Sebagian Ibu menyusui mengonsumsi susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium selama menyusui. Tapi, sayangnya ada beberapa bayi alergi susu sapi.
Apakah benar sesuatu yang dikonsumsi Mama bisa berpengaruh ke ASI? Lalu, apa yang harus Mama lakukan jika si Kecil menunjukkan gejala alergi susu? Simak informasi lengkapnya berikut ini, yuk!
Alergi Susu pada Bayi
Alergi susu merupakan tipe alergi yang paling umum ditemui pada bayi dan anak-anak, biasanya mulai berkembang pada usia 1 tahun dan akan mereda secara perlahan saat usianya menginjak 5 tahun.
Menurut dr. Caessar Pronocitro M.Sc Sp.A., dokter spesialis anak RS. Pondok Indah, alergi susu dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Bayi dengan keluarga yang memiliki riwayat alergi akan berpotensi lebih tinggi untuk mengalami alergi yang sama.
Penyebab Bayi Alergi Susu Sapi
ASI memiliki kandungan laktosa dan protein yang mudah dicerna dalam tubuh bayi, sedangkan pada susu sapi, terdapat kandungan protein dan laktosa dengan jumlah, serta ukuran yang lebih besar.
Jika Mama mengonsumsi susu, maka komponen protein berukuran besar pada susu akan masuk secara utuh ke dalam kandungan ASI yang diproduksi oleh tubuh Mama.
Hal itulah yang bisa menyebabkan bayi menjadi lebih sensitif. Maka dari itu, selama masa menyusui, Mama dianjurkan untuk menghindari konsumsi susu dan produk olahannya dari menu makanan Mama.
Gejala Bayi Alergi Susu Sapi
Saat mengalami alergi, gejala yang paling umum dirasakan adalah terjadinya gangguan pada sistem pencernaan. Selain masalah pencernaan, inilah ini tanda-tanda bayi terkena alergi susu lainnya, antara lain:
- Konstipasi;
- Diare;
- Feses berdarah;
- Ruam merah pada kulit;
- Pembengkakan ;
- Muntah;
- Pernafasan tersumbat;
Protein dalam susu sapi dapat menyebabkan pembentukan gas di perut bayi sehingga ia akan merasa nyeri, diare, dan bahkan muntah.
Baca juga: Alergi pada Bayi: Jenis, Penyebab, dan Cara Menangani
Apa yang Harus Dilakukan saat Bayi Alergi Susu?
Jika si Kecil menunjukkan reaksi bayi alergi susu sapi, Mama sebaiknya coba menghilangkan susu dan produk olahannya (seperti keju, yoghurt, es krim) dari menu makanan Mama.
Protein susu sapi memerlukan waktu hingga 21 hari untuk sepenuhnya meninggalkan sistem tubuh. Oleh karena itu, Mama perlu menunggu selama 2-3 minggu agar hasil pengamatan terhadap reaksi tubuh bayi lebih optimal.
Tetapi, jika si Kecil tidak menunjukkan perubahan kondisi menjadi lebih baik, maka mungkin penyebabnya bukan dari susu, Ma… Coba eliminasi bahan makanan lainnya yang sempat Mama konsumsi secara bertahap untuk mencari penyebab alergi sebenarnya.
Umumnya, semakin bertambahnya usia, tingkat sensitivitas bayi juga akan berkurang. Jadi, Mama yang menghentikan konsumsi susu selama masa menyusui, dapat kembali mengenalkan dan memasukkan susu ke dalam menu makanan ketika si Kecil sudah berhenti menyusu dan beranjak besar.
Bagaimana Prosedur Identifikasi Alergi Susu pada Bayi?
Saat bayi menunjukkan gejala alergi, Mama perlu segera memeriksakannya pada dokter dan meminta penjelasan secara rinci apa yang terjadi dengan si Kecil. Ada baiknya Mama membuat catatan atau jurnal makanan dan waktu munculnya gejala secara rutin, serta memberikan informasi riwayat alergi keluarga.
Semakin banyak informasi pendukung yang diberikan oleh Mama, maka akan semakin mempermudah dokter untuk mendiagnosis penyebab timbulnya reaksi pada si Kecil. Dokter dapat melakukan berbagai tes untuk mencari alergi susu, termasuk tes tusukan kulit atau tes darah.
Namun, cara paling umum untuk menguji alergi susu pada bayi yang hanya disusui adalah dengan menghilangkan susu sapi dari diet Mama, bersama dengan makanan susu umum seperti keju, yogurt, dan mentega, untuk melihat apakah itu membuat perbedaan dalam gejala alergi si Kecil.
Baca juga: Muncul Reaksi saat Menyusu, Benarkah Bayi Bisa Alergi ASI?
Mengatasi dengan Menu Makanan Bebas Susu
Saat Mama telah menemukan bahwa bayi alergi susu sapi, maka sebaiknya Mama menghindari konsumsi susu. Tenang Ma, ada banyak alternatif pengganti susu dan produk-produk turunannya. Cari produk dengan label yang bertuliskan bebas susu (dairy-free) saat berbelanja bahan makanan.
Ingatlah bahwa susu dapat ditemukan dalam banyak produk yang berbeda, termasuk sup, saus salad, dan produk panggang. Maka dari itu, benar-benar pastikan tiap komposisi dari menu yang Mama konsumsi, yaa….
Selain itu, Mama perlu berhati-hati agar mengonsumsi cukup kalsium dari sumber-sumber non-susu untuk memenuhi kebutuhan gizi Mama dan si Kecil.
Itulah beberapa informasi seputar bayi alergi susu sapi. Jadi, tidak perlu khawatir ya, Ma… Mama tetap bisa terus memberikan ASI pada si Kecil sambil menghindari bahan-bahan makanan yang berpotensi memicu timbulnya alergi.
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Infant Milk Allergy in Breastfeeding Babies. URL: https://www.verywellfamily.com/breastfeeding-and-infant-milk-allergies-4064997#toc-what-is-a-milk-protein-allergy (diakses 13/10/2023)
2. Milk allergy. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/milk-allergy/symptoms-causes/syc-20375101 (diakses 12/10/2023)
3. CMPI – Cow’s Milk Protein Intolerance. URL: https://llli.org/breastfeeding-info/cmpi/ (diakses 12/10/2023)