fbpx
obat ranitidine image mamabear

Ranitidine merupakan obat untuk meredakan gejala atau penyakit yang berhubungan dengan produksi asam lambung berlebih. Adakah Mama disini yang memiliki riwayat penyakit asam lambung? Tentunya kondisi ini sangat meresahkan apabila asam lambung kambuh di saat waktu krusial Mama.

Obat ranitidine dapat menangani penyakit seperti, tukak lambung, maag, asam lambung (GERD), dan sindrom Zollinger-Ellison. Jika produksi asam lambung berlebih, maka memicu iritasi atau peradangan pada dinding lambung dan bermasalah pada saluran pencernaan.

Jika hal tersebut dibiarkan, maka penyakit maag akan muncul yang biasanya dimulai dengan gejala seperti, panas pada ulu hati dan tenggorokan. Lalu, apakah obat ini aman dikonsumsi selama masa menyusui? Adakah efek sampingnya untuk Mama dan si Kecil? Ikuti terus artikel ini ya, Ma!

Apa itu Obat Ranitidine?

Dilansir dari Alodokter, obat ranitidine termasuk dalam jenis antagonis H2 bersama dengan cimetidine, famotidine, nizatidine, dan ranitidine. Berikut rincian dari obat ranitidine:

GolonganAntagonis H2 atau histamine-2 blocker
KategoriObat resep
ManfaatMenurunkan produksi asam lambung yang berlebih
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Ranitidine untuk Ibu hamil dan menyusui Berdasarkan American Journal of Epidemiology, penggunaan ranitidine pada Ibu hamil tidak ditemukan hubungan antara paparan obat dengan kelahiran prematur maupun risiko teratogenik.
Ranitidine dapat terserap ke dalam ASI. Ada baiknya sebelum mengonsumsi obat ini, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapat resep yang dianjurkan. Apalagi ketika Mama sedang menyusui Si Kecil, harus lebih aware terkait obat keras ini.
Bentuk obatTablet, kaplet, sirup, cairan suntik

Efek Samping Obat Ranitidine

obat ranitidine image mamabear

Dilansir dari Alodokter, efek samping yang muncul setelah mengonsumsi Ranitidine yaitu:

  • Sakit kepala
  • Sembelit
  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut

Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut semakin memberat. Lalu, jika Mama sampai mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius juga segera untuk menemui dokter. Efek samping yang parah, seperti:

  • Penglihatan buram
  • Perubahan suasana hati yang drastis
  • Halusinasi
  • Mudah memar atau berdarah
  • Payudara membesar (terutama pada laki-laki)
  • Kelelahan yang tidak biasa
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Nyeri perut parah
  • Urine berwarna gelap
  • Penyakit kuning
  • Gejala infeksi, antara lain sakit tenggorokan, demam, atau menggigil

Efek Obat Ranitidine untuk Laktasi dan ASI

Menurut penelitian pada Pubmed Journal, Histamine-2 blocker diketahui dapat merangsang sekresi prolaktin. Selain itu, obat ini dapat disekresikan ke dalam ASI. Tidak ada data tentang galactorrhea atau efek samping dalam menyusui. Namun, tetap dikonsumsi sesuai rekomendasi dokter.

Ranitidine dalam dosis lebih dari 100 mg atau selama penggunaan oral jangka panjang telah meningkatkan prolaktin serum dalam beberapa penelitian seperti pada Pubmed Journal. Tingkat prolaktin pada ibu dengan laktasi yang cukup mungkin tidak mempengaruhi kemampuannya untuk menyusui.

Efek Obat Ranitidine untuk Si Kecil yang Disusui

obat ranitidine image mamabear

Dilansir dari Pubmed Journal, untuk si Kecil dengan usia 54 hari yang disusui tidak ditemukan memiliki efek samping yang dapat diamati. Hal ini dibuktikan pada Mama yang mengonsumsi Ranitidine 150 mg setiap 12 jam selama 2 hari.

