelancaran ASI.
Baca Juga: Konselor Laktasi: Apa Itu dan Kenapa Penting untuk Diketahui Ibu Menyusui
Bagaimana Cara Agar ASI Keluar Lebih Cepat Setelah Melahirkan?
Mama bisa mencoba beberapa tips berikut agar ASI keluar lebih cepat:
- Lakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) sesaat setelah lahir
- Susui bayi minimal 8-12 kali sehari
- Kompres hangat payudara sebelum menyusui
- Konsumsi makanan bergizi seimbang yang mendukung produksi ASI
- Hindari stres dan perbanyak dukungan emosional dari orang terdekat
Ingat, setiap Mama punya perjalanan menyusui yang unik. Jangan bandingkan diri dengan orang lain, ya, Ma.
Tips Hangat untuk Mama
- Jangan ragu minta bantuan konselor laktasi
- Fokuskan waktu bonding dengan si kecil
- Jangan terlalu stres soal takaran ASI di awal, kolostrum sedikit tapi manfaatnya luar biasa
- Susui langsung sebisa mungkin saat bersama bayi, karena hisapan bayi adalah kunci utama produksi ASI
Referensi
- American Academy of Pediatrics. (2023). Breastfeeding and the Use of Human Milk. https://publications.aap.org/pediatrics/article/150/1/e2022057988/188571/Breastfeeding-and-the-Use-of-Human-Milk
- UNICEF. (2021). The First Hour of Life: Making the Most of the Critical Window for Breastfeeding. https://www.unicef.org/stories/first-hour-life-making-most-critical-window-breastfeeding
- World Health Organization. (2020). Skin-to-skin contact for newborns. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding