fbpx
Source :Forbes 

Saat pumping, Mama perlu memperhatikan media penyimpanan ASI perah yang akan digunakan. Media penyimpanan ASI perah ada 2, yaitu jenis Botol ASI dan kantong ASI. Keduanya sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri.

Sebagian Mama memilih menggunakan botol ASI karena dapat dipakai berulang, lebih aman, minim sampah dan bebas bocor. Lalu, apa saja jenis botol ASI yang bisa Mama gunakan dan aman disimpan di dalam cooler bag? Yuk, cari tahu!

Jenis Botol ASI untuk Menyimpan ASI Perah

Ini dia beberapa jenis botol ASI yang bisa Mama gunakan, diantaranya:

1. Botol Berbahan Plastik

Pada umumnya, plastik tertentu mengandung Bisphenol A (BPA) sebagai bahan pembuatannya. BPA ini cukup berbahaya apabila meresap ke dalam makanan atau minuman karena dapat menyebabkan  gangguan hormon dan sistem tubuh.

Mama perlu memastikan bahwa jenis botol ASI plastik yang digunakan tidak mengandung BPA (BPA-free). Tenang saja, Ma, botol ASI dari berbagai macam brand di pasaran sudah terverifikasi BPA-free.

Kelebihan:

  • Harganya relatif terjangkau;
  • Tidak mudah pecah, ringan, serta efektif dan efisien untuk dibawa.

Kekurangan:

  • Jangka waktu penggunaannya lebih singkat. Rata-rata penggunaan jenis botol ASI plastik ini adalah 6 bulan;
  • Tidak tahan pada suhu yang terlalu panas. Saat melakukan sterilisasi perlu diperhatikan batas maksimum daya tahan terhadap panas.

2. Botol Berbahan Kaca

Kelebihan:

  • Tidak mengandung bahan kimia yang berisiko tercampur dalam ASI;
  • Jangka waktu penggunaannya lama;
  • Tidak merubah rasa ASI;
  • Mudah dibersihkan sehingga minim bau;
  • Mudah disterilkan karena lebih tahan pada suhu panas.

Kekurangan:

  • Mudah pecah;
  • Lebih berat sehingga kurang efisien untuk dibawa bepergian.

Meski begitu, banyak Mama lebih menyukai menggunakan botol ASI kaca untuk alasan tertentu.

Baca juga: 5 Tips Memilih Cooler Bag ASI yang Tepat

Botol ASI yang terbuat dari kaca inipun terdiri dari berbagai jenis, antara lain :

1. Botol tutup karet

urce : BukaLapak

Botol kaca tutup karet memiliki kapasitas ukuran yang beragam, mulai dari 50 mL, 100 mL, hingga 250 mL. Namun, pada ukuran yang paling umum digunakan adalah botol berkapasitas standar 100 mL dengan kapasitas maksimal 120 mL.

Tutup botolnya terbuat dari karet silikon yang telah teruji food grade sehingga aman untuk menyimpan ASI. Botol tutup karet berukuran tinggi 10 cm dengan diameter pantat dan leher botol berturut – turut 4,5 cm dan 3 cm. 

Kelebihan:

  • Keunggulan botol tutup karet, antara lain bentuk botol menarik dan mudah disimpan;
  • Ukurannya pas sesuai kapasitas hasil perahan ASI Mama;
  • Mudah dibersihkan;
  • Tutupnya terbuat dari bahan karet yang kedap udara. 

Kekurangan:

  • Tutup karet rentan meletup dan terbuka ketika ASI dibekukan. Cara mengatasinya yaitu dengan mengisi botol ASI tidak terlalu penuh (biasanya disarankan 90ml / 10 ml lebih sedikit dari batas penyimpanan ASI) dan memastikan bahwa tutup karet dalam kondisi kering sebelum dipasangkan pada botol agar tidak mudah terlepas.
  • Botol tutup karet tidak dapat dipasangkan langsung pada alat pompa ASI. 

2. Botol UC

Source : BigGo

Botol kaca UC memiliki kapasitas 120 mL dengan tinggi botol 13 cm dan lehernya berdiameter 2 cm. Botol ini dilengkapi 2 jenis penutup, yakni tutup pop dan ulir yang terbuat dari bahan plastik BPA-free. 

Kelebihan:

  • Kapasitasnya sesuai dengan hasil perahan ASI Mama yang umumnya berjumlah 120 – 150 mL;
  • Penutupnya ganda serta lebih rapat sehingga tidak mudah bocor.

Kekurangan:

  • Botol UC tidak dapat dipasangkan langsung pada pompa ASI, sehingga Mama harus memindahkannya terlebih dahulu setelah memompa;
  • Botol UC memiliki pantat botol yang tipis sehingga rentan pecah apabila dipanaskan langsung dalam bottle warmer;
  • Leher botol yang kecil membuat botol ini sulit untuk dibersihkan.