Peringatan Sebelum Menggunakan Ranitidine

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Mama miliki;
  • Beri tahu dokter jika Mama sedang menderita porfiria, fenilketonuria, diabetes, gangguan sistem imun, gangguan ginjal, gangguan hati, penyakit lain pada lambung, atau gangguan pernapasan, seperti asma atau PPOK;
  • Beri tahu dokter jika Mama sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu;
  • Beri tahu dokter jika Mama sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan;
  • Hindari mengonsumsi alkohol selama dalam pengobatan dengan ranitidine;
  • Segera temui dokter jika Mama mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi ranitidine.

Dosis dan Aturan Pakai Ranitidine

obat ranitidine image mamabear
  • Kondisi: Tukak lambung dan ulkus duodenum ringan
    • Konsumsi 300 mg 1 kali sehari sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, setidaknya selama 4 minggu.  Untuk dosis pemeliharaan, 150 mg sekali sehari sebelum tidur.
  • Kondisi: Produksi asam lambung berlebih
    • 150 mg 2–3 kali sehari, maksimal 6.000 mg per hari
  • Kondisi: Penyakit asam lambung atau GERD
    • 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari sebelum tidur, selama 8 minggu atau dapat diperpanjang hingga 12 minggu jika perlu.
  • Kondisi: GERD yang disertai radang kerongkongan (esofagitis)
    • 150 mg 4 kali sehari, selama 12 minggu. Dosis pemeliharaan 150 mg 2 kali sehari.

Pemberian Ranitidine pada Ibu Menyusui

Pemberian 150 mg ranitidin oral dosis tunggal, kadar rata-rata ranitidin pada ASI ditemukan sebesar 1,42 mg/L setelah 4 jam pemberian dan 1,02 mg/L setelah 8 jam pemberian. Kadar ini sebetulnya cukup kecil dan diduga tidak memberi efek bermakna pada si Kecil yang menyusu. 

Meski demikian, masih terdapat kontra karena ranitidin diketahui mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA). Menurut buku Drugs and Lactation Database, NDMA pada ranitidine bersifat karsinogenik, sehingga pemberian pada Ibu menyusui tidak direkomendasikan.

Tips Aman Atasi Asam Lambung 

Untuk kurangi efek dari ranitidine, Mama bisa lho konsumsi obat lain dengan minim efek samping. Contohnya obat golongan antasida, karena obat ini tidak menyebabkan efek samping yang membahayakan pada Mama dan si Kecil. Namun dianjurkan ada saran dari dokter, ya Ma!

Hmm.. kenapa harus obat atau pil, ya? Emang nggak ada yaa cara alami untuk meredakan gejala asam lambung atau maag? Ada kok Ma, berikut tipsnya:

  1. Hindari makanan pedas, terlalu asam, dan mengandung gas. Biasanya pada kol, sawi, dan minuman bersoda
  2. Hindari konsumsi teh atau kopi, atau makanan yang mengandung kafein
  3. Hindari pola makan yang sering tetapi jumlahnya sedikit
  4. Jangan sampe terlambat makan
  5. Diet makanan sehat, seperti sayur dan buah, karbohidrat, lemak yang sehat
  6. Kurangi stres Mama dengan mengalihkan ke kegiatan lain yang menyenangkan

Gimana Ma, sekarang sudah paham yaa jika obat ranitidine itu tidak sepenuhnya berdampak negatif pada Mama dan si kecil. Namun, tetap sesuai arahan dokter untuk berikan dosis yang tepat. Semoga Mama sehat selalu dan dijauhkan dari penyakit selama momen mengASIhi ini!

Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Sources:

Antagonis H2 – Manfaat, dosis dan efek samping – Alodokter

Use of Cimetidine, Omeprazole, and Ranitidine in Pregnant Women and Pregnancy Outcomes | American Journal of Epidemiology | Oxford Academic

Ranitidin – Manfaat, dosis dan efek samping – Alodokter.

Histaminergic regulation of prolactin secretion

Effects of the H2 receptor antagonist ranitidine on anterior pituitary hormone secretion in man

Ranitidine – Drugs and Lactation Database (LactMed®) – NCBI Bookshelf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *