Source : Stanford Medicine
Tahukah Mama bahwa kelainan tongue tie pada bayi dapat mempengaruhi proses menyusui dan tahap perkembangannya? Kelainan tongue tie ini memungkinkan bayi untuk mengalami kesulitan makan ketika MPASI dan kemampuan berbicaranya terhambat. Tongue tie pada bayi adalah suatu kondisi yang terjadi ketika membran tipis di bawah lidah yang disebut lingual frenulum berukuran lebih pendek dari ukuran normal sehingga membatasi pergerakan lidah. Pada beberapa kasus yang lebih berat, frenulum berlekatan pada ujung lidah sehingga mengakibatkan lidah tidak bisa keluar melewati gusi. Lidah tampak berbentuk seperti hati ketika bayi menangis atau berusaha mengeluarkannya. Dilansir dari Chrochane Library, Tongue tie ini dapat dialami oleh 4 – 11% bayi yang baru lahir.
Baca juga: Lip Tie pada Bayi, Tidak Perlu Panik, Berikut Penjelasannya!
Lantas, apa saja gejala yang ditunjukkan oleh bayi yang mengalami tongue tie? Apakah tongue tie pada bayi ini berdampak pada kegiatan menyusui bayi? Bagaimanakah penanganannya? Mari simak penjelasan di bawah ini untuk temukan jawabannya!
Tanda – Tanda Tongue Tie pada Bayi
Source : Mama Mend
Pada kasus tongue tie berat, Mama dapat melihat langsung bentuk lidah si kecil saat menangis atau menguap. Menurut National Health Services UK, adapun tanda – tanda tongue tie pada bayi lainnya, antara lain :
1. Lidah bayi tidak dapat diangkat atau digerakkan ke kanan dan kiri;
2. Lidah berbentuk hati ketika dijulurkan;
3. Mengalami kesulitan menyusu secara langsung maupun melalui botol;
4. Bayi menyusu dalam waktu lama, namun tidak merasa puas;
5. Bayi tidak mau menyusu;
6. Terdapat bunyi decakan saat bayi menyusu.
Efek Tongue Tie pada Bayi
Lidah bayi sangat berperan dalam proses menyusui, yaitu untuk melakukan pelekatan menyusui pada payudara Mama. Bayi menjulurkan lidahnya untuk memasukkan puting dan areola Mama ke dalam mulut, serta menghisap ASI secara lebih optimal. Bayi yang mengalami tongue tie dapat mengalami kesulitan dalam melakukan pelekatan menyusui yang baik karena tidak dapat menjulurkan lidah dan membuka lebar mulutnya. Hal ini dapat menyebabkan proses menyusui menjadi kurang efektif dan kebutuhan ASI pada bayi tidak tercukupi, sehingga menghambat kenaikan berat badan dan pertumbuhan si kecil. Menurut Pediatrics & Child Health, tongue tie pada bayi dapat menyebabkan penolakan menyusui, bayi mudah marah, kesulitan tidur, dan bayi kerap menangis.
Selain itu, dilansir dari Orofacial Myology Health, kelainan tongue tie pada bayi ini dapat mempengaruhi perkembangan bayi, antara lain kesulitan menelan makanan dan kemampuan bicaranya terganggu. Pada beberapa kasus, tongue tie memang tidak berdampak signifikan bagi kemampuan bicara si kecil, namun sebaliknya, banyak anak yang mungkin memiliki artikulasi yang kurang tepat saat melafalkan beberapa huruf. Apabila hingga anak berusia 3 tahun, namun kemampuan berbicaranya masih terhambat, maka sebaiknya segera dilakukan tindakan frenotomy oleh tenaga medis. Tongue tie pada bayi juga dapat menyebabkan permasalahan pada gigi, seperti gigi berlubang, gigi bawah yang renggang, dan penyakit gusi.
Efek Tongue Tie pada Mama
Source : Made for Mums
Tidak hanya pada bayi, ternyata tongue tie ini juga dapat berdampak pada Mama, lho.. Berikut ini adalah beberapa efek tongue tie yang dapat terjadi pada Mama:
- Produksi ASI Mama berkurang karena bayi tidak melakukan pelekatan menyusui dengan baik
Pelekatan menyusui yang kurang tepat menyebabkan pengeluaran ASI tidak optimal, sehingga tubuh mengira bahwa permintaan ASI memang sedikit dan akhirnya menurunkan jumlah produksi ASI nya.
- Terasa sakit ketika menyusui
- Menyapih dini, hal ini dapat disebabkan karena rasa nyeri pada puting, suplai ASI yang sedikit dan tidak mencukupi, serta bayi yang selalu rewel akibat kelaparan
- Masalah payudara, seperti puting Mama terasa nyeri dan pecah – pecah, penyumbatan saluran susum dan pembengkakan payudara akibat proses menyusu tidak efektif, sehingga berisiko mastitis
- Mengalami tekanan emosional. Mama yang mengalami kesulitan dalam menyusui kerap merasa frustasi dan kehilangan kepercayaan diri
Cara Menangani Tongue Tie pada Bayi
Tidak semua bayi yang mengalami tongue tie membutuhkan penanganan khusus, semua bergantung pada tingkat keparahan kasusnya. Jika penanganan dibutuhkan, hal yang harus Mama lakukan adalah menghubungi dokter untuk berkonsultasi dan melakukan diagnosis lebih lanjut.
1. Frenotomy
Source : Mayo Clinic
Prosedur frenotomy disarankan apabila si kecil mengalami kesulitan saat menyusu. Dilansir dari Very Well Family, prosedur medis yang umumnya dilakukan adalah frenotomy atau frenulotomy, yakni operasi kecil berupa pemotongan frenulum di bawah lidah bayi sehingga memungkinkan lidah untuk bergerak lebih leluasa. Tindakan ini biasanya tidak membutuhkan anestesi dan jahitan, serta dapat pulih dalam hitungan hari. Setelah tindakan ini selesai, Mama dapat langsung menyusui si kecil untuk membantu memulihkan kondisi bayi dan menyembuhkan perdarahan yang mungkin terjadi.
Meskipun sangat jarang terjadi, prosedur frenotomy juga memiliki risiko efek samping, seperti rasa sakit, pendarahan, dan infeksi. Oleh karena itu, prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga medis yang telah terkualifikasi di bidangnya.
2. Penggunaan Pelindung Puting (Nipple Shield)
Source : Mum’s Grapevine
Jika bayi mengalami tongue tie, namun tidak merasakan kesulitan menyusu dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada payudara Mama ketika menyusui, prosedur frenotomy biasanya tidak diperlukan. Mama dapat tetap menyusui si kecil dengan catatan selalu memperhatikan kecukupan ASI-nya. Mama sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dan konsultan laktasi mengenai penggunaan pelindung puting ketika menyusui. Pelindung puting dapat membantu bayi dalam melakukan pelekatan menyusui. Penting untuk Mama menggunakan pelindung puting dengan ukuran dan cara yang tepat agar dapat bekerja efektif. Selain itu, posisi menyusui yang benar juga mempengaruhi keberhasilan menyusui si kecil.
3. Pompa ASI
Apabila payudara Mama terasa nyeri dan terlalu sakit untuk menyusui, Mama perlu memberi waktu untuk pulih. Selama masa pemulihan, tidak menutup kemungkinan bahwa Mama juga harus memompa dan memberikan ASI perah lewat media lain untuk memenuhi kebutuhan ASI si kecil. Apabila si kecil mengalami kesulitan menyusui dan Mama menemukan gejala tongue tie pada bayi, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat. Konsultasikan pula terkait pertumbuhan dan perkembangan berat badan si kecil untuk memastikan bahwa asupan nutrisinya tercukupi.
Nah, itu dia informasi mengenai efek tongue tie pada bayi dan cara penanganannya. Semoga dapat bermanfaat bagi Mama yang sedang menyusui si kecil hati, ya!
Writer: Khoirunnisa Purwamita
Editor: Mega Pratidina
Sources :
Frenotomy for Tongue-Tie in Newborn Infants (journalslibrary.nihr.ac.uk)
Ankyloglossia and Breastfeeding (academic.oup.com)
The ins and outs of tongue tie (omhealth.com.au)
Tongue-Tie | Breastfeeding Challenges (nhs.uk)
Breastfeeding a Tongue-Tied Baby (verywellfamily.com)