3. Botol wideneck

ource : SKS Bottle &packaging

Sesuai namanya, botol wideneck memiliki leher botol yang besar. Botol ini tersedia dalam berbagai ukuran, antara lain 100 mL, 150 mL, 200 mL, 250 mL, hingga 300 mL. Pada botol wideneck standar berkapasitas 150 mL, botolnya memiliki tinggi 10 cm dengan diameter 5,3 cm.

Botol ini umumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan selai. Botol wideneck dilengkapi dengan tutup ulir dari bahan plastik atau aluminium. 

Kelebihan:

  • Mudah diisi dan dibersihkan;
  • Ukuran diameter botol bagian atas dan bawah sama besar sehingga botol dapat ditumpuk dan memudahkan penyimpanannya. 

Kekurangan:

  • Ukurannya yang lebar membuat botol ini terasa kurang praktis dan membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar;
  • Tutup botol wideneck ini juga kurang rapat sehingga rentan mengalami kebocoran.

Bila Mama ingin memilih botol ini sebagai media penyimpanan ASI perah dan membawanya bepergian dalam cooler bag, maka Mama bisa menambahkan plastik di atas mulut botol, sebelum memasang tutup botolnya. Ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan bocor.

4. Botol susu tinggi 

Source : Modern Packagers

Botol susu tinggi memiliki kapasitas sebesar 300 mL dengan ukuran tinggi 15 cm dan diameter 6 cm. 

Kelebihan:

  • Botol susu tinggi yaitu tampilan botolnya cantik dan menarik;
  • Terbuat dari bahan kaca tebal sehingga tahan panas ketika dimasukkan dalam bottle warmer;
  • Ukurannya besar sehingga dapat menampung lebih banyak ASI. 

Kekurangan:

  • Kapasitas botol yang besar ini menyebabkan penyajiannya kurang efektif karena tidak dapat dihabiskan dalam sekali minum;
  • Ukuran botol yang besar memerlukan ruang penyimpanan yang besar pula. 

3. Botol Pitcher

Source : Dr. Brown’s

Salah satu metode penyimpanan ASI adalah metode pitcher. Caranya dengan mengumpulkan ASI perah dari hasil beberapa sesi pumping dalam kurun waktu sehari dan memasukkannya ke dalam suatu wadah besar. Kemudian, hasil perahan ASI tersebut dipersiapkan untuk dikonsumsi keesokan harinya.

ASI dalam botol pitcher ini nantinya dituangkan dalam botol kecil sesuai kebutuhan dan jadwal menyusu si Kecil. Apabila ASI dalam botol pitcher masih tersisa, Mama dapat memindahkannya dalam kantung ASI untuk disimpan kembali. 

Kelebihan:

  • Penyajian dan penyimpanan ASI menjadi lebih sistematis sehingga menghindari ASI perah yang kadaluwarsa karena terlalu lama disimpan;
  • Menghemat ruang penyimpanan.
  • Mempermudah proses transfer ASI ke dalam botol saji;
  • Menghemat waktu dan tenaga dalam mempersiapkan ASI;
  • Memudahkan Mama untuk mengambil lemak baik yang tertinggal tersebut dengan cara mengaduknya perlahan sebelum dituangkan ke media penyajian ASI. Dilansir dari Motherly, beberapa senyawa lemak baik kerap menempel di dinding wadah ketika Mama berusaha untuk memindahkan ASI ke dalam botol saji.

Kelemahan

  • Tutupnya yang kurang rapat dan ukuran yang besar menyebabkan botol ini rentan tumpah;
  • Tidak bisa dimasukkan dalam cooler bag, sehingga kurang efektif dibawa bepergian;
  • Proses sterilisasi botol pitcher kurang praktis karena ukurannya yang cukup besar. Sebaiknya gunakan botol pitcher ini untuk penyimpanan ASI selama berada di rumah.

Setelah mendapatkan informasi mengenai jenis botol ASI di atas, Mama jadi tertarik menggunakan jenis botol ASI yang mana nih, Ma?

Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Sources:

1. AAP Just Quietly Changed Breast Milk Storage Guidelines and Moms Everywhere are Rejoicing. URL: https://www.mother.ly/baby/aap-new-breast-milk-storage-guidelines/ (diakses 22/10/2023)

2. The “Pitcher Method”: Storing Breast Milk in a Pitcher. URL: https://exclusivepumping.com/storing-breast-milk-in-a-pitcher/ (diakses 22/10/2023)

2 thoughts on “3 Jenis Botol ASI untuk Menyimpan ASI Perah, Mama Pilih Mana?

    • admin says:

      Boleh Maa, untuk metode pitcher bisa membekukan ASI sebelum ASIP 24 jam bisa dipindah ke kantong ASI lalu didiamkan di chiller 2-3 jam
      Baru Mama bisa pindah kan ke freezer 🤗-K-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *